stunting merupakan permasalahan yang hingga kini masih mejadi perhatian pemerintah melalui Perpres No. 72 Tahun 2021 mengingat dampaknya yang sangat berpengaruh terhadap kualitas SDM dimasa depan, khususnya dalam menghadapi tantangan Indonesia Maju 2045.Dalam hal ini, pemberdayaan masyarakat sangat diperlukan untuk ikut serta berupaya bersama-sama melakukan percepatan penurunan stunting salah satunya melalui kegiatan Posyandu. Berada pada garda terdepan yang berperan sebagai pemberi layanan dasar terhadap ibu hamil & Â tumbuh kembang balita juga sebagai edukator maka keberadaan posyandu perlu diperhatikan
YOGYA - PermasalahanHal ini yang dilakukan Dosen dan mahasiswa Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO) melalui pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat melalui hibah dari KEMRISTEKDIKTI Pendanaan Tahun 2023. Dalam tim ini tergabung Ketua Pengabdi Nur Khasanah dari Program Studi Keperawatan Program Sarjana dengan anggota tim Pengabdi Herliana Riska selaku dosen Program Studi Pendidikan Profesi Bidan, Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO dan Nurhadi Wijaya yang merupakan dosen program studi Informatika Program Sarjana, Fakultas Sains dan Teknologi UNRIYO, berikut dua Mahasiswa UNRIYO yang terlibat yang juga merupakan implementasi amanah Kemendikbud dalam program MBKM yaitu Windi Vensia Putri dan Anggie Puspita Dewi (Mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Sarjana UNRIYO)Kader Posyandu dalam Upaya Menuju Zero Case Stunting Kota Yogyakarta Melalui Digitalisasi dan Capacity Building Berbasis Creative Health' tim berhasil menyatukan langkah antar pemangku kepentingan sehingga terbentuk kerjasama pentahelix yang saling bersinergi dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kelurahan Pandeyan Umbulharjo Kota Yogyakarta.
Kegiatan dilakukan pada pada tanggal 1 dan 18 Juli, serta tanggal 1, 5 dan 12 Agustus 2023. Dengan tema 'PemberdayaanNur Khasanah mengatakan kader posyandu memiliki peran strategis yang sangat krusial keberadaannya dalam ikut serta mengatasi berbagai permasalahan kesehatan, salah satunya adalah stunting. Para kader telah melakukan upaya pemantauan tumbuh kembang balita, melakukan berbagai upaya pencegahan stunting melalui penyuluhan maupun penyediaan PMT.
Namun itu saja ternyata belum cukup. Masih ada beberapa tantangan ataupun kendala yang dirasakan oleh para kader Posyandu
"Diantaranya belum adanya dasar acuan yang dapat digunakan dalam kegiatan penyuluhan di meja 4 Posyandu, serta beberapa pencatatan kesehatan keluarga berisiko stunting masih konvensional serta kurangnya pengetahuan dan keterampilan kader dalam memvariasikan PMT yang cenderung masih monoton," ungkapnya.
Dalam kegiatan ini, tim pengabdi mengambil langkah inovatif dengan memadukan digitalisasi dan capacity building berbasis creative health. Pelatihan intensif diberikan kepada para kader mengenai penggunaan teknologi informasi, aplikasi pencatatan data-data balita, jenis-jenis imunisasi, pencatatan data pemberian ASI serta strategi kreatif dalam penyampaian pesan-pesan penting kepada masyarakat.
Penggunaan teknologi digital menjadi langkah terobosan yang signifikan. Para kader dilatih dalam pemanfaatan aplikasi pendataan berbasis website dimana pada portal tersebut juga terdapat materi-materi edukasi berupa tulisan, gambar dan video yang bertujuan memudahkan para kader, ibu hamil dan balita dalam melakukan pemantauan pertumbuhan balita secara akurat.
"Selain itu, strategi creative health diterapkan dalam merancang kampanye kesehatan mencegah stunting dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada para kader Posyandu meliputi pelatihan penanaman sayur-sayuran sehat dengan pemanfaatan pekarangan yang tersedia  dan peternakan ikan lele sebagai salah satu sumber gizi untuk mencegah stunting yang juga merupakan upaya peningkatan ketahanan pangan di wilayah padat penduduk  seperti Kota Yogyakarta" imbuhnya.
Pelatihan pembuatan PMT berupa fingerbites, makanan sehat sebagai pendamping ASI juga dilakukan pada pengabdian ini dengan pemanfaatan hasil panen sayur yang telah ditanam sehingga iklim pemanfaatan aset dari dan untuk masyarakat betul-betul dirasakan oleh kader posyandu. Selanjutnya pelatihan pembuatan abon ikan lele dan pembuatan makanan pendamping berupa sushi khas Indonesia juga dilakukan dengan menghadirkan narasumber Agus Setiyoko yang merupakan Dosen dan Praktisi Teknik Pangan dari UMBYSelain itu pelatihan pembuatan healthly pizza dengan topping sayuran tinggi zat besi dan kaya akan vitamin serta protein hewani dari olahan daging merah diberikan oleh Nur Khasanah yang merupakan Ketua pengabdi dari UNRIYO
Implementasi dari rangkaian pelatihan tersebut dilakukan pembagian pizza yang dibuat sendiri oleh para kader posyandu dan  kepada para balita dan orangtuanya pada saat kegiatan Posyandu sekaligus Edukasi Gizi Balita & Parenting Class Berbasis Gender Partnership oleh Tim Pengabdi dari UNRIYO
Lurah Pandeyan Umbulharjo Sugiyanto menyambut baik langkah-langkah inovatif ini. Ia berharap agar kolaborasi antara pemerintah daerah, DPRD, tenaga kesehatan, akademisi dan masyarakat dapat terus berlanjut untuk mencapai target zero case stunting di Pandeyan dan seluruh wilayah Kota Yogyakarta.
Sementara itu, Ketua DPRD Komisi B Kota Yogyakarta Susanto Dwi Antoro memberikan apresiasi kepada tim pengabdi dari UNRIYO atas upaya nyata dalam memberdayakan kader posyandu serta menciptakan terobosan kreatif dalam mengatasi permasalahan stunting.
"Dengan semangat kolaborasi dan inovasi yang diusung oleh kegiatan ini, diharapkan upaya bersama ini akan membawa perubahan positif yang signifikan dalam mengurangi kasus stunting di Kota Yogyakarta dan memberikan masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang," pesannya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H