Mohon tunggu...
Anna
Anna Mohon Tunggu... Administrasi - love me or hate me

belajar menjadi manusia | learn to be alive

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pakaian Bekas vs Harga Diri Indonesia

22 Desember 2012   15:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:11 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedikit kesal dengan salah satu headline di salah satu portal berita lokal"Pakaian Bekas Permalukan Indonesia". Saya cuma nggak habis pikir, kenapa pakaian bekas yang dijual di beberapa pasar di Indonesia (e.g. Pasar Senen - Jakarta) bisa dibilang mempermalukan Indonesia? Gimana dengan para koruptor? Para pengusaha? Para perusak ekosistem lingkungan? Apakah mereka tidak mempermalukan Indonesia?
Para petinggi itu kok rasanya nggak punya kerjaan lain yang harus dipusingkan sampe urusan pakaian bekas aja masuk ke daftar permasalahan negara. *heran*

Kenapa dibilang mempermalukan? Karena untuk urusan pakaian bekas aja harus membeli dari negara lain, sehingga menurunkan komoditas tekstil di Indonesia, ah masa? Setahu saya pemandangan yang ada di mall-mall atau toko-toko pakaian tidak mengiyakan pendapat tersebut, bukannya kebutuhan tiap orang soal pakaian kan bervariasi, masyarakat kelas menengah keatas mungkin akan membeli pakaian di mall atau toko-toko, untuk kelas menengah kebawah mungkin akan membeli di pasar tradisional atau bisa jadi pakaian bekas yang di jual di pasar senen menjadi pilihan mereka, bahkan ngga sedikit juga kalangan menengah atas sampai artis atas juga kerap menyatroni pasar senen.

Kembali lagi, permasalahan pakaian bekas ini tidak sepantasnya menjadi perhatian para petinggi negara, masih banyak hal-hal lain yang lebih rumit dan perlu dipikirkan ketimbang mengurusi pakaian bekas. Atau, akan lain ceritanya kalau para petinggi itu sengaja mengangkat persoalan ini biar dibilang punya kerjaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun