"Besok hari sabtu, jadwalnya Pak Suami pulang"
"Saya mau masak urap sayur ah. Mumpung semangat dan mau nyari menu pembeda saja"
"Biar suami enggak bosan, saya suguhi itu-itu saja"
Rumi, seorang istri yang cekatan dan mandiri. Was wes sat set pergi ke pasar usai sholat shubuh. Meninggalkan seorang anak yang tertidur pulas di kamar belakang dekat dapur. Mengendap-endap melangkahkan kaki, menuntun sepeda motor supra berwarna hitam melebihi gerbang.
Menutup pintu perlahan. Ambil tas hitam kecil dan menyahut jilbab instan warna coklat. Sambil membawa kresek besar 5 buah untuk wadah belanjaan.
Cukup was-was kepergian Rumi sepagi itu. Takut jika si kecil tiba-tiba bangun dan mencari Rumi dengan wajah melas dan marah karena tidak diajak ke pasar. huft, pernah kejadian seperti itu.
Rumi Ke Pasar Keden
Motor berhasil Rumi tuntut menuju area sepi perumahan. Dibalik tembok berwarna abu tua, Rumi mencoba memanasi motor agar mesinnya tidak kaget. Toh, kalau kata teknisi, motor memang harus setiap hari dipanasi dulu agar mesinnya tetap awet. BEgitulah Rutinitas di pagi hari yang Rumi lakukan. Berusaha jadi istri yang serba bisa. Maklum, long distance marriage dengan pak Suami mengharuskannya jadi perempuan serba bisa.
Dengan mengucap bismillah, Rumi melajukan sepeda motornya dengan begitu kencang. Suasana jalanan yang masih gelap dan sepi membuat Rumi menancapkan gas lebih kencang dari biasanya. Kecepatan laju mencapai 70km/jam. Berharap, sampai di Pasar lebih cepat dan segera pulang bawa belanjaan banyak.
Terhitung, hanya 5 menit saja Rumi sudah sampai di Pasar Keden. Langsung menyahut kantong plastik yang telah dibawanya. Menuju penjual ikan, sayur, buah, telur dan lainnya.
Cukup banyak yang dibeli Rumi. Sampai-sampai, kadang khilaf dan tiba-tiba lupa kalau ada beberapa stock sayur yang tersisa di kulkas. Huft, dasar emak-emak. kadang pakai prinsip, "mumpung ada sayur ini. mumpung ada itu, dan blablabla" Yang sering buat emak-emak khilaf beli ini-itu. Hhhhi