Mata menatap bayang pada cermin
Rupa yang tak tampak menarik
kutanya, mengapa?
Kau tertawa. Indah bukan hanya tentang wajah
Dangkal.
Pada cermin kutatap mataku
Mencari sedikit sinar di hitam bolamata yang kerap meragu
Kau pun tersenyum,Â
Mengadulah padaNya, sujud.
Berbalik, cermin kini menatap mata
Ia tak mencari celah kurang
Tersenyum tulus, menyuguhkan sebait sajak
Tak harus menjadi sempurna
Untuk menjadi istimewa.
Ya, mencari tanya adalahÂ
Menggali jawab tentang syukur
        "Tuhan hadir dalam hati," ucap IbuÂ
Mengaburkan rapuh
Yang kerap mengeluh karena peluh.
Pada cermin aku melihat sosoknya.
Jika cantik adalah tentang rupa
Maka siap-siaplah menunggu usang
Pulang, dan hilang...
Karena abadi hanyalah milik hati yang terang.