Mohon tunggu...
windar deyuar
windar deyuar Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari 3 orang anak

Wanita tangguh penuh semangat positif thinking.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mental Health

17 Mei 2022   19:50 Diperbarui: 17 Mei 2022   20:01 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusiawi jika kita orang tuanya tidak sanggup mensyukuri taqdir yang diberikan-Nya karena kondisi seperti tersebut di atas adalah tidak lumrah dan dianggap penyimpangan oleh masyarakat. Namun, sebagai hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala yang mengimani semua taqdir-Nya, kita wajib bersyukur menerima taqdir tersebut dan terus berikhtiar mengobati semua gangguan kesehatan mental itu. 

Dari beberapa sumber literasi tentang gangguan kesehatan mental yang saya baca, ternyata semua penyakit itu bisa disembuhkan asal kita mau terus berupaya dan sabar melewati perawatannya. 

Tingkat keberhasilan penyembuhan semua gangguan mental di atas, sangat bergantung dari seberapa besar keyaqinan kita untuk menyembuhkan. 

Saya akan menceritakan pengalaman kerabat saya yang punya anak mengidap gangguan mental (gangguan kepribadian dan depresi) sebagai muhasabah bersama. 

Dari delapan orang anak yang dilahirkan kerabat saya, empat diantaranya mengalami masalah gangguan mental. Dua orang menderita sejak dilahirkan dan dua orang lagi menderita setelah berusia remaja. Kita dapat membayangkan betapa beratnya cobaan hidup yang ditaqdirkan pada kerabat saya itu. Namun, saya sangat salut pada keteguhan hati "ibunda" anak-anak bermasalah tersebut. Ya...dia kerabat saya yang sangat salihah. Sebut saja "Muslimah" (bukan nama sebenarnya). 

Saya terharu ketika mendengar cerita Muslimah yang sangat ikhlas menerima "Pesan Cinta-Nya" dalam bentuk cobaan kepada setengah dari jumlah anak-anak yang dilahirkannya. Betapa saya malu padanya, ketika saya masih suka menggerutu dan marah jika ada anak saya yang membuat masalah dalam rumah tangga kami. Padahal ketiga anak kami semuanya dalam kondisi normal. Sementara seorang Muslimah, betapa dia sangat sabar menghadapi keempat anaknya yang mengalami gangguan kesehatan mental. 

Muslimah tidak pernah mengeluh apalagi putus asa dalam berikhtiar merawat keempat anaknya. Muslimah masih sering mengatakan betapa dia sangat bersyukur, meskipun ditaqdirkan memelihara amanah delapan orang anak termasuk empat orang yang mengalami gangguan mental, dia merasa masih jauh lebih beruntung dari orang lain yang mengalami nasib sama dengan dia karena sampai anak-anaknya yang normal dewasa dan akhirnya menikah semua dengan orang lain, Muslimah masih punya suami yang setia menemaninya merawat keempat anaknya yang bermasalah. 

Akhirnya, berkat kesabaran seorang "ibunda" yang berhati malaikat, keempat anak yang mengalami gangguan mental tersebut bisa melewati proses penyembuhan mereka secara alami dengan terapi kampung (pijatan dan do'a-do'a) serta stimulan percakapan dari hati ke hati pada masing-masing anak sesuai kebutuhan psikologisnya. Sekarang satu orang dari tiga anak yang bermasalah tadi sudah berumah tangga seperti kakak-kakaknya yang normal. Sedangkan tiga anak yang lain masih menjomblo, tetapi sudah bisa hidup normal mendampingi kedua orang tua mereka. 

Apa yang ingin saya sampaikan dari goresan ini adalah, bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala lebih tahu taqdir yang terbaik bagi hamba-Nya dan akan memberikan hikmah terbaik pula dibalik taqdir itu. Saya sudah menyaksikan sendiri bagaimana buah kesabaran kerabat saya selama berikhtiar merawat keempat anak yang mengalami gangguan mental tersebut. Saya yaqin, kesembuhan keempat anak mereka berkat kesabaran dan do'a seorang "ibunda" seperti Muslimah diijabah Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Ada lagi dua keluarga kerabat saya yang terbilang berkecukupan, maklum suami-istri bekerja sebagai Abdi negara dan memegang amanah sebagai seorang Pejabat Esselon III dan IV di salah satu Instansi Pemerintah Daerah. 

Keluarga ini masing-masing dikaruniai dua dan tiga orang anak. Qodarullah, masing-masing keluarga kerabat saya itu diamanahi satu orang anak yang mengalami gangguan mental. Anak mereka sama-sama Hyperactivity Disorder. Beruntung kedua orang-tua anak yang bermasalah tersebut adalah Ayah-Bunda yang kuat imannya dan sabar menghadapi anak mereka sehingga berkat ikhtiar dan do'a yang tiada putus, akhirnya sekarang anak mereka bisa sembuh seperti anak normal lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun