Pada tahun 2021 lalu, Desa Wisata Nglanggeran yang terletak di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, berhasil dinobatkan sebagai “Desa Wisata Terbaik di Dunia” atau “Best Tourism Village 2021” oleh Organisasi Pariwisata Dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation World Tourism Organization). Selain memang karena pesona keindahan bentang alamnya yang menjadi destinasi wisata seperti Embung Nglanggeran, Air Terjun Kedung Kandang, dan Gunung Api Purba yang telah berumur jutaan tahun, Desa Wisata Nglanggeran juga terkenal dengan sektor perkebunannya yaitu kakao.
Dalam rangka survei untuk membuat rancangan program pengembangan objek pariwisata kakao di Desa Wisata Nglanggeran, Tim KKN-PPM UGM Subunit Nglanggeran Kulon menyambangi salah satu representatif dari Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Desa Nglanggeran yaitu Bapak Aris.
“Wisata Kakao di Desa Nglanggeran saat ini sudah cukup mumpuni dari segi produksi olahan kakao beserta pemasarannya. Namun hingga kini, satu aspek yang masih belum ada yaitu eduwisata kakao. Dengan demikian, saya sangat mengharapkan adik-adik mampu membantu kami mengembangkan eduwisata tersebut,” ujar Aris.
Menyadari potensi pariwisata tersebut, selama kurang lebih 50 hari masa penerjunan yang dimulai pada tanggal 11 Maret 2022, Tim KKN-PPM UGM Subunit Nglanggeran Kulon berusaha dan bekerja keras mewujudkan impian eduwisata kakao di Desa Wisata Nglanggeran.
Konsep eduwisata itu sendiri artinya memberikan wawasan dan pendidikan nonformal te ntang suatu pengetahuan kepada wisatawan yang berkunjung ke suatu objek wisata. Oleh karenanya, salah satu upaya pengembangan eduwisata yang dilakukan oleh Tim KKN-PPM UGM Subunit Nglanggeran Kulon adalah pembuatan sarana pendukung berupa media infografis bilingual yang memberikan informasi dan ilmu pengetahuan tentang budidaya tanaman kakao. Infografis bilingual ini disusun menggunakan dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris mengingat wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Nglanggeran tidak hanya berasal dari dalam negeri tetapi juga dari mancanegara.
Adapun infografis yang dibuat berjudul “Pembibitan Biji Kakao (Cacao Plant Nursery)” sehingga isinya secara spesifik menjelaskan tentang tahapan dan prosedur melakukan pembibitan biji kakao mulai dari pemilihan buah untuk benih, penyemaian biji benih, penanaman kecambah, hingga perawatan dan pemeliharaan bibit tanaman kakao. Dalam pembuatannya, Tim KKN-PPM UGM Subunit Nglanggeran Kulon bekerja sama dengan Pak Sutoyo, seorang pemilik kebun sekaligus petani kakao yang kreatif, inspiratif, dan tentunya dengan pengalaman berpuluh tahun dalam menggeluti budidaya tanaman kakao. Beliau sangat setuju dan mendukung penuh rencana program pengembangan eduwisata yang dilakukan. Selama ini wisatawan seringnya hanya mengenali cita rasa hasil olahan kakao tanpa mengetahui bagaimana proses biji coklat itu dihasilkan dari pohonnya. Dengan adanya infografis bilingual ini, para wisatawan yang datang ke kebun kakao miliknya bisa mendapatkan pengalaman berekreasi sambil langsung belajar tentang budidaya tanaman kakao.
Untuk kedepannya, Tim KKN-PPM UGM Subunit Nglanggeran Kulon mengharapkan adanya keberlanjutan dari upaya pengembangan eduwisata kakao di Desa Wisata Nglanggeran sehingga nantinya dapat menjadi suatu paket aktivitas wisata edukatif yang berdaya nilai jual. Lalu khususnya untuk infografis, semoga Tim KKN selanjutnya dapat membuat infografis dengan topik lanjutan dari rangkaian proses budidaya tanaman kakao yang panjang dan kompleks meliputi persiapan lahan kebun, pembuatan rorak, penanaman, perawatan-pemeliharaan, pemupukan, pemangkasan-penyambungan tanaman kakao, pengendalian hama dan penyakit serta cara panen buah hingga fermentasi biji kakao.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H