Mohon tunggu...
Winda Pertiwi
Winda Pertiwi Mohon Tunggu... -

I am a mother of 1 daughter, interesting in reading and writing,photography, movies, IT,travelling and swimming. I work for a privat company, but in the bottom of my heart i still have obsession for being an housewife who also a writer and have my own business.Hope someday i can reach all...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perawan di Sarang Bukan Penyamun

1 Oktober 2010   14:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:48 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering


st1:*{behavior:url(#ieooui) }

Perawan disarang bukan penyamun. Itulah barangkali istilah yang tepat buat saya, seorang karyawan wanita satu-satunya di kantor saya. Disebuah perusahaan cabang yang tidak terlalu besar di salah satu kota yang tidak terlalu besar pula, dari total 24 orang karyawan saya bekerja sebagai salah satu karyawatinya. Bukan salah satu, tapi memang satu-satunya karyawan wanita.

Ya, saya sudah 8 tahun ini bekerja di salah satu perusahaan distributor alat berat, dimana. karena main businessnya adalah alat berat maka mekanik, sales, supervisor dan staff nya notebene mayoritas kaum adam. Di kantor cabang kota saya, saya adalah satu-satunya karyawan wanita. Kalo ditanya enak atau tidaknya menjadi kaum minoritas di suatu lingkungan, pastinya ada good side dan bad side nya.

Let’s talk about good side nya. Karena dari jaman sekolah, teman saya memang lebih banyak laki-laki, dan saya juga justru merasa lebih enjoy ngobrol ataupun bercanda dengan mereka, jadi buat saya tidak jadi masalah sehari-hari saya bergaul dengan mereka. Mungkin karena memang sifat saya yang tidak terlalu suka berbasa basi, tidak suka ngerumpi, dan mencampuri urusan orang lain, jadi saya merasa lebih comfort untuk chit chat dengan kaum cowok. Dan ternyata di dunia kerja saya sekarang saya dituntut untuk lebih sering berinteraksi dengan mereka. Kadang akhirnya saya ikut terlibat, walaupun kadang terpaksa terlibat dengan kegiatan mereka, mulai dari obrolan bola, gadget, sampai terjun langsung ikut kegiatan tennis, bulu tangkis, bahkan futsal.. Belum lagi obrolan soal gadget dan teknologi, But I enjoy it, karena hal-hal tersebut memang menarik buat saya.

Tapi sebenarnya buat saya hal-hal tersebut memang lebih menyenangkan di banding kegiatan yang biasa di lakukan cewek-cewek buat ngisi waktu nya seperti only talking about fashion model mutakhir, membanding-bandingkan diri dengan orang lain, dan yang paling saya tidak suka dari sifat para kaum cewek adalah hobi nya ngerumpi, terutama kalau menyangkut kejelekan dan kekurangan orang lain.

Kalo dilihat dari sisi lingkungan , dengan kondisi seperti ini justru lingkungan kerja saya rasakan sangat comfort buat saya. Di kantor saya yang bisa dibilang situasinya kondusif sekali, tidak ada namanya syirik-syirikan, gosip sana gosip sini, sikut menyikut ataupun permusuhan antara sesama karyawan. Ini karena sifat cowok yang lebih sportif,easy going dan selalu berpikir dengan logika tentunya.Lain hal nya jika lebih mayoritas kaum cewek yang biasanya paling tidak suka jika ada yang lebih dari diri mereka alias syirik, belum lagi soal persaingan dalam hal mode, kekayaan dan pergaulan dan hal-hal remeh lainnya. Memang tidak semua wanita seperti itu, tapi biasanya dilingkungan yang mayoritas wanita , pastinya hal-hal seperti itu kerap terjadi dan tidak dapat dihindari. Lain hal nya dengan lingkungan kerja saya yang laki-laki semua itu, yang ada malah saya merasa terlindungi sebagai satu-satunya wanita. And it makes me so comfort.

Talking about bad effect, mungkin biasanya hanya saya rasakan jika ada event-event tertentu, seperti jika ada acara perayaan, seremonial, arisan keluarga, yang membutuhkan sentuhan wanita dalam hal ini. Seperti jika ada acara seremonial ulang tahun perusahaan, karena kantor saya cabang kecil jadi biasanya acara hanya melibatkan karyawan saja, dalam hal inipastinya mulai dari konsumsi,perlengkapan, jadi MC dantetek bengek lainnya saat persiapan, berlangsung dan selesainya acara saya yang handle. Di saat-saat seperti ini saya merasa butuh sesama teman wanita untuk sharing. Dan kadang saya merasa capek sendiri menghandle nya. Tapi karena terbiasa dan terpaksa akhirnya saya merasa enjoy-enjoy aja, malah saya jadi lebih bebas untuk eksplorasi maupun improvisasi dalam menghandle acara-acara tersebut.

Hal lainnya yang bikin gak enak sebagai cewek satu-satunya adalah saat saya butuh teman buat sharing untuk hal-hal tertentu yang tidak mungkin saya lakukan dengan kaum cowok , seperti jika saya lagi ingin membicarakan masalah kewanitaan, masalah keluarga, dan woman talk lainnya. Tapi saya kan punya teman-teman lain diluar lingkungan kantor, seperti teman sekolah yang masih keep contact dengan saya, ataupun di acara-acara yang melibatkan keluarga dan istri para karyawan, dengan mereka saya bisa sharing soal masalah-masalah kewanitaan. So no problem kan?

Jadi dalam hal ini saya ingin menekankan apapun kondisi lingkungan dimana kita berada, selama kita bisa beradaptasi dan enjoy berada dalam lingkungan tersebut, it’s not gonna be a big problem for us. Yang penting kita berusaha menikmati dan mengambil hal-hal positif dari apa yangkita dapatkan dari lingkungan tersebut. Tidak perlu menyesali keadaan dan mengeluh jika menghadapi lingkungan yang tidak seideal yang kita bayangkan atau pun inginkan. Dari semua nya itu pasti ada sisi positif yang dapat kita ambil, dan berusaha meminimalisasi sisi yang kurang menyenangkan, tentunya dengan selalu positif thinking. That’s the key to be a shine, chic and simple woman…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun