Kecerdasan adalah kemampuan suatu sistem untuk menyesuaikan diri secara tepat dengan dunia yang berubah
Kemampuan kognitif anak-anak - kemampuan mereka untuk melakukan operasi mental, untuk memperhatikan, mengingat dan berkomunikasi tentang apa yang telah mereka pelajari - merupakan sumber kecemasan besar bagi banyak orang tua yang mungkin bertanya-tanya apakah anak-anak mereka berkembang secara normal. Untuk alasan ini, kami menggunakan bagian berikutnya dari dokumen ini untuk berbicara tentang kecerdasan, yang merupakan istilah umum yang digunakan ketika membuat pernyataan ringkasan mengenai kemampuan dan potensi kognitif anak-anak. Terlepas dari semua kepentingan dan keunggulannya (kebanyakan orang pernah mendengar istilah itu), kecerdasan tetap merupakan konsep yang kurang dipahami, untuk berbicara tentang bagaimana kecerdasan diukur, dan untuk membahas berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan, yang hampir tidak tetap sebagai atribut seperti orang pada umumnya. dipimpin untuk percaya. halÂ
Kebanyakan orang menganggap kecerdasan sebagai menggambarkan "seberapa pintar" seseorang. Namun, definisi sebenarnya sedikit lebih rumit dari itu. Peneliti psikologi dan ahli teori telah secara aktif berdebat dan berdebat tentang cara terbaik untuk mendefinisikan dan mengukur kecerdasan selama lebih dari seratus tahun. Para ahli teori dan peneliti individu tidak sepakat tentang campuran mana dari keterampilan kognitif dan kapasitas mental (pemecahan masalah, pemikiran abstrak, kreativitas, memori, konsentrasi, keterampilan interpersonal, keterampilan tubuh/gerakan, dll.) yang harus dimasukkan dalam definisi, dan bagaimana mengukurnya. atribut penting ini dengan cara yang adil dan bebas budaya. Saat ini, kecerdasan paling baik dianggap bukan sebagai kemampuan atau atribut tunggal, melainkan sebagai konstruksi global yang mencakup banyak kemampuan kognitif yang berbeda dan terpisah.Â
Menurut American Psychological Association, kecerdasan menggambarkan kemampuan seseorang untuk memahami ide-ide yang kompleks, untuk beradaptasi dengan lingkungan, untuk belajar dari pengalaman, dan untuk terlibat dalam penalaran dan pengambilan keputusan dalam segala macam situasi (baik baru maupun akrab).
Keunikan manusia dapat dilihat dari tingkat kecerdasan yang dimiliki individu, yaitu tentang kecepatan dan kemampuan individu dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Terhadap individu yang mampu memecahkan masalah dengan cepat (kecerdasan tinggi), namun ada juga yang lambat, bahkan mungkin tidak mampu menyelesaikan masalah. Artinya tingkat kecerdasan berbeda-beda pada setiap individu.
Menurut Terman yang dikutip oleh Sukardi (1997), kecerdasan adalah kemampuan untuk berpikir secara abstrak. Menurut Binet dalam Winkel (1987), kecerdasan adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, melakukan penyesuaian untuk mencapai tujuan itu dan mengkritik diri sendiri (Sunaryo, 2004). David Wechler Sarwono (2000) telah mengutip bahwa kecerdasan adalah kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta secara efektif memanipulasi dan mengendalikan lingkungan.
Kecerdasan Kecerdasan (IQ)
Ada beberapa teori kecerdasan yang menjadi sentral perkembangan teori kecerdasan, antara lain:
Teori Uni Faktor
Teori ini dianggap sebagai teori tertua. Alfred Binet adalah salah satu ahli psikologi yang mengatakan bahwa kecerdasan bersifat monogenetik, yaitu berkembang dari satu unit faktor atau faktor umum. Menurut Binet, kecerdasan merupakan salah satu aspek karakteristik yang terus berkembang sejalan dengan proses pendewasaan individu.
Teori ini dianggap sebagai teori tertua. Alfred Binet adalah salah satu ahli psikologi yang mengatakan bahwa kecerdasan bersifat monogenetik, yaitu berkembang dari satu unit faktor atau faktor umum. Menurut Binet, kecerdasan merupakan salah satu aspek karakteristik yang terus berkembang sejalan dengan proses pendewasaan individu. Binet menggambarkan kecerdasan sebagai sesuatu yang fungsional yang memungkinkan orang lain untuk mengamati dan mengevaluasi tingkat perkembangan individu berdasarkan kriteria tertentu. Jadi untuk mengetahui apakah seseorang cukup pintar atau tidak, dapat dilihat dari metode, kemampuan melakukan suatu pekerjaan dan kemampuan untuk mengubah arah pekerjaannya jika diperlukan. Inilah yang dimaksud dengan komponen sikap, adaptasi dan kritik dalam pengertian kecerdasan.
Teori Dwifaktor (The Two-Factor Theory)Â
Teori dua, yang dikembangkan oleh Charles Spearman, seorang psikolog dan ahli statistik dari Inggris, mengembangkan teori faktor sandi. Spearman (1927) mengusulkan teori kecerdasan dua faktor yang dia yakini dapat menjelaskan pola hubungan antara set tes kognitif yang dia analisis. Dalam bentuknya yang paling sederhana, teori ini menyatakan bahwa kinerja pada setiap tugas kognitif tergantung pada faktor umum (g) serta satu atau lebih faktor yang spesifik dan unik untuk tugas tertentu (Aiken, 1997).