Mohon tunggu...
windy lestari
windy lestari Mohon Tunggu... -

Halo Saya Windy NRP _______018. Saya merupakan salah satu mahasiswa yang sekarang sedang belajar di ITS jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ayo Putus Rantai Kemiskinan Nelayan!

7 Desember 2015   09:50 Diperbarui: 7 Desember 2015   10:22 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Negara maritim merupakan salah satu julukan yang diberikan dunia kepada Indonesia. Julukan ini sangatlah pantas diberikan, karena seperti yang diketahui bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia di mana luas perairannya mengalahkan luas daratan.

Dengan perairan yang mencapai 2/3 luas wilayah keseluruhan, maka tak heran 2,2 persen kepala rumah tangga di Indonesia berprofesi sebagai nelayan (Survei Sosial dan Ekonomi Nasional 2013­). Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya bergantung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di pinggir pantai (Mulyadi, 2005).

Nelayan Indonesia seharusnya bisa hidup makmur karena Indonesia memiliki banyak sekali kekayaan hasil laut. Tapi kenyataan tidak berbicara demikian, karena faktanya di Indonesia nelayan merupakan profesi yang identik dengan kemiskinan. Kenapa? karena berdasarkan data BPS tahun 2011 tercatat bahwa jumlah nelayan miskin di Indonesia mencapai 7,87 juta atau sekitar 25,14 persen dari total penduduk miskin nasional yang mencapai 31,02 juta orang. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa nelayan merupakan penyumbang kemiskinan yang cukup signifikan di Indonesia.

Banyak faktor yang menyebabkan kemiskinan pada nelayan salah satunya antara lain disebabkan oleh pendapatan nelayan yang rendah. Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya pendapatan nelayan tersebut diantaranya:

1. Ikan yang di dapatkan hanya sedikit.

Hal ini dikarenakan kapal dan alat tangkap nelayan masih sangat tradisional yang menyebabkan nelayan tidak bisa mencari ikan sampai ke tengah laut sehingga potensi laut yang melimpah belum dapat dimaksimalkan. Selain itu, tercemarnya air laut oleh limbah industri juga menjadi penyebab sedikitnya hasil tangkapan nelayan. Karena limbah industri yang dibuang ke laut dapat menyebabkan banyak ikan yang mati.

2.  Ketergantungan nelayan pada cuaca

Tidak seperti profesi lain yang tidak begitu terpengaruh dengan keadaan cuaca, aktifitas nelayan sangat bergantung pada cuaca. Jika keadaan cuaca sangat buruk seperti ombak besar atau angin kencang, nelayan tidak akan bisa pergi melaut untuk mencari ikan. Ketika nelayan tidak bisa melaut karena cuaca buruk, otomatis nelayan tidak mendapatkan penghasilan, padahal untuk kebutuhan hidup sehari-hari tetap harus dipenuhi. Akibatnya, nelayan akan meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ke tengkulak dan sebagai gantinya ketika nelayan sudah mendapatkan ikan tengkulak bisa membeli ikan dengan harga yang mereka inginkan. Hal tersebut tentunya berdampak besar pada penghasilan nelayan

3. Harga ikan yang dijual dibawah harga pasaran

Tidak semua daerah pesisir memiliki Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Hal tersebut membuat para nelayan terpaksa untuk menjual hasil tangkapan mereka kepada tengkulak dengan harga yang jauh di bawah harga pasaran.

4. Masyarakat Indonesia banyak yang tidak gemar makan ikan

Tingkat konsumsi ikan nasional pada tahun 2014 adalah 28 kg sangat berbeda jauh dengan konsumsi rata-rata per kapita per tahun di Singapura yang mencapai 70 kg, Taiwan 65 kg, Korea Selatan 60 kg dan yang terlihat lebih tinggi lagi yakni di Hongkong dengan konsumsi ikan per kapita per tahun mencapai 80 kg. Dibanding negara lain, tingkat konsumsi ikan di Indonesia masih rendah. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh kurang gemarnya masyarakat Indonesia dalam mengonsumsi ikan.

