Mohon tunggu...
Windy AyuanithaShahira
Windy AyuanithaShahira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Unud

Seorang mahasiswa semester awal prodi Ilmu Komunikasi di Unud

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bumi yang murka atau manusia yang tidak peka?

27 Oktober 2023   01:24 Diperbarui: 27 Oktober 2023   07:30 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencairnya Es di Antartika

Tahun ini merupakan tahun terpanas bagi masyarakat di seluruh belahan dunia. Entah mengapa, suhu di Bumi bisa meningkat sedemikian rupa. Bukti dari meningkatnya suhu yang ada di Bumi dapat dilihat dari mencairnya es-es yang ada di Antartika. Saat ini, bagian Bumi yang sangat dingin itu mengalami perubahan, dari yang awalnya daratan es, pada saat ini es-es tersebut telah mencair dan membuat tanaman-tanaman di sana tumbuh dengan subur. Terdapat beberapa kali unggahan masyarakat mengenai bunga-bunga cantik yang tumbuh bermekaran di sana.

Akan tetapi kecantikan dan keindahan tersebut bukanlah pertanda yang baik. Dengan mencairnya es yang ada di Antartika tersebut, dapat menyebabkan terancamnya keberadaan air tawar yang ada di dunia. Tentu seperti yang kita ketahui, kita sangat membutuhkan air tawar untuk keberlangsungan hidup kita. Kita mendapatkan pasokan air minum, mandi, dan masak menggunakan air tawar. Serta, hal ini akan mengancam keberlangsungan kehidupan hewan-hewan yang ada di sana yang sulit untuk dibudidayakan seperti beruang kutub dan penguin. 

Spesies Penguin Kaisar yang merupakan jenis penguin tertinggi dan terberat yang sudah merasakan akibat dari cairnya es di Antartika. Bahkan, Penguin Kaisar tersebut terancam punah di tahun ini. Cairnya es di Antartika juga dapat mengancam lingkungan kita, akan terjadi banjir besar yang berpotensi menjadi tsunami jika hal tersebut dapat terjadi. Selain itu, mencairnya es tersebut dapat mempercepat terjadinya pemanasan global yang tentunya akan memperparah keadaan di Bumi. 

Kita juga harus mewaspadai virus-virus yang sudah lama ikut tertidur saat es mulai membeku dahulu kala yang kemungkinan akan bangkit karena saat ini es di Antartika mulai mencairnya. Sangat banyak dampak yang ditimbulkan jika es di Antartika benar-benar cair secara keseluruhan.

Banjir di Libya
Perubahan iklim juga dapat dirasakan di Libya, terjadi banjir yang sangat besar dan menenggelamkan banyak rumah-rumah yang ada di Libya. Menurut World Weather Attribution (WWA) hal ini disebabkan karena polusi pemanasan planet yang menyebabkan curah hujan mematikan makin mungkin terjadi di Libya. Banyak korban yang berjatuhan di sana yang merupakan bukti dari keganasan perubahan iklim di Bumi.


Limbah Nuklir di Jepang

Lalu, kerusakan ekosistem di laut juga terlihat pada saat ini. Baru-baru ini, Jepang membuang limbah nuklir di laut dengan embel-embel ‘aman bagi lingkungan’. Akan tetapi, fakta menunjukkan bahwa banyak hewan-hewan di laut yang terluka bahkan mati secara sia-sia. Pembuangan limbah nuklir tersebut berdampak pada rusaknya ekosistem laut seperti terumbu karang yang merupakan rumah bagi banyak hewan laut, lalu tumbuhan laut yang menjadi sumber pemasok besar oksigen yang ada di Bumi serta terpaparnya ikan di laut yang merupakan sumber makanan bagi manusia.

Jika kita mengonsumsi ikan yang sudah terpapar nuklir, maka ada banyak kemungkinan yang terjadi kita akan terjangkit penyakit-penyakit berbahaya seperti kanker dan infeksi pencernaan. Dengan begitu, pakar kesehatan dunia menyarankan agar kita tidak banyak mengonsumsi hewan laut seperti ikan dan terutama kerang karena kerang merupakan alat pembersih air di laut yang kemungkinan terdapat kandungan nuklir ataupun zat-zat berbahaya lainnya di dalamnya.


The Willow Project dan Matahari Buatan

Tidak ada hentinya manusia menyakiti Bumi, Padahal sudah ada isu-isu mengenai beberapa daerah di belahan dunia yang akan tenggelam. Akan tetapi manusia tidak ada kapok-kapoknya untuk memperparah keadaan Bumi. Contohnya adalah China yang membuat matahari buatan. Padahal saat ini suhu di Bumi saja sudah sangat panas. Ditambah lagi adanya kegiatan  The Willow Project itu kegiatan pencarian ladang minyak raksasa yang ada di Alaska. 

Tidakkah manusia berpikir bahwa kegiatan tersebut akan berdampak besar bagi keberlangsungan kehidupan di Bumi? Padahal, akibat dari keserakahan manusia, Bumi bisa melenyapkan kita semua dalam sekejap. Lalu, bagaimana caranya untuk menyelesaikan semua permasalahan ini?

Gambar didapatkan dari Greeneration Foundation dan Kompas.com
Gambar didapatkan dari Greeneration Foundation dan Kompas.com


Penyelesaian Masalah

Sebenarnya, Bumi sudah banyak menunjukkan pertanda bahwa sedang tidak baik-baik saja. Dari banjir, gempa, suhu yang panas, dan lain-lain. Akan tetapi, manusia tidak tergerak hatinya untuk memahami apa maksud dari segala kejadian kurang mengenakan tersebut. Bumi hanya ingin beristirahat, memulihkan tubuhnya. Agar kita sebagai manusia dan para makhluk hidup lainnya dapat hidup dengan waktu yang lebih lama lagi.
Kita tidak bisa membiarkan kerusakan pada bumi terjadi terus menerus. Gerakan untuk menyelamatkan Bumi harus dibentuk.

Kita harus menyelamatkan Bumi kita agar dapat ditinggali hingga anak-cucu kita nanti. Gerakan yang kita bisa lakukan adalah membuat petisi untuk meniadakan gerakan The Willow Project serta penolakan pembuatan matahari buatan China yang akan sangat merugikan Bumi. Gerakan lain yang dapat kita lakukan dikehidupan sehari-hari adalah dengan cara tidak membuang sampah sembarangan agar tidak menimbulkan banjir, meminimalisasi penggunaan plastik, bepergian menggunakan kendaraan umum, menanam kembali pohon yang sudah ditebang, tidak menggunakan pendingin ruangan, dan lain-lain. 

Untuk penggunaan pendingin ruangan seperti air conditioner akan lebih baik jika kita dapat mengakalinya dengan menanam banyak tumbuhan di sekitar lingkungan kita serta menggunakan cara seperti yang dilakukan oleh masyarakat di India yaitu membuat tumpukan tanah liat yang dibentuk seperti sarang lebah yang nantinya akan dialiri sedikit air sehingga udara panas yang masuk akan menjadi lebih dingin. Hal ini sangat menarik karena tidak membutuhkan banyak listrik sehingga mengurangi tagihan listrik. Akan tetapi, masih banyak orang yang mengetahui cara ini.

Gambar ini didapat dari Rakyat Merdeka
Gambar ini didapat dari Rakyat Merdeka

Dengan ini, mari kita bersama-sama untuk saling mengingatkan pentingnya permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini. Jangan biarkan Bumi ini hancur sebab akibat dari ulah umat manusia. Biarkan Bumi kita membaik dengan sendirinya karena yang akan merasakan dampak dari kerusakan Bumi bukan hanya kita saja, akan tetapi semua makhluk hidup yang ada di Bumi juga akan merasakannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun