assalamualaikum hallo semua perkenalkan nama saya Winda Yuliana saya merupakan mahasiswi Ilmu Komunikasi angkatan 2019 Universitas Ahmad Dahlan.Â
Pada kesempatan kali saya akan membahas mengenai dilemma sosial, sebelumnya saya sudah menonton film yang berjudul "The Social Dilemma" film tersebut menceritakan tentang remaja yang kecanduan akan media sosial dan sikapnya menjadi berubah dengan kehidupan sebelum mengenal media sosial.Â
Media sosial memang media yang menguntungkan bagaimana tidak dengan adanya media sosial kita menjadi lebih mudah untuk berkomunikasi, mencari informasi, dan berteman dengan orang yang sebelumnya tidak kita kenal atau bahkan tidak satu tempat dengan kita, perlu kita ketahui media sosial memiliki tarif yang murah maka dari itu semua orang sangat gemar untuk menggunakan media sosial.Â
Media sosial menjadi aplikasi yang sangat mendukung kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi di era sekarang ini namun kita sebagai masyarakat yang baik sangat perlu untuk selalu bijak dalam menggunakan media sosial supaya tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.Â
Hal yang baru saja saya ketahui dari film " The Social Dilemma" adalah ternyata semua aktivitas yang kita lakukan saat bermedia sosial sudah terekam pada sistem dari aplikasi yang kita gunakan, mereka sengaja memberikan kita notifikasi yang sangat membuat kita tertarik untuk membukanya, mereka menaruh iklan untuk mengambil keuntungan.
Maka dari itu sering kita temui di media sosial tersedia konten atau hal yang sedang ingin kita lihat. Masa remaja atau anak remaja sangat rentan terhadap media sosial, saat bermain instagram mereka mengupload foto akan banyak followers mereka yang menanggapi, mulai dari menyukainya atau bahkan menghujatnya, di film tersebut pemerean remaja wanita memposting fotonya kemudian ada satu bahkan lebih orang mencacinya dan membuat anak tersebut terganggu dan tidak percaya diri (insecure), hal-hal seperti ini yang sangat berbahaya dan bisa memicu anak tersebut untuk menyakiti dirinya sendiri.Â
Hal yang saya rasakan selama menggunakan media sosial benar bahwa media sosial membuat kecanduan, bagaimana tidak bukti nyata bahwasanya setiap waktu saya selalu tentang media sosial bahkan seperti tidak bisa lepas dari itu, setiap hari yang saya lakukan selalu sama menonton drama korea, serial china, membaca webtoon, scroll TikTok, bermain Instagram dan Twitter, saya melakukan hal yang sama sampai terkadang lupa untuk makan,mandi, bahkan telat untuk solat, isi satu rumah hanya nenek yang tidak mempunyai handphone, jika sedang berkumpul semuanya sibuk dengan handphone masing-masing. Seperti sudah menjadi tradisi saat ini, namun terkadang media sosial bias mendekatkan kita dengan saudara yang jauh dengan kita, mengapa tidak hanya dengan modal handphone dan jaringan kita sudah bias berbincang dengan sanak saudara yang jauh disana dan sangat kita rindukan.  Kalau dibilang tidak bisa  hidup tanpa handphone dan media sosialsi memang betul, dulu saya memiliki handphone saat duduk di kelas 6 SD itupun saya dibelikan orang tua saya karena saya hendak studytour ke Yogyakarta berbeda dengan saat ini, anak masih TK bahkan PAUD sudah di kasih nonton YouTube dan sudah pintar mengakses media sosial sendiri, itu semua memicu kecanduan terhadap media sosial sedari dini dan tentunya jika tidak diawasi oleh orang tua akan mengakibatkan bukan saja kecanduan bahkan bias saja mereka mengakses hal-hal yang belum seharusnya mereka ketahui dan mereka lihat,. Dari kecanduan itu mereka menjadi orang yang anti sosial banyak sekali saya temui dilingkungan tempat tinggal saya sekarang ini jarang sekali bahkan hamper tidak ada anak-anak yang bermain bersama teman-teman sebayanya seperti bermin masak-masakan, petak umpet, bermain kelereng, dan permainan tradisional lainnya karena terpaku oleh handphone untuk sekarang mereka sibuk bermain game online seperti Mobile Legend, PUBG, sausage man, dan yang lainnya. Bahkan mereka sering kali melawan orang tua mereka ketika sedang dinasihati.