Dari faktor- faktor di atas yang menyebabkan rendahnya pendapatan nelayan, dapat diambil beberapa solusi diantaranya:

1. Buat kelompok nelayan

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa tidak semua daerah pesisir memiliki tempat pelelangan ikan hal itu membuat nelayan terpaksa menjual ikanya ke tengkulak. Padahal jika di jual ke tengkulak harga ikan akan jauh lebih rendah dari harga aslinya. Maka dari itu pentingnya membuat kelompok nelayan. Jadi para nelayan mengumpulkan hasil ikan yang telah mereka tangkap, selanjutnya mereka jual bersama ke pasar. Mengapa perlu dibuat kelompok nelayan? Karena agar mereka bisa menekan biaya transportasi untuk menjual ikan di pasar. Dengan dijualnya ikan di pasaran harga ikan akan lebih tinggi bahkan lebih tinggi dua kali lipat dari harga jual ikan di tengkulak hal ini dapat meningkatkan pendapatan nelayan.

2. Buat koperasi simpan pinjam untuk nelayan

Tujuan dari koperasi simpan pinjam ini adalah memberikan pinjaman pada saat nelayan tidak mempunyai penghasilan diakibatkan tidak bisa melaut. Nelayan tidak perlu lagi meminjam uang ke tengkulak tapi nelayan bisa meminjam uang di koperasi simpan pinjam tersebut dengan bunga yang rendah.

3. Mengolah ikan dalam bentuk yang sudah jadi

Harga jual ikan akan bernilai lebih tinggi jika ikan yang hendak dijual diolah terlebih dahulu. Ikan hasil tangkapan bisa diolah seperti dibuat sarden, diasapi, dipindang, ataupun diolah dalam bentuk lain yang lebih memberi nilai tambah.

4. Menindak tegas industri yang membuang limbah ke laut

Pemerintah harus menindak tegas pabrik atau industri yang membuang limbah sembarangan terutama industri yang berlokasi di pinggir pantai. Karena hal tersebut dapat merugikan baik bagi lingkungan perairan ataupun makhluk hidup yang ada di sekitarnya.

5. Meningkatkan kualitas alat tangkap ikan

Percuma saja sebanyak apapun ikan yang ada di laut Indonesia jika alat tangkap ikannya tidak mendukung, hasilnya tidak akan maksimal. Maka dari itu disinilah tugas pemerintah untuk mencari solusi bagaimana caranya membantu nelayan untuk meningkatkan alat tangkapnya baik berupa kapal maupun jaring ikannya.

6. Meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk gemar makan ikan

Pemerintah sebenarnya sudah mengeluarkan program “GEMARIKAN” (gemar makan ikan). Program tersebut merupakan salah satu program yang positif karena di satu sisi dapat meningkatkan ekonomi baik pemerintah ataupun nelayan dan di sisi lain dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indoensia. Jika program gemar makan ikan berhasil maka hal tersebut dapat sangat menguntungkan bagi nelayan karena tentunya kebutuhan ikan akan meningkat yang pada akhirnya membuat pendapatan nelayan akan meningkat juga.

Masalah kemiskinan nelayan sebenarnya bisa diatasi asalkan ada komitmen untuk bekerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan nelayan itu sendiri. Sebagai masyarakat alangkah baiknya jika kita dapat membantu menyelesaikan masalah kemiskinan nelayan karena sebenarnya pemerintah sudah berusaha sebisanya untuk menyelesaikan masalah kemiskinan pada nelayan. Bagaimana cara kita membantu menghilangkan kemiskinan pada nelayan? Dengan cara gemar mengonsumsi ikan. Sebuah tindakan yang simpel tetapi sangat berpengaruh besar terhadap penghasilan nelayan.

Bukankah tidak adil jika kita hanya menyuruh pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menyejahterakan nelayan sedangkan kita sendiri yang merupakan salah satu faktor penentu banyak sedikitnya ikan yang terjual hanya berdiam diri. Alangkah bijaknya jika kita sebagai masyarakat yang peduli akan nasib nelayan dapat meningkatkan kesadaran untuk gemar mengonsumsi ikan demi kebaikan diri kita, pemerintah, dan kebaikan nelayan.

Ilustrasi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun