Teknologi – Berkembangnya teknologi di era industry 4.0 memudahkan orang untuk mendapatkan informasi terutama di sosial media.Â
Tidak hanya orang dewasa bahkan anak-anakpun dapat mengakses dengan mudah informasi di dunia digital. Â
Hal itu disebabkan  karena pemerintah menerapkan sistem siswa-merdeka dimana siswa bisa bereksplorasi untuk mendapatkan ilmu tidak hanya diruang kelas dan buku pelajaran saja tetapi bisa dimana saja.
Berdasarkan data tahun 2020, penggunaan internet terhadap siswa meningkat dari 33,98 % Â di tahun 2016 menjadi 59,33% Â ditahun 2020 (source:katadata).Â
Penggunaaan internet di kalangan siswa memiliki dampak positif dan negatif. Adapun dampak positifnya adalah anak dapat mengeksplorasi berbagai bidang ilmu yang ada di internet, sedangkan dampak negatifnya adalah anak akan bersikap individualis terutama terhadap lingkungannya.
Tidak adanya pembatasan dalam akses internet, anak mudah untuk mengakses konten porno yang  sudah banyak beredar terutama di media sosial.
Dampak konten pornografi di internet terhadap anak  sebagai berikut :
- Dapat merusak otak
 Konten pornografidapat merusak anak terutama pada bagian PCF (Pre-Fortal Cortex) yang berfungsi untuk berimajinasi, berbahasa serta  kemampuan dalam memutuskan  keputusan antara benar dan salah,
- Anak bisa menjadi pelaku kekerasan seksual di masa yang akan datang.
Konten pornografi tidak hanya membuat anak kecanduan saja, tetapi juga bisa menjadi pelaku kekerasan seksual di masa yang akan datang.Â
Karena seringnya anak menonton konten porno, anak dapat meniru bahkan mempratekkannya dengan teman sebayanya. Inilah yang akan menjadikan anak menjadi pelaku kekarasan seksual di masa yang akan datang.
- Hilangnya fokus dan konsentrasi anak.
Dampak kecanduan konten porno mengakibatkan anak gelisah dan hilangnya konsentrasi dan fokus karena rasa ingin tahu anak terhadap aktivitas tersebut.
Peran orang tua sangat penting dalam membimbing anak – anak agar tidak terpapar konten porno. Salah satunya adalah mendampingi anak dan membatasi anak untuk screening time (internetan).Â
Tidak hanya itu, orang tua harus mengisi waktu luang anak untuk melakukan hobinya. Hal itu juga dapat membantu anak untuk mengembangkan skill mereka di masa yang akan datang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H