Mbah Maridjan yang meninggal 26 Oktober 2010, namun diperingati 14 Oktober 2011, karena disesuaikan dengan penghitungan kalender jawa. Dari tempatku berdiri, suara Donny Kusuma yang terdengar lamat-lamat, saat itu ia mewakili PT Sido Muncul, dan menyumbangkan dana untuk desa itu sebesar 150 Juta Rupiah. Tak jelas, apakah untuk desa itu atau untuk keluarga Mbah Mardijan saja. Tapi aku yakini, pasti uang sebesar itu disumbangkan untuk membangkitkan kembali desa itu.
***
Kurang lebih satu tahun telah berlalu, namun moment ini masih sangat rapi menyimpan segala rasaku. Haru, sedih, dan rasa syukur kian bersemi di hatiku hingga aku tulis kembali di sini. menyaksikan secara live hidup dan kehidupan di sekitar Gunung Merapi semakin melengkapi rasa yang dengan cepat mengaliri seluruh isi di batinku. Ada rasa miris, rasa sedih, rasa ngeri, dan segala rasa bercampur menjadi rupa-rupa rasa. Semoga kini semua baik-baik saja dengan vegetasi baru yang bermunculan dari awal; memulai kisah kehidupan mereka yang menghijau mendamaikan hati. Ijo royo-royo memanjakan mata.
*I love Yogyakarta much :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H