Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang telah menjadi masalah kesehatan global selama berabad-abad. Penyakit ini terutama menyerang paru-paru, tetapi juga dapat mempengaruhi organ lain. Meskipun program pengendalian TBC telah berhasil menurunkan insidensinya di banyak negara, penyakit ini tetap menjadi ancaman serius, terutama di kalangan masyarakat dengan kondisi sosial-ekonomi rendah.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), TBC adalah salah satu dari 10 penyebab kematian teratas di dunia. Pada tahun 2020, diperkirakan ada 10 juta kasus baru TBC dan 1,5 juta kematian akibat penyakit ini. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingginya prevalensi TBC di masyarakat meliputi:
- Â Kepadatan penduduk:Â Daerah dengan populasi padat cenderung memiliki tingkat penularan TBC yang lebih tinggi.
- Kemiskinan:Â Kondisi sosial-ekonomi rendah terkait dengan gizi buruk, akses terbatas ke layanan kesehatan, dan lingkungan hidup yang tidak sehat, yang semuanya meningkatkan risiko TBC.
- HIV/AIDS:Â Infeksi HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh dalam tubuh manusia, sehingga meningkatkan kerentanan terhadap TBC.
Faktor Risiko dan Penularan TBC di Masyarakat
TBC menyebar melalui udara ketika orang dengan TBC paru aktif batuk, bersin, atau berbicara, dan mengeluarkan droplet kecil yang mengandung bakteri Mycobacterium tuberculosis. Faktor risiko utama meliputi:
- Kontak dekat dengan pasien TBC aktif
- Kondisi sanitasi yang buruk
- Ventilasi ruangan yang buruk
- Malnutrisi
- Penggunaan tembakau dan alkohol
 Dampak Sosial-Ekonomi TBC
TBC memiliki dampak sosial-ekonomi yang signifikan, terutama di negara berkembang. Beberapa dampak tersebut meliputi:
- Biaya Pengobatan: Meskipun pengobatan TBC sering disediakan gratis oleh program kesehatan nasional, biaya tidak langsung seperti transportasi, kehilangan pendapatan, dan perawatan tambahan dapat menjadi beban berat bagi keluarga pasien.
- Stigma:Â Pasien TBC sering menghadapi stigma sosial, yang dapat mengakibatkan isolasi sosial, diskriminasi di tempat kerja, dan gangguan mental.
- Produktivitas: TBC dapat menyebabkan hilangnya produktivitas akibat sakit yang berkepanjangan, yang berdampak negatif pada ekonomi rumah tangga dan masyarakat.
Upaya pencegahan dan pengendalian TBC di masyarakat melibatkan pendekatan multifaset yang mencakup:
- Deteksi dan Pengobatan Dini:Â Skrining rutin dan diagnosa dini penting untuk mencegah penyebaran TBC. Program DOTS (Directly Observed Treatment, Short-course) telah efektif dalam memastikan kepatuhan pengobatan.
-Â Vaksinasi: Â Vaksin Bacillus Calmette-Gurin (BCG) diberikan kepada bayi di banyak negara endemik TBC untuk mencegah bentuk TBC yang parah pada anak-anak.
- Edukasi Masyarakat: Meningkatkan kesadaran tentang TBC, cara penularan, dan pentingnya pengobatan lengkap sangat penting untuk mengurangi stigma dan meningkatkan partisipasi dalam program pengendalian.
- Perbaikan Kondisi Hidup:Â Meningkatkan kondisi sanitasi, ventilasi, dan nutrisi dapat mengurangi risiko penularan TBC.
Beberapa tantangan utama dalam pengendalian TBC di masyarakat meliputi:
- Resistensi Obat:Â TBC resisten obat (MDR-TB dan XDR-TB) merupakan masalah serius yang memerlukan pengobatan lebih lama dan lebih mahal.
- Stigma Sosial: Â Stigma dan diskriminasi terhadap pasien TBC menghalangi mereka untuk mencari pengobatan dan dukungan.
-Â Keterbatasan Sumber Daya:Â Kurangnya fasilitas kesehatan, tenaga medis, dan obat-obatan di beberapa daerah menghambat upaya pengendalian TBC.
TBC tetap menjadi tantangan kesehatan masyarakat yang signifikan, terutama di kalangan masyarakat dengan kondisi sosial-ekonomi rendah. Upaya pengendalian TBC memerlukan pendekatan terpadu yang melibatkan deteksi dini, pengobatan yang efektif, edukasi masyarakat, dan perbaikan kondisi hidup. Dukungan politik dan finansial yang kuat, serta kolaborasi antar sektor, sangat penting untuk memberantas TBC dan mengurangi dampaknya pada masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H