Mohon tunggu...
Philippus Angga Purenda
Philippus Angga Purenda Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Perkenalkan saya Ph. Angga Purenda, Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan kosentrasi Jurnalistik di Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Silaturahmi di Atas Kue Keranjang

26 Januari 2012   04:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:26 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita dan Foto: Ph. Angga Purenda

[caption id="attachment_158440" align="alignright" width="300" caption="Kue Keranjang: Kuliner khas disaat imlek"][/caption] Bagi keturunan tiongha perayaan imlek menjadi hari yang paling di tunggu-tunggu. Dimana berbagai acara diadakan untuk menyambutnya seperti sembahyang di klenteng atau viharaserta diikuti rangkaian kebudayaan yang sangat khas. Selain kesenian barongsai yang tak pernah lepas dari imlek, ada juga makanan ketika tahun baru china tiba yaitu kue keranjang.

Siapa yang tidak tahu dengan yang namanya kue keranjang, tentunya kalian pernah melihat dan mencobanya bukan. Dengan berbentuk bulat penuh berisi dan berwarna coklat serta rasanya yang manis membuat kue yang satu ini banyak digemari. Kue ini pun slalu menjadi ciri khas sebagai makanan pilihan dalam perayaan imlek.

Begitu juga apa yang terjadi sebelum hari imlek tiba, aku mendapatkan kue keranjang dari tetangga maupun sahabat orang tuaku. Tentunya aku sangat senang atas pemberian tersebut karena hanya bisa ku nikmati setahun sekali. Buatku aku juga kue keranjang itu menjadi simbol silataruhmi di tengah masyarakat perkampunganku. Karena dengan memberikan makanan manis tersebut menjadi cara masyarakat keturunan tiongha untuk menyapa atau sekadar berbagi dengan para tetangga maupun sanak saudara.

Tak hanya terjadi ketika imlek saja, ketika keluargaku merayakan natal biasanya juga membuatkan makanan untuk dibagi-bagikan kepada tetangga sebagai ucapan syukur. Walaupun bermayoritas di kampungku beragama islam, namun rasa toleransi terus terjalin hingga sekarang. Salah satu contohnya dengan saling berkunjung dan bersilaturahmi ketika ada salah satu saudara lain sedang merayakan hari besarnya. Dan berbagi makanan kepada tetangga adalah salah satunya juga untuk bertegur sapa.

Begitu juga dengan hadirnya kue keranjang ditengah-tengah masyarakat mayoritas, membuat perbedaan itu semakin indah. Perbedaan justru hadir untuk saling melengkapi dan membuatkan jembatan persaudaraan diantara kita. Rasa saling menghargai menjadi modal utama untuk berbagi dan bersilarahmi. Sehingga toleransi pun hadir bukan hanya semata sebagai wacana tapi realita.

So, buat teman-temanku yang merayakan imlek, aku ucapkan selamat tahun baru china 2563, semoga di tahun naga air ini kalian mendapatkan banyak keberutungan dalam kehidupanmu.

kalau mau dapat info menariknya silakan kunjungi link ini blue flash

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun