Jumat, 30 september 2022 Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Mulawarman mengadakan nobar dan diskusi dalam rangka mengingat salah satu tragedi kelam di Indonesia. Hal ini bertujuan memberi edukasi dan membangun serta mengokohkan rasa nasionalime di kalangan mahasiswa.
Banyak peristiwa penting dalam sejarah Indonesia yang terjadi di bulan september yang harus diingat oleh masyarakat apalagi kalangan muda. Setelah bulan Agustus yang penuh kesenangan serta kemenangan karena menyambut peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia, kita disambut oleh bulan September yang ternyata menyimpan banyak sisi kelam.
Serentetan tragedi banyak terjadi di bulan ini yang antara lain, tragedi G30SPKI tahun 1965, tragedi Tanjung Priok 1984, tragedi Semanggi II 1999, pembunuhan Munir 2004 serta brutalitas aparat dalam aksi Reformasi Dikorupsi yang baru saja terjadi 2019 lalu. Banyaknya kejadian kelam itulah yang membuat september terkenal dengan sebutan September Hitam.
Salah satu yang kerap kali menarik perhatian masyarakat adalah G30SPKI yang merupakan tragedi pembunuhan perwira tinggi TNI dan anggota polisi pada malam akhir bulan september, yang pada akhirnya para korban tersebut dikenal sebagai pahlawan revolusi.
Motif dari gerakan tersebut adakah menggulingkan presiden Soekarno dan merubah indonesia menjadi negara komunis, latar belakang gerakan tersebut antara lain yaitu dominasi ideologi NASAKOM (Nasionalisme, Agama dan Komunisme) yang berlangsung sejak era Demokrasi Terpimpin, ketidakharmonisan hubungan antara TNI dan PKI, serta desas desus penyakit presiden Soekarno.
Gerakan ini berada di bawah kendali Letkol Untung dari komando batalion I Resismen Cakrabirawa. Letkol Untung menunjuk Lettu Dul Arief untuk menjadi ketua pelaksana penculikan.
Pasukan bergerak pukul 03.00 dan mengincar 7 Jenderal, akan tetapi AH Nasution berhasil kabur sehingga hanya 6 Jenderal yang terbunuh malam itu, yaitu :
1. Jenderal Anumerta Ahmad Yani
2. Letjen Anumerta Raden Suprapto
3. Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (MT Haryono)
4. Letjen Anumerta Siswondo Parman