1. Puisinya pendek selalu padat makna dan irit kata-kata (concentration);
2. Penggunaan imaji ang tidak lazim (unusual imagery or conceit);
3. Penggunaan bahasa yang keras dan kasar (very strong and often rough language);
4. penggunaan istilah-istilah sains dan ilmu pengetahuan (science &Â
learning);
5. tema berkisar tentang sifat manusia yang mendua (man's dual nature): fisik dan spiritual.
John Donne (1572--1631) sebagai penyair utama metafisik dilahirkan dalam tradisi keluarga Katolik Roma yang kuat. Sewaktu masih berusia sangat muda, dia sudah dikirim belajar ke Trinity College, Cambridge, dan kemudian sebagai anggota Lincolns Inn dia sangat rakus membaca dan senang hidup dengan berfoya-foya. Di samping itu, dia pernah berpetualang dan bergabung dengan ekspedisi ke Cadiz. Sebagai penyair metafisik dia menggunakan imagi yang tidak lazim - conceit (unusual imagery). Dalam menggambarkan gagasan-gagasan dalam puisinya, John Donne tidak menggunakan perbandingan-perbandingan konvensional, tetapi menggunakan metafor-metafor yang fantastik dan hiperbola-hiperbola yang berlebihan.
Misalnya, dia membandingkan cintanya dengan seekor laba-laba yang jatuh ke dalam anggur kehidupan, dan yang berubah menjadi racun, atau menjadi sebuah peluru kanon. Karya-karya puisi Donne yang menonjol antara lain The Sun Rising, The Good Morrow, Love's Alchemy, A Valediction: Forbidding Mourning, dan lain-lain. Dalam sajaknya yang terakhir (A Valediction: Forbidding Mourning), Donne menyatakan gagasannya bahwa tidak ada perpisahan antara dua kekasih, bahkan jika salah satunya pergi jauh-jauh.
Kesimpulan Puritan di Inggris, yang awalnya bersifat keagamaan, berkembang menjadi gerakan politik yang menentang kekuasaan monarki yang dianggap tirani, terutama di bawah James I dan Charles I. Ketegangan ini memuncak dalam Perang Saudara Inggris (1642-1646, 1648), di mana kaum Puritan, didukung oleh kelompok menengah dan "New Model Army" yang dipimpin oleh Oliver Cromwell, berhasil mengalahkan pihak royalist dan mengeksekusi Charles I. Setelah itu, Inggris menjadi republik di bawah kepemimpinan Cromwell.
Dalam bidang kesusastraan, periode Puritan ditandai oleh munculnya puisi metafisik yang lebih kritis dan intelektual, berbeda dengan kesusastraan periode Elizabeth yang lebih romantis. Penyair utama dari aliran ini, John Donne, menggunakan imaji yang tidak lazim dan metafora yang fantastis dalam karyanya, mencerminkan tema dualitas manusia dan pengaruh ilmu pengetahuan. Ciri-ciri puisi metafisik mencakup kepadatan makna, penggunaan bahasa yang kuat, serta penggabungan istilah sains, yang menunjukkan pergeseran dari emosi ke intelektual dalam ekspresi sastra.
