Mohon tunggu...
Philippus Angga Purenda
Philippus Angga Purenda Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Perkenalkan saya Ph. Angga Purenda, Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan kosentrasi Jurnalistik di Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kapal-kapalan “Merah Putih”

17 Februari 2012   03:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:33 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita dan Foto: Ph. Angga Purenda

Deretan

[caption id="attachment_163301" align="alignleft" width="300" caption="Deretan Kapal-kapalan yang siap untuk dimainkan"][/caption] Ketika menikmati suasana pasar malam di alun-alun utara Yogyakarta ada sesuatu yang membuat aku berputar ke masa lalu. Dengan suaranya yang nyaring dan begitu khas sebuah mainan kapal-kapalan berputar-putar di atas baskom yang berisikan air. Yapz…itulah sebuah mainan tradisional yang slalu hadir ketika pasar malam tiba.

Masuknya inovasi baru, dengan adanya penambahan layar, terlihat mainan yang satu ini menjadi gagah ketika meluncur. Bendera merah putih senantiasa menghiasi disetiap permukaan kapal-kapalan tersebut. Hingga akhirnya menjelma seperti replika KRI-nya Indonesia yang siap untuk tempur. Harga yang ditawarkan kisaran Rp 5.000 – 10.000 sehingga sangat terjangkau oleh berbagai kalangan. Salah satu contohnya kapal-kapalan yang sudah dihiasi dengan layar dan penambahan bendera merah putih dibandrol dengan harga sekitar Rp 7.000.

Mainan tradisional yang satu ini cukup mudah untuk dimainkan namun untuk anak-anak perlu didampingi oleh orang tuanya. Siapkan saja dulu ember atau baskom yang berisikan air sebagai media jalannya kapal-kapalan tersebut. Lalu minyak goreng yang dioleskan pada kapas dan dihidupkan dengan menggunakan api. Setelah itu sumber api tersebut dimasukan ke dalam kapal-kapalan. Namun sebelumnya “knalpot” dari kapal-kapalan tersebut harus diisi dengan air hingga penuh. Ketika semuanya sudah beres maka kapalnya akan berjalan memutar seturut dengan lingkaran ember maupun baskom.

Mainan tradisional kapal-kapalan ini patut untuk dilestarikan dan kedepannya perlu dikembangkan lagi dengan inovasi-inovasi yang lebih menarik lagi. Sehingga mainan kapal - kapalan ini tak terlupakan begitu saja, padahal merupakan bagian dari warisan budaya Indonesia. Aku yakin dibelahan dunia mana pun tak ada mainan tradisional se-unik ini dan itu hanya ada di Indonesia. #Salam Blue Flash: Flash In News

Dapatkan info menarik lainnya hanya di Blue Flash: Flash In News

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun