Mohon tunggu...
Diana Wardani
Diana Wardani Mohon Tunggu... Administrasi - Sederhana

I Love You, Kangmas Matahariku. I love your sign and signature - I always be with you wherever you are, because we are one.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ubahlah Sepi Menjadi Hening

26 Desember 2014   06:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:26 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ubahlah sepi menjadi hening." Begitu bisik Ison kepadaku malam itu. Panas dingin demam tubuhku merasakan Ison. Sekejap bagai berada dalam dekap bara api. Serpihan Ison yang mencintaiku apa adanya ini, sempat memercik di atas kepala dan seluruh tubuhku. Aku berserah dan hanya diam berjuang memahami makna percikannya.

Ia pergi meninggalkan pesan itu untukku. Di penghujung 2014, aku diperkenankan untuk memeluk hening. Memujanya serupa Dewi Laksmi memuja Dewa Wisnu.

*

Hening. Dimanakah berada? Dalam kumparan masa, aku mencarinya susah payah. Hening identik dengan malam atau waktu di sepertiganya malam. Namun saat Ison mengisyaratkannya kepadaku, tetiba aku seakan ditariknya dari gemuruh duniawi, dari segala gejolak rasa. Aku dibimbingnya meniti di atas pematang kumparan masa bernama Hening. Ternyata Hening itu sangat dekat denganku. Ison menunjukannya dengan lembut dan membuatku takjub.

Tak peduli panas menyengat, tak peduli hujan deras diselingi petir menyambar dengan highlight menawan di Langit Raya. Hening tetaplah hening. Buah cinta dari cipta, rasa, dan karsa. Hening itu membawaku menuju pendengaran baru, menuju pengelihatan baru.

[caption id="attachment_343389" align="aligncenter" width="300" caption="Pecel kembang turi persembahan malaikat sejati"][/caption]

Sang Hening memaparkan kepadaku tentang malaikat-malaikat di sekitarku. Ia menghentak rasaku, saat Hening berkata bahwa ibu-ibu berkain motif sayap burung penjual pecel itu adalah malaikat-malaikat sejati. Mereka tidak mewah megah berkain sutera dan berada di tempat mewah megah pula. Namun dengan tangan-tangan terampilnya penuh kesederhanaan, mereka menyediakan makanan minuman sehat bagiku dan bagi banyak orang. Mereka menjaga sedemikian rupa nuansa makanan minuman leluhur dan tanpa mereka sadari telah membawa para konsumennya menjadi lebih sehat lahir dan batin. Lebih bahagia lahir dan batin pula.

[caption id="attachment_343390" align="aligncenter" width="300" caption="Inilah ceplukan yang sebagian aku jadikan sebagai bibit"]

1419522381489332231
1419522381489332231
[/caption]

Aku merenungkan paparan Hening. Dari sana, aku menemukan kembali satu malaikat yang memang ada di sekitarku. Dengan penuh ketulusan, ia berkenan membawakan aku butiran-butiran ceplukan atau dalam Bahasa Latin bernama Physalis Angulata. Ceplukan ini sering aku jumpai saat aku kecil dulu, ketika berada di rumah nenek di Ngayogyakarta Hadiningrat. Aku kangen dengan rasa dari buah physalis angulata, sehingga aku ingin sekali menikmati sekaligus mencoba menanamnya. Biasanya tanaman ini senang bertumbuh di antara tanamam palawija dan di sawah.

[caption id="attachment_343392" align="aligncenter" width="300" caption="Ceplukanku tumbuh subur dan mulai berbuah - hatur nuhun"]

141952298230099366
141952298230099366
[/caption]

Aku taburkan biji-biji kecil dari butiran ceplukan itu di dalam pot, dan aku perhatikan perkembangannya tiap hari. Sejak medio September 2014 lalu, kini tanaman ini sudah berbunga dan mulai muncul buahnya. Bahagia hatiku tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Hanya rasa syukur bahwa aku telah menemukan salah satu kebahagiaan sejatiku hanya dalam wujud ceplukan. Kebahagiaan itu sesederhana pecel turi, sehangat wedang sirih, dan sesegar buah ceplukan. Physalis angulata ini ternyata banyak manfaatnya bagi tubuh. Silakan googling untuk menemukan apa saja manfaatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun