Suasana lobi kantor Agribusiness Development Station di Jalan Carang Pulang, Kecamatan Dramaga, Bogor (sumber: dokumentasi pribadi)
Dramaga, Bogor (27/03/17) -Bukan satu hektar, bukan pula dua hektar, hanya petakan 400 meter yang terbentang subur dengan tanjakan ratusan pohon ungu. Si petani mengamat-amati daunnya yang lebat dan segar. Terkadang dielusnya buah ungu yang ranum itu sambil tersenyum lebar. Tidak terasa langit mulai gelap tapi matanya masih tenang memandang bentangan hijau tua sama tenangnya seperti memandang masa depan. Uci Sanuci, petani tua, kini dapat tersenyum lega. Bebannya terasa berlipat ganda sirna semenjak Agribusiness Depelopment Station (ADS) hadir menguak titik-titik suram yang selama ini menghantui para petani kecil.
Tepatnya sepuluh tahun belakangan ini, barulah pak Uci dapat merasakan kesejahteraan di tengah kesederhanaan. Jika selama ini kesejahteraan hanyalah ungkapan semata, maka kini dengan mulutnya sendiri ia dapat berdamai dan selaras dengan isi hatinya. Benar kesejahteraan bukan sekadar kata. “ Saya dapat menyekolahkan anak saya. Harapannya untuk melanjut kuliah semakin nyata dan saya tidak perlu khawatir lagi , ”ungkap bapak dua anak ini. Kesuksesan itu tidak terlepas dari dukungan Agribusiness Depelopment Station (ADS) yang banyak memberi peranan penting. Agribusiness Depelopment Station atau sering disebut ADS merupakan institusi di bawah koordinasi Pusat Kajian Hortikultura Tropika Institut Pertanian Bogor (PKHT IPB) yang melakukan diseminasi inovasi IPTEK di bidang agribisnis hortikultura sesuai keputusan kepala Pusat Kajian Hortikultura Tropika Lembaga Penelitan dan Pengabdian kepada masyarakat Institut Pertanian Bogor nomor 005/IT3.11.21/TU/2015 yang menjalankan kegiatan operasionalnya seperti analisis permintaan dan perencanaan produksi, penyediaan bibit, percontohan bisnis, pendampingan petani, pengemasan hasil pertanian, pemasaran, pembayaran, serta pelaporan.
ADS berperan dalam peningakatan ekonomi petani , mulai dari proses pembantuan masa penanaman sampai dengan pemasaran. Para petani akan diedukasi melalui pendampingan yaitu dengan rekomendasi tanamanan hortikultura yang cocok ditanam di lahan petani, cara pembudidayaannya,sampai dengan distribusi hasil pertanian para petani. Hasil pertanian petani mitra ADS biasanya dibandroli harga di atas harga pasaran. Contonya saja, harga terong ungu di pasaran Rp 1500 perkilonya, maka di ADS dibandroli Rp 5000 sampai dengan Rp 7000 perkilonya. Hal ini disebabkan oleh target pemasaran ADS yang strategis yaitu supermarket. Supermarket yang sudah bekerja sama dengan ADS adalah supermarket besar seperti All Fresh, Farmers Market, Toserba Yogya, dan Diamond Supermarket.
Para petani yang mencapai target penghasilan di atas rata-rata akan mendapat reward berupa penghargaan dan juga uang tunai langsung.” Hal ini tentu menjadi motivasi bagi para petani untuk melakukan usaha yang lebih baik dan mendorong para petani lainnya untuk ikut bergabung dengan ADS,” ungkap salah satu staf ADS. Untuk bergabung dengan ADS tidaklah sulit, cukup dengan mendaftarkan diri ke HDR ADS maka staf ADS akan melakukan survei lahan pendaftar. Meski mudah, ADS juga memiliki syarat untuk ditaati, seperti adanya lahan pertanian yang memadai, niat bekerja, dan juga kesediaan mengikuti SOP ADS dalam menjalani kontrak. Kontrak yang dimaksud adalah semua tentang proses pembudidayaan tanaman hortikulturanya sampai dengan pemasaran yang wajib diserahkan kepada ADS . Selain itu, pihak ADS juga akan melepas kontrak dengan petani yang berkali-kali mengalami gagal panen .
Demikian fungsi dan peranan ADS dalam meningkatkan edukasi pertanian masyarakat khususnya petani yang berdampak positif bagi ekonomi petani. Semoga ADS tetap maju dan memberi pelayanan terbaik bagi kesejahteraan rakyat terkhususnya kesejahteraan petani Indonesia.
Bapak Uci Sanuci (59 tahun) petani mitra ADS yang sudah sepuluh tahun bergabung dengan ADS (sumber foto: dokumentasi pribadi)udah-58d93839ef96739f28a28164.jpg
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H