Beberapa pengalaman saya yang lainnya yaitu seperti di bidang pendidikan, hal yang saya rasakan dari adanya Teknologi Informasi dan Komunikasi ini saya mengalami beberapa kemudahan saat mengerjakan tugas dari dosen ataupun guru pada saat saya duduk dibangku SMP dan SMA. Saat SMP saya diajari guru saya untuk mengaplikasikan Microsoft Office seperti Microsoft Word, Microsoft Excel dan yang lainnya. Dari situ saya menjadi paham cara mengoperasikannya dan itu semua sangat membantu saya sampai dengan sekarang, dengan adanya Teknologi Informasi dan Komunikasi dan media sosial memudahkan saya untuk mencari dan mengakses materi-materi sekolah dan kuliah saya dengan cara mengakses website yang mengandung materi yang sedang saya cari dan saya pelajari, bukan hanya itu di masa pandemic Covud 19 ini semua kegiatan seperti sekolah,kuliah, bekerja, dilakuakan di rumah atau yang biasa di sebut dengan Work From Home (WFH) semuanya dilakukan dengan daring, perkuliahan dilakukan secara online menggunakan berbagai aplikasi seperti Google Clasroom, Google Meet, Zoom, Microsoft Teams dan yang lainnya. Karena sedang tidak bertatap muka cara mengumpulkan tugaspun dengan cara dikumpulkan lewat Google Clasroom, email, bahkan bias lewat WhatsApp , dibidang kesehatan saya juga merasakan keuntungan dengan menggunakan kemajuan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi ini dengan media sosial kita bias membuat janji dengan dokter yang hendak kita temui, misalkan kita ingin membuat jadwal dengan beliau kita bias langsung mendaftar menggunkan aplikasi dari rumah sakit kita tinggal memasukan nama, alamat, janji dengan dokter siapa , pada hari dan jam apa, jika sudah di acc kita langsung daja dating kerumasah sakit yang kita tuju. Dibidang yang lainnya selain pendidikan dan kesehatan saya juga merasakan manfaatnya di bidang transportasi manfaat yang saya rasakan dibidang ini adalah saat saya hendak berangkat kuliah dan saat itu saya tidak memiliki kendaraan pribadi akhirnya saya mengunduh aplikasi ojek online di handphone saya, setelah mengunduhnya saya langsung memesan, cara memesannya ternyata sangat mudah, kita tinggal memberitahu lokasi kita sedang dimana nanti secara otomatis lokasi kita terlacak di handphone drivernya. Bukan manfaat saja yang saya rasakan ketika menggunakan media sosial saya juga pernah mengalami kerugian seperti pada saat saya SMA saya mengalami pembajakan akun media sosial saya, secara tiba-tiba saya tidak bisa login ke akun Facebook saya, kemudiaan saya melihat akun saya sudah dipakai untuk iklan penjualan kendaraan motor , tentu saja saya sangat takut orang tersebut menyalahgunakan nama saya untuk kepentingan yang merugikan orang lain dan imbasnya akan ke saya. Saya juga mengalami kerugian dalam bentuk lain yaitu ada nomor telfon yang tidak dikenal menelfon saya dan meminta sejumlah uang kepada saya dengan mengiming imingi akan mendapat hadiah satu unit mobil tentu saja saya tidak percaya sudah sangat jelas itu hanya modus orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Ada satu pengalaman dari teman saya yaitu dia pernah di beri pesan lewat WhatsApp orang tersebut mengaku sebagai ayah saya dan katanya meminta untuk di transferi uang sejumlah 1 juta rupiah, lanatas teman saya dan memastikan apakah benar itu nomor dari ayah saya, saya langsung mengkonfirmasikan pada ayah saya mengenai haal tersebut, ayah saya mengatakan bahawa itu bukan nomornya dan bukan beliau juga yang mengirimi pesan seperti itu ternyata setelah dikulik mendalam orang tersebut bukan hanya mengaku sebagai ayah saya tetapi juga mengaku ngaku sebagai orang lain, sungguh kejahatan seperti sangat merugikan sepihak maka dari itu kita harus benar-benar berhati-hati supaya tidak kena tipu seperti itu.
