Mohon tunggu...
windinurlaili26
windinurlaili26 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Universitas Pamulang Jurusan PGSD

Menyukai hal-hal baru dan banyak mau belajar

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Fenomena 'Jaksel': Ketika Bahasa Indonesia jadi Korban Tren

30 Desember 2024   19:48 Diperbarui: 30 Desember 2024   19:48 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kamus (sumber:Pexels.com)

Apa yangperlu dilakukan?

Untuk menjaga keseimbangan antara kreativitas berbahasa dan pelestarian Bahasa Indonesia, beberapa langkah penting perlu diambil. Salah satunya adalah dengan mengedukasi masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya Bahasa Indonesia sebagai identitas budaya dan nasional. Program edukasi yang menarik, seperti workshop bahasa atau kampanye di media sosial, dapat menjadi sarana yang efektif untuk menyebarkan kesadaran ini. Melalui pendekatan yang kreatif, masyarakat diharapkan lebih memahami nilai dan peran bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, penting juga untuk meningkatkan rasa bangga terhadap Bahasa Indonesia. Pemerintah dan komunitas bahasa dapat menciptakan program yang menunjukkan keindahan dan fleksibilitas bahasa ini, seperti mempromosikan karya sastra modern yang relevan dengan kehidupan generasi muda. Media sosial juga bisa menjadi alat yang efektif untuk mendorong penggunaan Bahasa Indonesia yang kreatif. Dengan membuat konten viral yang menonjolkan keunikan bahasa Indonesia, penggunaan bahasa ini bisa terus berkembang tanpa mengorbankan pelestarian dan keberagaman budaya bahasa.

Kesimpulan

Fenomena 'Jaksel' menggambarkan bagaimana generasi muda berinteraksi dengan dampak globalisasi dalam cara mereka berbahasa. Di satu sisi, fenomena ini menunjukkan bagaimana anak muda bisa berinovasi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman melalui penggunaan bahasa yang lebih kreatif. Namun, di sisi lain, hal ini perlu diwaspadai agar tidak mengancam keberlanjutan peran Bahasa Indonesia sebagai simbol persatuan dan identitas nasional. Meskipun ekspresi kreatif dalam berbahasa patut didorong, pelestarian Bahasa Indonesia sebagai bagian dari warisan budaya bangsa harus tetap menjadi fokus utama dalam setiap perkembangan bahasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun