Memberikan anak kebebasan untuk memilih berbagai hal yang ingin dipelajari secara mandiri dan menekankan kegiatan fisik merupakan ciri khas dari metode pendidikan montessori.
Metode montessori dipelopori oleh Maria Montessori seorang berkebangsaan Italia pada 100 tahun yang lalu. Dalam kelas guru akan menawarkan berbagai pilihan materi atau aktivitas yang ingin dipelajari oleh anak sesuai usia dan kemampuannya. Berbagai kegiatan montessori seperti memberi makan hewan di aquarium, mengenali angka, membuat kalimat, menuangkan air, mencicipi, dll.
Pembelajaran disesuaikan dengan usia anak. Usia 0 -- 3 tahun fokus pada kemampuan bicara, koordinasi pergerakan, dan kemandirian. Pada usia 3 -- 6 tahun fokus pada kemampuan matematika, bahasa, sensori, dan praktek hidup. Pada usia 6 -- 12 tahun belajar tentang budaya sendiri dan budaya orang lain. Pada usia 12 -- 18 tahun belajar berkontribusi dalam lingkungan. Pada usia 18 -- 24 tahun bekerja sambil belajar untuk memiliki kehidupan yang seimbang, kerja keras, dan kontribusi masyarakat.
Ruang kelas dengan lingkungan belajar terbuka dan luas disertai area beraktivitas memberikan keleluasaan anak dapat beraktivitas, sehingga dalam kelas dapat ditemukan anak belajar secara berkelompok-kelompok dengan materi sesuai pilihannya.
Melalui metode pembelajaran montessori ini, anak memiliki kemandirian dan antusias untuk belajar bereksplorasi, memiliki rasa empati dengan membantu orang lain, mengerti kesetaraan sosial, serta menjadikan proses belajar yang menyenangkan.
Oleh karena itu melalui montessori ini dapat memfasilitasi anak untuk memiliki pengalaman belajar yang kontekstual sesuai potensi dan usia anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H