Mohon tunggu...
Anna
Anna Mohon Tunggu... Administrasi - love me or hate me

belajar menjadi manusia | learn to be alive

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukan Cerita Dongeng #2

22 Desember 2012   11:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:12 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya ada udara dan isak tangis di ruangan yang tak terlalu besar ini

Udara karena Gadis itu masih membutuhkannya

Isak tangis karena Lelaki itu sudah menghujaninya dengan teriakan penuh amarah

Andai saja Lelaki itu bisa berpikir waras, mungkin dia tidak perlu berteriak pada Gadis

Karena ketakutan, Lelaki itu mengerahkan semua tenaganya untuk berteriak

"Bagaimana jika istriku curiga?!" semua karena tanpa sengaja Gadis mencium tangan istri Lelaki ketika mereka berkenalan, Lelaki itu sendiri yang membawa Gadis menemui istrinya.

Berkali-kali sudah kubilang pada Gadis "tinggalkan saja Lelaki itu" tapi Gadis tetap diam tak bergeming

Lelaki itu tidak butuh cinta - dia sudah memilikinya dirumahnya yang nun disana

Ada istri juga anak-anak mungil yang senantiasa menantinya pulang setiap minggu

Dia tidak butuh cinta Gadis - dia hanya ingin berbagi peluh di ranjang yang entah milik siapa

Gadis tetap saja tersenyum meski Lelaki itu berbuat seenaknya

Kata Gadis "aku mencintainya, aku percaya padanya, suatu saat dia pasti berubah"

Hari berganti Bulan, Gadis masih saja mengharap datangnya keajaiban yang tak kunjung tiba

Suatu ketika ada hal yang membuat Gadis dan Lelaki tidak saling bertemu

Aku cukup senang saat itu, mungkin juga Gadis telah membuka matanya yang selama ini tertutup

Tapi hari ini, Lelaki itu tiba-tiba datang di hadapan Gadis - dengan wajah baru - wajah yang penuh cinta

Gadis begitu gembira menyambut kekasih hatinya, ada senyum tersungging di bibir Gadis

Gadis seolah melambung ke angkasa ketika Lelaki mengecup tangannya - Aku muak melihatnya

Aku dengar mereka berbicara penuh kasih, saling melempar tatapan penuh rindu

Entah mengapa dalam sekejap - senyum Gadis memudar, bibirnya masih melengkung tapi tidak hatinya

Hatinya bukan hanya retak tapi langsung hancur berkeping

Lelaki itu tidak kembali untuk menjemput cintanya

Birahi yang mengantarkan Lelaki itu pada Gadis

Gadis dengan senyum dukanya mengikuti kemauan Lelaki

Tapi kali ini Aku tidak mau hanya diam

Aku yang paling tahu betapa terlukanya Gadis

Aku yang paling tahu seberapa hancur hatinya saat ini

Aku yang paling tahu semuanya karena Gadis selalu bercerita padaku

Aku akan mengikuti mereka - kali ini akan kuhabisi Lelaki itu

Hanya Aku yang bisa mengobati hati Gadis

Hanya Aku..

Karena Aku adalah Gadis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun