Mohon tunggu...
Winda Nurghaida
Winda Nurghaida Mohon Tunggu... Lainnya - a long life student

(i'll add later)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Pedagang atau Warung Tangguh Covid", Seruan Patuh Prokes dalam Perniagaan Desa Tersono Batang di Tengah Pandemi

5 Februari 2021   23:44 Diperbarui: 6 Februari 2021   01:12 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Adaptasi Kebiasaan Baru, Belanja di Pasar atau Pertokoan. (Ilustrasi: Winda Nurghaida)

Tersono, Batang (5/2) -- Pandemi menyerang banyak aspek, terlebih perekonomian. Sejak dijangkiti virus ini, perekonomian tetap berjalan walau semakin sulit. Begitu pula dengan para pedagang di Desa Tersono, Kec. Tersono, Kab. Batang, yang tetap melakukan kegiatan perniagaan di tengah pandemi. 

Namun menurut pengamatan, banyak penjual dan pembeli tidak memakai masker, dan terdapat cukup banyak kerumunan. Menilik dari permasalahan tersebut, Winda Nurghaida, mahasiswi KKN Tim 1 Undip menyerukan para pedagang untuk patuh prokes dengan program "Pedagang/Warung Tangguh Covid-19".

Program yang dilaksanakan pada Minggu (31/1) ini berhasil menyasar 10 pedagang sekaligus pembelinya yang ada di sekitar pemukiman mahasiswi KKN yaitu di Dukuh Kauman. Dengan alat bantu berupa poster, berusaha disampaikan agar baik pedagang dan pembeli saling jaga satu sama lain  agar terhindar dari Covid-19 dengan mematuhi prokes. Diterangkan mengenai adaptasi kebiasaan baru di warung, yaitu antara lain memakai masker; rajin cuci tangan; menjaga jarak; membersihkan badan setiba di rumah; tidak berlama-lama di tempat ramai, dan sebisa mungkin melakukan pemesanan daring.

Poster Adaptasi Kebiasaan Baru, Belanja di Pasar atau Pertokoan. (Ilustrasi: Winda Nurghaida)
Poster Adaptasi Kebiasaan Baru, Belanja di Pasar atau Pertokoan. (Ilustrasi: Winda Nurghaida)

Image Stiker 3M. (Ilustrasi: Winda Nurghaida)
Image Stiker 3M. (Ilustrasi: Winda Nurghaida)

Dalam keberjalanan program, terlihat masih banyak orang yang tidak mematuhi 3M, atau tidak mengenakan masker dengan benar. Contohnya pria paruh baya yang akrab disapa Lik Den, penjual batagor keliling yang tidak mengenakan masker dengan alasan basah karena hujan.

"Nek teles sungkan wegah nganggo masker. Digawa leren cantelno kene (menunjuk spion motor) teles maning, yowis. Biasane yo nganggo, tapi yo cok kelalen," terang Lik Den yang kurang lebih jika diartikan "Kalau basah malas pakai masker. Dibawa istirahat ditaruh di sini (menunjuk spion motor) basah lagi, yaudah. Biasanya ya pakai, tapi ya kadang lupa". Namun setelah diterangkan mengenai bahaya virus Covid-19 dan kewajiban pedagang untuk menerapkan 3M, Lik Den makin mengerti dan akan berusaha untuk selalu mematuhinya.

Selain Lik Den, mahasiswi KKN mendatangi beberapa pedagang seperti warung kelontong, penjual martabak mini keliling, pedagang ayam krispi, pedagang buah, pedagang pakan burung, dan lainnya. Program berjalan dengan lancar, baik poster dan stiker berkenan ditempelkan di tempat dagang atau gerobak mereka. 

Selain itu mahasiswi juga membagikan masker dan handsanitizer, yang kemudian diterima dengan baik oleh para pedagang. Dengan adanya program ini, peserta KKN berharap baik pedagang, pembeli, atau semua orang sadar akan kewajiban melindungi diri dan orang lain akan bahaya virus yang masih merajalela hingga kini.

Penulis: Winda Nurghaida, Sastra Indonesia Undip 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun