Mohon tunggu...
Windy AyuLestari
Windy AyuLestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ngabuburit Lancar Tanpa Protokol Kesehatan

22 April 2021   12:56 Diperbarui: 22 April 2021   13:14 1460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan suci ramadan merupakan bulan yang ditunggu-tunggu seluruh umat muslim di dunia, terkhusus negara Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama muslim/islam. Pasalnya, di Indonesia terdapat tradisi yang dilakukan oleh  masyarakat untuk mengisi waktu luangnya sebelum menjelang berbuka puasa. Ya, apalagi kalau bukan ngabuburit bersama keluarga maupun tetangga. Ngabuburit tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa saja, anak-anak pun ikut serta dalam kegiatan ngabuburit ini. Kata ngabuburit berasal dari bahasa sunda "burit" yang artinya waktu menjelang sore. Dengan begitu, ngbuburit merupakan singkatan dari "ngalantung ngadagoan burit" yang berari bersantai-santai mengunggu waktu sore. Pada awalnya, ngabuburit hanya diisi dengan kegiatan religious seperti pesantren kilat, dengan berkembangnya zaman ngabuburit di Indonesia mulai berkembang menjadi berbagai aktivitas yang bervariasi.

Ngabuburit merupakan hal yang dilakukan masyarakat selama bulan ramadan untuk mengisi waktu luang sebelum berbuka puasa. Ngabuburit ini biasanya dipenuhi para masyarakat yang hanya sekedar mengobrol, berkeliling desa, bercanda ria, ataupun mencari takjil untuk berbuka puasa. Sehingga,  memicu terjadinya keramaian ditengah-tengah masyarakat. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena adanya pandemi Covid-19 yang terus menghantui disekitar kita, karena kita harus selalu menggunakan masker ketika berada diluar rumah untuk melindungi diri agar tidak tertular/terpapar bahaya dari virus Covid-19 ini.

Namun, hal itu tidak berlaku ditengah-tengah masyarakat Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu. Seperti yang terlihat di lokasi, masih banyak masyakarat yang tidak mematuhi protokol kesehatan untuk melindungi dirinya, mengapa hal ini terjadi ? Pasalnya masih banyak masyarakat yang kurang sadar akan pentingnya menjalankan protokol kesehatan dan melindungi dari dari virus Covid-19. Masyarakat terkesan sangat cuek dengan hadirnya virus Covid-19 ini ditengah-tengah msayarakat.

Padahal, pada tanggal 16 April 2021 Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu menyatakan bahwa jumlah kasus konfirmasi di Kabupaten ini bertambah menjadi 16 orang, sehingga total keseluruhan kasus menjadi 679 orang. Bustam Bustomo yang merupakan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko mengatakan 16 orang warga Kabupaten Mukomuko positif Covid-19, tiga diantaranya dirawat di rumah sakit umum daerah setempat dan satu orang lainnya dirujuk ke rumah sakit yang berada di luar Kabupaten Mukomuko, dan sisanya menjalani isolasi mandiri dirumah masing-masing.

Kita sebagai warga yang patuh akan peraturan, sebaiknya selalu mematuhi segala peraturan dan aturan yang telah ditetapkan pemerintah dan aparat setempat. Tujuannya guna melindungi diri kita sendiri dari virus Covid-19 yang masih terus ada disekitar kehidupan kita. Lalu, bagaimana cara kita memtahui peraturan yang dibuat pemerintah ? salah satunya yaitu dengan mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan diantaranya,

  • Menggunakan masker saat bepergian ketika berada ditempat yang dipenuhi keramaian, guna menghindari kontak fisik yang berhubungan secara langsung dengan hidung dan mulut untuk melindungi diri.
  • Mencuci tangan dengan sabun setelah bepergian dari luar rumah dan bepergian dari tempat yang dipenuhi banyak orang agar tangan terus dalam keadaan bersih ketika menyentuh benda yang ada dirumah khususnya makanan yang akan kita konsumsi ketika berbuka puasa.
  • Menjaga jarak dengan orang disekitar untuk mengurangi kontak fisik secara langsung.

Protokol kesehatan yang dilakukan secara disiplin dan sesuai aturan, akan membantu kita terhindar dari bahaya Covid-19 yang tidak kita inginkan. Dengan begitu, kita pun dapat membantu mengurangi resiko penularan dari virus Covid-19. Agar bulan suci ramadan ditahun yang akan datang dapat dilaksanakan dengan lebih bebas tanpa diselimuti rasa takut akan tertularnya virus Covid-19, ngabuburit tidak lagi merasa cemas karena berada dalam situasi yang ramai dan berkumpul. Maka dari itu, patuhilah protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah agar kedepannya kita dapat bersua dengan lebih bebas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun