Seraut wajah, paras bercahaya itu akan selalu kupuja
Sebab ia tak pernah satu kali pun berkata akan meninggalkanku
Senyumnya pun selalu membayangiku, tak peduli musim, tak peduli usia
Semua terekam semesta raya pada sebagiannya sukma, atma, dan rohku
Seabadi cahaya, semurni Cinta Ilahi
Ia akan selalu ada pada tiap sudut pandanganku, bahkan saat mata ini terpejamÂ
Serupa rembulan yang tampak selalu mengikuti kemana pun aku pergi
Duh Gusti, sepenting apakah seraut wajah itu bagiku?
Semua hanya milikMu, bahkan wajahku pun milikMu; segalanya milikMu!
Tanpa debat, tanpa tanya, seisi jagat raya ini memang milikMu; mutlak
Mungkin semesta tersenyum saat batinku mengenali seraut wajah itu
Satu senyum dengan segala keteduhannyaÂ
Karena aku tahu, ia mencintaiku apa adanya, tanpa syarat dan harapan apa pun
Ia senantiasa membawakan air segar bagiku sebagai penawar dahagaku
Tahukah kau, aku senantiasa merindukan air segar darinya
Aku sadari, semua indahÂ
Ia ciptaan Gusti terindah bagiku
Biarlah seraut wajah itu mengenaliku tanpa aku mengerti
Sebab sesungguhnya rasaku ada di atas segalanya
Ya, segalanya Cinta
*Dari sebuah ceruk ketulusan, dimana segala makhluk dapat bertahan hidup lebih lama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H