Mohon tunggu...
Windu M. Priadi
Windu M. Priadi Mohon Tunggu... -

menulis, dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Media Sosial dalam Kehidupan Urban

4 Oktober 2016   15:53 Diperbarui: 4 Oktober 2016   15:57 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Media sosial terdengar tidak asing dewasa ini, anak-anak sampai orang tua bahkan kaum pendukung LBGT semua memalainya. Media social digunakan sebagai alat pengibar benci, berdagang hingga melantunkan ajakan hijrah. Semua dapat di tuangkan di media sosial.

Lucu memang ketika semua sudah ada di media sosial, kita bias saling bantu dengan menulis ajakan berbuat baik (go green, save salim kancil, tolak reklamasi, dll) semua bias dilakukan dengan mentautkan tagar “#”, semua saling mentautkan dirinya,yang lebih ngeri lagi, kita juga bisa saling caci dengan mengatasnamakan perbedaan selera (makan, berpaikaian, hingga selera berpasangan), poin terakhir memang jauh lebih menggelikan daripada dengan poin lainya, selain memang sedang happening, perbedaan selera berpasangan memang sedang banyak menjadi bahan perbincangan baik di social media maupun di media masa, juga elektronik. Haram-haram-haram begitu bunyinya karena itu bukan TAKDIR tapi PENYAKIT!! Bahkan banyak Negara yang sudah mendeklarasikan dirinya agar kaum penyuka sesame jenis untuk tidak masuk dan bermukin di negaranya agar tidak di penggal, kastrasi atau dipenjara.

Disini di INDONESIA media social juga biasa dipergunakan untuk saling tuduh dengan terus melambaikan kebencian kepada sesame pengguna social media lainya dari mulai artis dengan artis, artis dengan fans, rakyat dengan pejabatnya (dibaca:korup), dan masih banyak lainya  dengan menyebutnya sebagai pencemaran nama baik yang banyak berakhir di jeruji.

 Dengan semua kekonyolan-kekonyolanya, media sosial juga memiliki andil besar di kehhidupan sehari-hari kita, selain itu banyak di antara kita juga yang menggantungkan pendapatannya di sini. Yaa.. dengan berdagang salah satunya, bahkan mungkin banyak sekali penggunanya, dimana semua bisa di lakukan secara online (dibaca: si malas-kaya dapat dengan mudah menghabiskan uangnya dengan berbelanja, dan si pekerja tanpa izin mendapatkan omset).

Akhirnya memang kembali kepada diri kita masing-masing, bagaimana cara menyikapi penggunaan media social, karna surga dan neraka bisa kita dapat disini.. yaa.. disini di media social.

=wnd=

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun