Menggunakan Cek dan Bilyet
Walaupun cek dan BG sudah sering beredar di masyarakat, tapi masih banyak juga lho yang belum ngeh, sebenarnya cek dan Bg itu pemakaiannya bagaimana. Palingan kita lihat di film-film, orang-orang merobek cek dari buku ceknya, tulis nominal, tanda tangan, trus bisa dicairin deh itu cek. Yuk kita kenal lebih dekat.
Jadi, semua media bayar yang saya jabarkan di atas itu, punya batas maksimal transaksi. Seperti kartu debet, kalau kita menggunakan kartu debet yang jenis clasisc, maksimal kita bisa belanja itu cuma 10 juta per hari , kalau kita punya kartu yang jenis platinum bisalah sampai 50 juta. Demikian juga kalau menggunakan internet banking, maksimal itu hanya sampai 100 juta.Â
Padahal untuk usaha-usaha tertentu seperti kontraktor, para suplier, eksportir, importir, jumlah segitu ya hanya remah-remah dibanding transaksi rutin mereka. Makanya bank menyediakan fasilitas cek dan Bilyet Giro ( BG). Soalnya kalau menggunakan cek atau BG, tidak ada limit untuk transaksinya, sepanjang ada dana di rekeningnya ya ngga masalah.
Jadi, bagi nasabah yang ingin menggunakan fasilitas cek atau BG, ia harus buka rekening dulu di bank. Tapi bukan rekening biasa melainkan rek giro. hanya rekening giro ya yang bisa diberikan cek dan BG. Trus nanti nasabahnya dikasih buku cek/BG. Setiap ia mau bertransaksi, misalnya mau bayar pembelian barang kepada suppliernya yo wis tinggal kasihkan cek/BG nya, tandatangani. Ntar si penerima cek harus ke bank untuk mencairkannya. Kalau BG harus masuk ke rekening si penerima, kalau cek boleh saja kalau mau ambil tunai langsung. Prinsipnya yaitu memindahkan saldo di rekening pemilik cek ke rek penerima. Itu saja
Kekurangannya, cek dan BG hanya bisa dicairkan di hari kerja, padahal yang namanya pelaku usaha itu mana ada tanggal merah, semua tanggal di kalender hitam. Nah, kalau di BRI, rekening gironya ditambahkan fasilitas kartu lho. Jadi, keuntungannya bisa bertransaksi 24 jam non stop dengan jumlah maksimal 1 Milyar (via internet banking). Ini solusi bagi para pengusaha yang transaksi beratus juta sampai bermilyar itu.
Bagaimana?. Itu adalah contoh-contoh cara pembayaran dan cara bertransaksi tanpa menggunakan uang tunai. Silahkan dipahami dan dipilih mana cara transaksi yang paling sesuai dengan keuangan dan lifestyle kita. Tapi sebelum pilah pilih, kita harus tahu juga apa saja keuntungan jika menggunakan cara-cara transaksi non tunai tersebut.
Ada banyak keuntungan jika kita bertransaksi tanpa menggunakan uang tunai
- Praktis
Tidak perlu membawa uang berlembar-lembar di dompet, Tidak perlu ke ATM dulu sebelum mau belanja, dan tidak akan ada cerita sudah capek-capek pilah pilih barang, tahu-tahu duit di dompet kurang, tsaaaah.
- Selalu Pas
Kalau belanja di supermarket biasanya nominal yang harus kita bayar bukanlah angka genap. Dan sialnya kembalian dari nilai belanja kita tadi tidak ada dalam bentuk uang tunai. Makanya kasir menyiasatinya dengan memberi kembalian permen. Wah, tidak sama dong nilai permen dengan nilai tunai yang harus kita terima. Makanya kalau menggunakan alat pembayaran non tunai hal tersebut tidak akan terjadi. Disamping itu kita bisa terhindar juga dari risiko kelebihan bayar. Mungkin karena buru-buru atau memang salah hitung. Wah rugi banget kalau sampai kejadian.
- Keuangan Lebih Teratur dan Tercatat
Iya, kalau kita belanja tidak pakai uang tunai, keuangan dan pengeluaran kita lebih terpantau. Kalau misalnya pakai kartu debet, langsung terecord dalam rekening kita. Kalau menggunakan e-money, kita juga sudah mengalokasikan uangnya sebelumnya.  Hal ini tentu berguna untuk evaluasi pengeluaran kita selanjutnya. Di samping itu, kalau ada apa-apa kita juga mudah menelusuri kemana larinya uang kita. Tinggal cek rekening saja atau cek tagihan kartu kredit.
- Lebih Aman