Mohon tunggu...
windi yulia dwildayanti
windi yulia dwildayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI

Seorang Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jurusan Bahasa dan Sastra Arab

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membentuk Karakter Dengan Sastra Dalam Dunia Siber

21 Desember 2022   13:33 Diperbarui: 21 Desember 2022   13:51 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang pasti mengharapkan kehidupan yang baik, bagaimana tidak, karakter dapat memberikan jaminan untuk itu. Karakter dapat menjadi potret bagi diri seseorang yang sebenarnya, karena karakter adalah perilaku seseorang yang dilakukan didepan umum maupun ketika tidak ada orang lain yang melihat, dengan itu karakter dapat memberikan gambaran diri seseorang pada baik buruknya orang tersebut.

Dalam artikel sebelumnya yang berjudul "Pendidikan Nilai Moral Dalam Membentuk Sebuah Karakter" yang pernah saya tulis, dijelaskan disana bahwa banyak orang yang beranggapan bahwa karakter merupakan bawaan lahir atau watak seseorang yang tidak dapat diubah, namun dijelaskan pula bahwa karakter dapat juga terbentuk dari kebiasaan yang seseorang lakukan, dalam kata lain perilaku seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dapat membentuk menjadi sebuah karakter. Lihat Ini

Dari ungkapan tersebut, perilaku seseorang yang diulang-ulang untuk membentuk sebuah karakter harus dilakukan sejak dini, karena semakin seseorang membiasakan hal-hal baik sejak kecil akan membentuk pribadi yang baik saat dewasa kelak, daripada dengan memperbaiki sikap yang tidak baik saat dewasa nanti, akan memberikan effort yang cukup berat untuk dilakukan, karena tidak terbiasa melakukannya sejak dini. Membentuk karakter sangatlah penting untuk diperhatikan, seiring dengan banyaknya perubahan dalam kehidupan masyarakat hingga terjadi pula banyak perubahan gaya, moral, dan akhlak masyarakat itu sendiri yang lebih mengarah pada kekhawatiran bahkan sangat krisis.

Membentuk karakter sejak dini yang paling berperan adalah tugas setiap orang tua, karena pendidikan apapun itu yang pertama adalah orang tua dalam lingkup keluarga, kemudian para pendidik dan masyarakat yang peduli terhadap perkembangan anak sebagai penerus bangsa yang perlu mendapatkan pendidikan terbaik sejak dini. Orang tua harus melakukan segala macam cara dalam membentuk karakter anak yang baik, untuk dapat tumbuh menjadi seseorang yang hebat dan mempunyai kepribadian yang baik, sehingga kualitas kehidupannya akan semakin terarah dan menjadi penerus bangsa yang diharapakan, serta dapat terbentuk pula peradaban dalam masyarakat.

 Adapun cara dan metode memberikan pendidikan terbaik dalam membentuk sebuah karakter pada anak dapat memanfaatkan ilmu sastra, sebagaimana fungsi sastra sangatlah berperan dalam pembentukan kepribadian seorang anak, diantaranya yaitu memberikan penanaman nilai-nilai agama, memberikan contoh serta menjadi teladan yang baik bagi anak, juga dalam membentuk karakter anak sebagai bekal menghadapi setiap permasalahan dalam kehidupannya. "Sastra menjadi sangat penting. Sastra tidak hanya semata berperan pada penanaman pondasi keluhuran budi pekerti, tetapi juga memiliki andil dalam pembentukan karakter yang jujur sejak dini". Rohinah (2011 : 13).

Membentuk kepribadian anak atau karakter anak melalui sastra, sastra yang digunakan adalah sesuai dengan perkembangan anak, sehingga bahasa yang disajikan didalamnya dapat diterima dan difahami oleh anak, misalnya cerita anak, dongeng, dan lain sebagainya. Didalamnya terdapat beberapa ragam sifat dan karakter tokoh disertai dengan dampak, akibat, manfaat, dan kuntungan yang didapat, sehingga anak yang membaca ataupun yang mendengar akan membuatnya berfikir, berimajinasi, menangkap dan mencerna apa yang telah diterimanya, apalagi jika para pendidik mampu menjelaskan isi cerita dengan baik akan semakin bagus dan efektif serta memudahkan anak dalam menerimanya, sehingga dapat dijadikan cotoh dalam kehidupannya, hal inilah yang dapat membentuk karakter anak dengan melalui sastra. "Sastra anak dinilai dapat membentuk karakter dengan efektif karena nilai-nilai dan moral yang terdapat dalam karya sastra tidak disampaikan secara langsung, tetapi melalui cerita dan metafora-metafora sehingga proses pendidikan berlangsung menyenangkan dan tidak menggurui". Rohinah (2011 : 38).

Hal lain yang harus diberikan dalam membentuk kepribadian anak yaitu dengan memberikan penanaman nilai-nilai agama dengan sastra. "Karya sastra yang baik seharusnya dapat memberikan hikmah. Hikmah karya sastra yang baik adalah dapat membuat pembacanya tercerahkan" Rohinah (2011 : 42). Hal itu tidak akan terlepas dari jasa para sastrawan yang memiliki budaya tinggi dan bersifat religius, sehingga dalam penggunaan kalimat yang dituangkan pada karyanya, selalu meberikan pencerahan bahkan membawa perubahan baik kepada pembacanya. Tugas orang tua juga para pendidik yaitu memberikan karya-karya satra yang baik dan mengajarkannya, yaitu yang mempunyai nilai-nilai agama dan moral didalamnya.

Banyak media yang dapat digunakan dalam membentuk karakter seorang anak dengan karya sastra, baik pengajaran secara langsung oleh orangtua di rumah, guru di sekolah, dan juga dapat memanfaatkan internet sebagai media dalam membentuk karakter seorang anak, karena banyak karya-karya sastra yang telah dituangkan oleh para kreativitas sastra.

Tidak dapat dipungkiri, anak-anak dizaman modern ini sudah disuguhkan gadget atau internet sejak dini oleh orang tua mereka, dan menurut pandangan saya pribadi, itu bukanlah hal yang salah, karena kita harus melek teknologi sebagaimana kemajuan teknologi yang semakin meningkat sangat pesat dari waktu ke waktu. Namun, tidak bisa dibenarkan pula internet atau dunia siber selalu memberikan kemanfaatan bagi penggunanya, karena wilayah internet bersifat bebas dan universal, dan faktanya memang banyak sekali dampak negatif yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang terkhusus anak kecil, yang apabila hal tersebut selalu terjadi yaitu melihat konten-konten yang tidak baik akan membentuk karakter seseorang yang tidak baik. Dari hal itu, bagaimana orang tua dapat memilah dan memilih konten-konten untuk disuguhkan pada anaknya dan memberikan yang terbaik bagi anaknya.

Media internet seperti youtube, konten-konten Instagram, tulisan-tulisan artikel dalam berbagai web, dan lain sebagainya, dapat membantu dan dapat dimanfaatkan sebagai media edukasi pada anak terkhusus bagi orang tua yang mungkin minim kreativitas, kurang wawasan atau pengalaman akan sangat-sangat membantu untuk memberikan yang tebaik pada anak, baik memberikan kontenya langsung pada anak atau orang tua dapat mencontoh pada konten-konten dalam internet kemudian dipraktekkan dan diberikan pada anak.

Sebagaimana kita semua ketahui bahwa banyak sekali dampak negatif yang ditimbulkan dari media internet ini khususnya bagi anak yang dapat mempengaruhi kehidupannya dimasa mendatang, karena itu orang tua harus memberikan perhatian yang tinggi dalam mendampingi anak menggunakan internet, suguhkanlah konten-konten yang baik sesuai kebutuhan anak, yang mana konten-konten yang dimaksud tersebut telah banyak disajikan dalam wilayah siber, kemudian perhatikan pula waktu penggunaan gadget pada anak, jangan sampai anak cenderung ketergantungan pada gadget yang hanya menimbulkan hal negatif pada anak. Setianingsih, dkk (2018) menemukan bahwa ketergantungan gadget dapat mempengaruhi perkembangan otak anak karena produksi hormone dopamine yang berlebihan akan mengganggu kematangan fungsi mengontrol emosi, kontrol diri, tanggung jawab, pengambilan keputusan dan nilai-nilai moral lainnya. Dalam kata lain penggunaan gadget yang berlebihan dapat mengganggu pemusat perhatian dan hiperaktivitas.

Dari tulisan ini penulis berharap para orang tua atau pendidik dapat memanfaatkan sastra sebagai salah satu metode dalam membentuk karakter seseorang sejak dini (anak), yang mana karya-karya sastra tersebut dapat kita temukan dengan mudah dan cepat dalam dunia siber (internet), dengan pendampingan dan perhatian serta pengawasan yang tinggi. Dan seseorang dapat memiliki kepribadian baik, hal itu tidaklah mustahil jika mereka yang mendidik mau berusaha dengan baik, bagaimana pun caranya termasuk menggunakan ilmu sastra yang terdapat dalam dunia siber (internet).

Referensi :

Noor, M. Rohinah. 2011. Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Setianingsih, Amila Wahyuni Ardani, Firiana Noor Hayati. 2018. Dampak Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Prasekolah Dapat Meningkatkan Resiko Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas. Jurnal GASTER vol. XVI No. 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun