***
Pagi 9.42 Sabtu Kliwon
Penantian akhirnya menemukan jawaban. Kondisi Daniel pun akhirnya terkuak. Fanny memberi kabar duka bagi Warga Belekok. Daniel telah diketemukan meninggal tergeletak di depan pintu kamar mandi. Harapan kami hancur sehancur-hancurnya. Kesedihan tiba-tiba menyeruak muncul menjadi rasa tidak percaya dan nelangsa. Ya Allah, Daniel.
Beberapa saat aku tercenung dan shock demi membaca kabar tentang keberadaan Daniel.
Aku akui memang tak terlalu dekat dengannya, namun membayangkan kejadian ini menimpa teman yang kukenal, rasanya cukup memengaruhi tiap lapisan rasaku.
Kembali Stanley menjadi perwakilan kami. Teman Daniel yang lain membongkar pintu rumah Daniel karena mereka juga merasa kehilangan Daniel. Daniel memang orangnya grapyak.
Aku berpikir, mungkin ini caranya menitipkan diri pada semestanya. Sehingga ketika sapaannya tak muncul, maka teman-temannya secara otomatis akan mencarinya.
Tim kepolisian dan tim dokter pun datang ke tempat kejadian. Kabar dari Stanley, akan dilakukan test PCR bagi Daniel, untuk mengetahui ia terkena virus covid atau tidak. Kebetulan adiknya adalah seorang dokter.
Ternyata alhamdulillah hasilnya negatif, sehingga teman-teman bisa menghadiri ke pemakaman.
Hari itu Daniel sudah berada di salah satu rumah duka di kota ini. Ia kini telah terbebas dari kesakitannya, menemui Sang Khalik.
Pagi, 9.05 Minggu Legi
Ibadat pemakaman Daniel alhamdulillah berjalan lancar. Bunga putih memenuhi pusara Daniel, tempat terakhir Daniel berbaring dalam damai.
Kini tepat dua pekan kepergian Daniel. Masih terbata-bata membaca kehendakNya. Namun semua itu harus tetap disadari bahwa CintaNya akan senantiasa hadir dalam tiap peristiwa.
***
Selamat menempuhi kehidupan barumu, Broer Daniel. Semoga amal kebaikanmu mengiringimu menuju tempat jauh seperti katamu lewat mimpi Esther semalam tadi.