Hal-hal diatas merupakan pengalaman saya saat bermain media sosial tidak bisa dipungkiri saya dan orang-orang disekitar saya sudah kecanduan media sosial. Sasaran yang sangat rentan terkena kecanduan media sosial berujung kerugian adalah anak-anak dan remaja bagaimana tidak anak-anak bahkan remaja adalah fase dimana mereka penasaran dengan dunia luar dan ingin mencari jati diri dari mereka masing-masing , cara unuk mengatasi hal tersebut tentunya berawal dari pengawasan orang tua yang haruse mengontrol mereka bermain handphone dengan cara memberi durasi mereka bermain handphone, jika sedang mengakses media sosial sebaiknya orang tua memantau apa saja yang sedang mereka lihat supaya hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi. Kemudian untuk remaja sangat diperlukan pemberian layanan bimbingan dan konseling pada sekolah, peran guru bimbingan dan konseling sangat diperlukan untuk mencegah dampak negative dari media sosial pada siswatujuan dari bimbingan dan konseling sendiri adalah melindungi aspek pribadi-sosial siswa , pencegahan tersebut dapat dilakukan dengan cara menentukan program apa yang hendak dilakukan untuk bimbingan dan konseling, memilih dan menentukan jenis bimbingan apa yang tepat untuk diberikan kepada siswa dan siswi, tak lupa pula guru bimbingan dan konseling harus tegas kepada para siswanya supaya mereka bisa mematuhi dan menjadi siswa yang lebih baik lagi. Pengalaman saya saat duduk di bangku SMP banyak sekali teman-teman saya yang bermain media sosial tetapi tidak tahu apa yang mereka unggah itu bisa merugikan diri sendiri dan orang lain dan dapat merusak citra baik dari sekolah kami, saat itu teman saya mengunggah sebuah foto menggunakan seragam sekolah tetapi fotonya ditempat yang tidak seharysnya, foto itu viral kemudian nama sekolah menjadi tercoreng dan terkesan tidak baik, sekolah mengetahuinya dan memanggil anak tersebut untuk mengklarifikasi dan menasihati untuk tidak melakukan hal seperti itu lagi, para guru dan terkhusus guru bimbingan dan konseling memberi pengumuman jika ingin pergi bermain sebaiknya lepaskan atribut yang membawa nama sekolah supaya tidak terjadi hal seperti itu lagi. Saat SMA juga hal serupa pernah saya temui, ada salah satu siswi yang tentunya merugikan diri sendiri dan sekolah siswi tersebut menjadi viral dan menjadi dikucilkan oleh teman-teman sekelasnya. Masa masa remaja memang kita terkadang tidak memikirkan hal apa saja yang akan menjebak kita pada bahaya, beribadah dan mengikuti kegitan-kegiatan agama atau kegiatan yang berbau positif kemudian mengikuti organisasi akan lebih baik dari pada kita hanya bermain media sosial yang "mungkin" hanya membuang-buang waktu kita.
Hidup tentram dan damai adalah hidup yang diinginkan oleh semua orang, perlu diingat bahwa hidup kita bukan sekedar handphone, media sosial, banyak kegiatan yang lebih bermanfaat  yang harus kita jalani seperti beribadah, membantu orang tua, membantu sesama, dan meciptakan inovasi-inovasi baru untuk kehidupan yang layak dan terbebas dari hal negatif. Supaya lebih bijak menggunakan media sosial kita harus pintar sebelum menggunakannya, hindari hal-hal yang tidak perlu dantidak penting untuk kita lakukan, apabila ada berita hoax kita harus bisa menyikapinya dengan baik dan jangan mau tertipu, jika kita ingin mengupload sesuatu pun kita harus menjamin kebenarannya, jika ingin menggunggah foto pada laman media sosial kita harus foto yang layak untuk menhindari hal-hal yang tidak baik yang akan merugikan diri sendiri. Peran orang tua sangat penting, didalam rumah saya, ayah saya memang bermain media sosial, tetapi beliau juga selalu mengingatkan saya dan adik saya untuk tidak selalu bermain handphone, jika ayah saya melihat saya dan adik saya sibuk bermedia sosial beliau pasti akan marah dan menasihati untuk jangan lupa makan, solat, membantu ibu membereskan rumah dan menyelesaikan pekerjaan rumah ataupun belajar. Bahkan sekali pernah ayah saya ingin menyita handphone dari kami dan mematikan jaringan wifi yang ada dirumah, karena kami sangat susah di beri tahu untuk jangan bermain handphone saja. Bermedia sosial juga dapat meningkatkan pengetahuan kita, kita menjadi tahu hal-hal baru yang belum pernah kita lakukan, media sosial juga bisa menjadi lahan kita mencari uang tentunya yang bernilai positif yaa. Seperti kita berjualan makanan dengan media sosial di Instagram, atau menjual pakaian diaplikasi belanja online, kemudian kita membuat vlog tentang hal-hal yang bermanfaat untuk orang lain di YouTube. Dari hal tersebutkita akan memiliki pelanggan atau viewres nah dari situ kita akan mengambil keuntungan berupa uang untuk diri kita sendiri, sebaiknya kita membuat karya-karya yang baik ya, jangan karya-karya yang tidak bermanfaat. Kareana bukan hanya kita yang akan menyaksikannya. Seluruh dunia akan menanggapi dan menontonnya dan memberikan penilaian-penilaiaan sesuka mereka dan mungkin tidak seperti yang kita inginkan untuk diri kita sendiri. Jika kita mengunggah konten-konten yang tidak bermanfaat atau merusak nama baik kita. Bukan hanya kita yang tercemar, bisa saja orang tua kita, keluarga, tempat tinggal, bahkan Negara kita tercemar buruk oleh orang-orang diluar sana. Â
Kesimpulan singkatnya media sosial memiliki dampak yang baik dan dampak yang buruk. Dampak baiknya media sosial menggiring perubahan sosial masyarakat kearah yang lebih baik lagi dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, sedaangkan dampak buruknya adalah menggiring perubahan sosial masyarakat yang cenderung menghilangkan nilai-nilai yang ada di masyarakat sekitar kita, seperti kita menjadi masyarakat yang anti sosial tidak mau berbaur dan berinteraksi secara langsung dengan tetangga,saudara, dan kerabat kita. Seiring waktu pasti Teknologi Informasi dan Komunikasi akan berkembang pesat, maka dari itu kita harus siap dan mempunyai bekal pada diri kita untuk selalu bisa menyikapi perubahan ini dengan baik, jangan mau teralat oleh perkembangan ini kearah yang negatif. Jika kita tidak mau ada dampak yang merugikan kita dan orang lain maka kita harus belajar dari kesalahan-kesalahan kita yang terdahulu. Sebab jika kita hanya mengikuti arus globalisasi maka kita selamanya akan terpaku terhadap hal itu, mulai-mulailah untuk hidup yang seimbang dan bermanfaat bagi kehidupan kita yang lebih layak.