Seperti suasana siang yang terang,
Seperti itulah jiwa-ku.....
Seperti suasana malam yang gelap,
Seperti itulah cassing-ku.....
Tidak banyak yang bisa ku-torehkan pada pundak-mu, wahai Ibu Pertiwi?
Tidak pantas gaya-ku untuk cover-mu, wahai Ibu Pertiwi?
Tidak mudah menyatukan visi kita, wahai Ibu Pertiwi?
Tidak sedikit cemooh bibir mereka tentang-ku, wahai Ibu Pertiwi?
Sulitkah....?
Susahkah....?
Mungkinkah....?
Haruskah....?
Aku hanya ingin kau tahu, wahai Ibu Pertiwi!
Aku hanya minta kau peduli, wahai Ibu Pertiwi!
Aku mengabarkan ini hanya untuk-mu, wahai Ibu Pertiwi!
Betapa aku merasa kecil nyali, pada-mu
Betapa aku merasa tiada berarti, untuk-mu
Padahal engkau sangat paham siapa aku.....
Aku adalah seorang dari jutaan jiwa-raga,
Yang kau lindungi.....
Yang kau sayangi.....
Yang kau sanjungi.....
Namun....,
Tahukah kau!
Semua itu tiada sampai pada rasa-ku.....
Karena aku telah menjadi jiwa-raga penakut pada-Nya,
Karena aku telah menjadi jiwa-raga perayu untuk-Nya,
Kau tahu dan sudah sangat tahu,Â
Tetapi kau tidak mau tahu.....
Akuilah, wahai Ibu Pertiwi-ku.....
DIA-lah penyebabnya, maka.....
Ikutilah DIA.
Samarinda, 08-12-2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI