Mohon tunggu...
Diana Wardani
Diana Wardani Mohon Tunggu... Administrasi - Sederhana

I Love You, Kangmas Matahariku. I love your sign and signature - I always be with you wherever you are, because we are one.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Setangkai Kembang Untukmu

24 Januari 2021   01:21 Diperbarui: 24 Januari 2021   01:41 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pinterest Indonesia

Ya Allah, Engkau memang Sang Empunya segalanya. Engkau berhak mengambil milikMu dengan caraMu sendiri.

***

Sore 16.30 Kamis Pon

Aku meraih ponselku yang sejak tadi disimpan di laci bawah aquarium. Seperti biasa aku mengecek pesan masuk. Aku membaca di grup WhatsApp, Jojo menanyakan kabar Daniel yang sudah beberapa hari tidak menyapa di grup dan tidak menyapa dirinya juga. Daniel memang paling aktif di grup SMA ku. Kebiasaannya menyapa tiap pagi dan sering melempar candaan di grup, sedangkan aku, hanya menjadi seorang silent reader saja. Hanya ikut tertawa atau tersenyum, tanpa mengomentari candaan teman-temanku.

Jojo mencoba mengirim pesan dan menelepon berkali-kali namun HP Daniel tidak kunjung aktif. Teman-temanku merasa heran dengan kebiasaan Daniel yang mematikan HP. Tidak seperti biasanya. HP nya selalu aktif kendati ia tengah berada di luar negeri sekali pun. Teman-temanku berharap, keadaan Daniel baik-baik saja, termasuk aku, tentunya. Berharap tidak terjadi sesuatu hal buruk menimpanya.

***

Siang, 12.00 Jumat Wage

Sesuai kesepakatan, akhirnya teman-temanku mengutus teman lainnya, Stanley untuk bertandang ke rumah Daniel. Rupanya rumahnya kosong. Hanya ada satu lampu nyala di dalam rumah, sementara gorden rumahnya tertutup rapat dan lampu teras menggunakan lampu sensor. Tanaman kering. Daniel biasanya rajin menyiram tanaman di rumahnya. Kemanakah Daniel?

Pertanyaan demi pertanyaan bermunculan tanpa ada jawaban. Dugaan demi dugaan pun spontan naik ke permukaan. Stanley bertemu dengan pengurus RT setempat. Tadinya mau dibongkar saja pintu rumahnya, namun ada pertimbangan lain ketika hal itu hendak dilakukan. Penelusuran dilanjut dengan menghubungi saudara Daniel pun tak membuahkan hasil. Katanya sudah lama mereka tidak berjumpa. Daniel pun hanya memberi pesan kepada saudaranya itu pada saat Natal saja. Selebihnya tak pernah ada kabar lagi.

Lagi-lagi sang kabar menggantung. Keberadaan Daniel belum jua terjawab. Kami kembali harus menanti dengan sabar kabar pasti keberadaan Daniel.

***

Pagi 9.42 Sabtu Kliwon

Penantian akhirnya menemukan jawaban. Kondisi Daniel pun akhirnya terkuak. Fanny memberi kabar duka bagi Warga Belekok. Daniel telah diketemukan meninggal tergeletak di depan pintu kamar mandi. Harapan kami hancur sehancur-hancurnya. Kesedihan tiba-tiba menyeruak muncul menjadi rasa tidak percaya dan nelangsa. Ya Allah, Daniel.
Beberapa saat aku tercenung dan shock demi membaca kabar tentang keberadaan Daniel.
Aku akui memang tak terlalu dekat dengannya, namun membayangkan kejadian ini menimpa teman yang kukenal, rasanya cukup memengaruhi tiap lapisan rasaku.

Kembali Stanley menjadi perwakilan kami. Teman Daniel yang lain membongkar pintu rumah Daniel karena mereka juga merasa kehilangan Daniel. Daniel memang orangnya grapyak.
Aku berpikir, mungkin ini caranya menitipkan diri pada semestanya. Sehingga ketika sapaannya tak muncul, maka teman-temannya secara otomatis akan mencarinya.

Tim kepolisian dan tim dokter pun datang ke tempat kejadian. Kabar dari Stanley, akan dilakukan test PCR bagi Daniel, untuk mengetahui ia terkena virus covid atau tidak. Kebetulan adiknya adalah seorang dokter.
Ternyata alhamdulillah hasilnya negatif, sehingga teman-teman bisa menghadiri ke pemakaman.

Hari itu Daniel sudah berada di salah satu rumah duka di kota ini. Ia kini telah terbebas dari kesakitannya, menemui Sang Khalik.


Pagi, 9.05 Minggu Legi

Ibadat pemakaman Daniel alhamdulillah berjalan lancar. Bunga putih memenuhi pusara Daniel, tempat terakhir Daniel berbaring dalam damai.

Kini tepat dua pekan kepergian Daniel. Masih terbata-bata membaca kehendakNya. Namun semua itu harus tetap disadari bahwa CintaNya akan senantiasa hadir dalam tiap peristiwa.

***

Selamat menempuhi kehidupan barumu, Broer Daniel. Semoga amal kebaikanmu mengiringimu menuju tempat jauh seperti katamu lewat mimpi Esther semalam tadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun