Hujan. Setiap ronanya adalah siluet yang terkadang membuat derai airmata tak kunjung berhenti. Ada wajah yang terhapus dalam derasnya hujan, bersama senja yang kian meredup.
Derap langkah sejenak berhenti. Menyaksikan jingga yang pergi melukiskan kembali sketsa alam yang syahdu. Membaur dalam nyanyian hujan, mencairkan bongkahan rasa di dinding yang paling beku.
Terkadang tangis, sesekali beradu pandang. Saling menguatkan. Saling menjaga.
Hujan selalu punya waktu, seperti cerita yang selalu punya alur, seperti bait yang hadir dengan pesan. Memeluk jiwa.
Hujan memang tak selalu bercerita pilu. Juga tak melulu berbicara sendu.Â
Hadirnya memberi kehidupan dan pesan. Mengingatkan bahwa tak ada tempat yang lebih damai selain Sujud. Hujan dan doa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H