Mohon tunggu...
Anna
Anna Mohon Tunggu... Administrasi - love me or hate me

belajar menjadi manusia | learn to be alive

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mahalnya Nilai Kebaikan

22 Desember 2012   14:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:11 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judulnya WOW banget kan?

Postingan ini bisa dibilang curhat saya pribadi

Kemarin itu ada kerabat tetangga sebelah rumah yang datang, beliau nawarin saya asisten rumah tangga. Menurut keterangan beliau, calon ART itu tetangga kerabatnya yang sedang butuh pekerjaan, kebetulan saya juga sedang mencari ART. Jadi kami janjian untuk ketemuan jam 5 sore dengan ART berikut kerabat tetangga saya tadi - untuk mudanya kita sebut saja dia - si "makelar".

Jam setengah 5 mereka bertiga datang - tetangga saya - si "makelar" - dan ART

...

Kami ngobrol ngalor ngidul - dan saya mulai jenuh - karena jujur saja, apa yang mau saya sampaikan sudah saya sampaikan semua - dan dua orang itu si makelar dan ART malah heboh ngobrol sendiri. Setelah menunggu dan menunggu mereka selesai ngobrol, finally kalimat ajaib itu terlontar.

Si makelar dengan memakai kalimat tidak langsung - bilang kalau dia ini minta upah - sebesar 100 ribu

Upah apa? Upah karena perannya sebagai "perantara or makelar" ART itu tadi.

Saya tidak kaget dan heran - karena memang sebelum kami bertemu, tetangga saya sudah memberitahu perihal tersebut - hanya saja saya pikir si makelar tidak akan benar-benar serius mengucapkannya saat itu. Karena apa? Karena saya sendiri belum tentu mau memakai jasa ART tersebut - jadi kok pede banget si makelar itu minta upah padahal pasti atau tidak masih belum jelas.

Well, itu tadi maksud saya dengan "mahalnya nilai kebaikan"

Kalo mau bicara upah yang harusnya dapat upah kan tetangga saya itu (misalnya jadi memakai jasa ART tadi) karena yang mempertemukan saya dengan calon ART kan beliau. Tapi ya sudahlah, bukan itu intinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun