Mohon tunggu...
WINDI IVARIANA NOVELIA
WINDI IVARIANA NOVELIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Konten Self Development

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Transform Pyramid: Poros Krusial Dongkrak Daya Saing Pendidikan Tinggi

25 Oktober 2022   09:32 Diperbarui: 25 Oktober 2022   09:42 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Daya saing pendidikan menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan, dijelaskan bahwasanya merujuk pada kemampuan lembaga pendidikan untuk menunjukkan hasil kerja yang lebih baik, lebih cepat, atau lebih hemat dan lebih bermakna.

Daya saing di sektor pendidikan bisa dicermati mulai dari tingkatan daya saing sekolah, madrasah, hingga perguruan tinggi. Dimana masing-masing tingkatan pendidikan tersebut tentunya memiliki peran krusial nya masing-masing. Salah satunya yaitu perguruan tinggi.

Perguruan tinggi berperan dalam menghasilkan SDM yang profesional untuk memasuki dunia kerja. Tercatat menurut data BPS tahun 2021 jumlah perguruan tinggi negeri di bawah Kemenristekdikti sebanyak 125 dan jumlah perguruan tinggi swasta di bawah Kemenristekdikti sebesar 2.990. Hal ini tentunya membuat daya saing perguruan tinggi semakin ketat.

Dengan adanya persaingan antar perguruan tinggi, harapannya kebijakan dan pembaharuan juga terus digencarkan secara masif oleh masing-masing perguruan tinggi. Salah satunya yaitu dapat melakukan perumusan strategi untuk meningkatkan daya saing perguruan tinggi secara sehat.

Melakukan pengerucutan tindakan yang lebih spesifik dan terstruktur agar warga perguruan tinggi maupun stakeholders terkait dapat langsung mengambil tindakan dengan tepat dan runtut. Pengerucutan strategi tersebut dapat dirumuskan dalam sebuah transformation pyramid.

Lapisan pertama, yaitu Teknologi. Memastikan perguruan tinggi tetap eksis di era revolusi industri 4.0 menjadi tantangan tersendiri. Peningkatan daya saing ini dapat dilakukan dengan cara mengelola portal website perguruan tinggi dan peningkatan search engine optimization (SEO).

Lapisan kedua, yaitu aspek Finansial. Strategi finansial melalui persaingan dengan menekan biaya operasional dan distribusi layanan pendidikan serendah mungkin. Strategi menekan biaya oleh perguruan tinggi tidak hanya untuk membuatnya mampu bertahan terhadap besaran biaya, namun juga sebagai market leader.

Lapisan ketiga, yaitu aspek Manajerial. Peningkatan kompetensi dan kapabilitas dari Sumber Daya Manusia penting untuk dilakukan mengingat semakin ketatnya persaingan perguruan tinggi.

SDM perguruan tinggi salah satunya dosen yang menjadi keunggulan kompetitif perguruan tinggi dapat diperoleh dari cara berinovasi dalam menerapkan ide. Selain itu mendorong tumbuhnya laju kinerja dosen agar mampu bersaing tingkat lokal, nasional, hingga internasional.

Lapisan keempat, aspek Kompetensi. Peningkatan kompetensi tenaga kerja menjadi muara dari peningkatan daya saing perguruan tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan edukasi dan himbauan kepada tenaga pendidik agar mengikuti sertifikasi kompetensi.

Lapisan terakhir, yaitu aspek Lulusan. Perguruan tinggi menjadi pendidikan untuk mencetak SDM yang unggul dan berkualitas. Oleh karena itu, perguruan tinggi harus bisa meningkatkan kualitas dan relevansi lulusan yang unggul pula melalui program-program yang relevan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun