Tak Kenal, Maka Menyapa
By. Windar Deyuar
"Berusahalah cerdas karena kecerdasan menunjukkan kepintaran"
Pagi tadi cuaca sedikit mendung. Tidak nampak matahari yang biasa menyapa kita selepas subuh. Udara yang lembab dan berembun, tetapi tidak turun titik-titik hujan, mampu menggerakkan semangat saya untuk segera beraktivitas.Â
Dengan senandung riang dari recorder kereta kecil_Karimun Banjar, rodanya melaju pelan, tapi pasti menuju pusat impian seorang Pustakawan Ahli Muda yunior_label yang tersemat di dada sehingga masih sangat bersemangat melukis rencana dalam mengisi tugas dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat_Pemustaka.
Sama seperti pagi-pagi kemaren_setiap sampai pintu utama kantor Dinas Perpustakaan Kearsipan Provinsi Kalimantan Timur gedung Juanda Samarinda, saya tidak langsung masuk ruangan. Setelah  merekam wajah pada mesin absensi elektronik_face record dan mengisi absen manual_tanda tangan basah, saya langsung merapat dengan teman di area Penitipan Barang Pengunjung dan Front Office_FO.
Saling menyapa_say-hello dan berbincang ringan tentang kabar pagi hari, saya langsung sigap memutar audio "SELAMAT PAGI" dari RAN Band yang memberi semangat kepada semua yang hadir pagi itu. Alunan nada energik dari suara merdu vokalis RAN, diharapkan mampu memompa booster api jiwa-raga_mental-fisik_rohani-jasmani para tuan rumah maupun tamu pertama yang berkunjung.Â
Bagi saya, Perpustakaan sudah harus beralih pada mindset paradigma baru. Perpustakaan bukan lagi sebuah gedung yang hanya berisi buku-buku, diktat-diktat, makalah dan majalah segala genre baik dengan wajah hard file maupun soft file. Perpustakaan bukan pula hanya tempat orang membaca atau menulis rangkaian kata dan kalimat dari sebuah referensi. Namun, Perpustakaan zaman now harusnya berani tampil beda dengan segala fasilitas yang mendukung kebutuhan otak kiri dan kanan para penghuni serta pengunjungnya. Â Bagaimana caranya? Salah satunya adalah melepas ketabuan mindset kita tentang audio yang diperdengarkan di Perpustakaan selama audio tersebut tidak mengandung unsur SARA, PORNOGRAFI, PARANOID DAN TRAUMATIK.Â
How? Â Putarlah irama merdu yang bersemangat, boleh genre Pop, Dangdut, Keroncong bahkan Rock dalam sajian Instrumen atau Akapela yang lembut asal tidak gaduh, keras dan bising. Â Cara ini adalah bentuk usaha kita menyelaraskan kerja otak kiri dan kanan agar mendukung aktivitas dalam Perpustakaan. Â Salah satu caranya adalah dengan mendengarkan irama_musik, alunan ayat suci dan suara-suara alam seperti kicau burung, gemericik air, desau angin, gesekkan dedaunan dan suara-suara riang anak kecil_manusia surga.Â
Apa manfaatnya keseimbangan otak kiri dan kanan kita? Tentu saja sangat banyak faedahnya. Menurut ilmu Neorology_sumber Wikipedia, bahwa otak kiri dan kanan manusia mempunyai fungsi yang berbeda. Otak kiri berhubungan dengan Intelligent Question (IQ) sedangkan otak kanan berhubungan dengan Emotional Question (EQ). Â Seseorang bisa dikatakan "CERDAS" atau "SMART' jika keseimbangan antara IQ dan EQ nya bisa terjaga dengan baik.
Fungsi apa saja yang berhubungan dengan Intelligent Question (IQ) adalah : verbal, bahasa, matematika, komputasi dan segala hal yang berhubungan dengan logika. Â Sedangkan fungsi yang berhubungan dengan Emotional Question (EQ) adalah : seni_bermusik, menari, menyanyi, melukis, menulis, mengarang, Â mengkhayal dan mengaktualisasikan perasaan.Â
Menurut peneliti Roger Sperry_Neoropsikolog asal Amerika Serikat, bahwa otak kiri manusia berfungsi menjaga kendali otot-otot bagian tubuh sebelah kanan. Sebaliknya otak kanan berfungsi menjaga kendali otot-otot bagian tubuh sebelah kiri. Maka jika otak kiri-kanan kita tidak berfungsi seimbang, dapat dikatakan kita tidak normal karena ada bagian tubuh kita yang oleng.Â
Di setiap lini kehidupan idealnya otak kiri dan kanan manusia itu harus bekerja seimbang. Â Sebab dengan keseimbangan yang prima, maka kreativitas, aktivitas dan pelayanan yang melekat pada diri seseorang akan dapat terlaksana secara optimal.Â
Dalam rangka menerapkan optimalisasi kreativitas, aktivitas dan pelayanan tersebut, maka setiap orang yang bekerja di Perpustakaan dituntut bisa fleksibel kepada semua Pemustaka, baik yang datang langsung maupun Pemustaka online. Bentuk layanan yang kita berikan tidak melihat siapa dan bagaimana kedudukan Pemustaka tersebut. Â Seyogyanya kita selalu sigap memberikan pelayanan yang prima kepada siapapun.Â
Pintu gerbang pelayanan yang optimal adalah dimulai dengan say-hello dalam menyambut Pemustaka, baik secara ofline maupun online. Â Berikan senyuman tulus dan sapalah dengan ramah. Sebagai pelayan masyarakat, Â konfirmasikan apa yang bisa kita bantu dan jika Pemustaka itu bertanya sesuatu, maka jelaskanlah sesuai kompetensi yang kita miliki.Â
Memang tidak mudah menjadi seorang pelayan masyarakat, tetapi tidak sulit jika kita mau mengubah mindset. Bahwa sebagai pelayan masyarakat kita dituntut cerdas memadukan IQ dan EQ, Â sehingga kita selalu siaga menjaga optimalisasi kreativitas, aktivitas dan pelayanan. Selamat berusaha menggali optimalisasi diri demi kesuksesan geliat Perpustakaan. Â "SALAM LITERASI"
###______
Samarinda, 07032023
#LiterasiMencerdaskanBangsa
#ArsipMenyelamatkanBangsa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H