Mohon tunggu...
Ni PutuWinda astuti
Ni PutuWinda astuti Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Menari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Panca Sraddha sebagai Dasar Keyakinan dalam Kehidupan Beragama Hindu di Bali

15 Maret 2023   20:52 Diperbarui: 15 Maret 2023   21:01 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kata "Widhi" berasal berasal dari bahasa Sanskerta, yakni dari urat kata "wi" yaitu sempurna, tuntas dan kata "dha" yaitu: meletakkan, menaruh, sehingga Widhi artinya takdir, aturan, hukum, penguasa tertinggi, pencipta, Tuhan Yang Maha Esa. Widhi yang tunggal itu dipanggil dengan banyak nama sesuai dengan fungsinya. Ia dipanggil Brahma sebagai pencipta, Wisnu sebagai pemelihara, dan Siwa sebagai pelebur, bahkan banyak lagi panggilan yang lainnya. Ia Maha Tahu dan berada di mana-mana. 

Ida Sang Hyang Widhi adalah yang menciptakan semua yang ada di bumi ini. Percaya bahwa Ida Sang Hyang Widhi itu ada meresap pada semua hal dan berada dimana-mana seperti pada sloka "Wyapi Wyapaka Nirwikara". Sang Hyang Widhi merupakan sumber dari segala hal yang ada di bumi. Cara untuk menimbulkan rasa bhakti kepada Tuhan yang berwujud sukma maka perlu yakin terlebih dahulu terhadap keberadaan-Nya. Seseorang tidak mungkun akan dapat sujud bhakti kepada Tuhan jika ia tidak percaya akan adanya Tuhan. 

Oleh karena itu terlebih dahulu perlu adanya raddha" atau keyakinan. Keyakinan atau kepercayaan manusia itu juga harus berlandaskan dengan bhakti, karena jika hanya Sradha saja tanpa adanya bakthi atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, maka tidak akan mencapai kesempurnaan. Sradha mengandung makna yang sangat luas, yakni keyakinan atau keimanan. 

Oleh karenanya, ajaran agama inilah yang akan menuntun dan membimbing manusia bagaimana seharusnya hidup, meniti hidup dan tujuan hidup setiap orang, yang mana tujuan hidup dalam Agama Hindu adalah moksa. Sehingga dikenal empat jalan menuju moksa yang disebut dengan Catur Marga Yoga. Pada hakikatnya, manusia dapat mencapai kebebasan apabila diiringi oleh ajaran yang memang ditunjuk oleh agama. Mempelajari Tuhan atau yang disebut sebagai Brahma Vidya. 

Ilmu tentang Tuhan tidak memberikan pengetahuan tentang Tuhan dalam segala aspek, melainkan dalan sebagai sekilas bagaimana kita percaya akan adanya Tuhan tersebut. Hal ini menjadikan timbulnya penyebutan-penyebutan Tuhan dalam berbagai manifestasinya. Kitab-kitab dalam Purana juga tidak memberikan gambaran yang jelas tentang Ketuhanan itu sendiri. Pokok pembahasan dari Brahma Vidya tersebut sendiri adalah untuk mengenal atau mengetahui Tuhan, sehingga diperlukam adanya nama-nama, penggambaran tentang sifat atau hakikatnya atau apa saja yang dapat memberikan sebuah ilusi untuk kita dapat menghayati Tuhan.

Brahma Vidya (teologi) adalah kata dalam bahasa Sanskerta yang artinya sama dengan teologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang Tuhan. Ilmu tentang Tuhan tidak memberikan pengetahuan tentang Tuhan yang dalam setiap hal sama dengan pengetahuan yang diperoleh dari ilmu tentang objek-objek pengalaman duniawi. Pernyataan-pernyataan tentang bagaimana penggambaran Tuhan tersebut yang tidak memadadi, sehingga pengetahuannya bersifat analogis. 

Hal ini menyebabkan penyebutan nama-nama atau gelar dari Brahman itu sendiri memiliki gelarnya sendiri sesuai dengan tugasnya. Dari berbagai penggambaran wujud tersebut, yang sebenarnya Tuhan tersebut tidak berwujud akan tetapi digambarkan dalam banyak perwujudan. Hal yang mendasari ini adalah rasa percaya terhadap keberadaan Tuhan. Seorang yang tidak percaya dengan keberadaan Tuhan tidak mungkin akan berbhakti dengan Tuhan. Ini berkaitan dengan Sraddha dan Bhakti. 

Panca Sraddha adalah lima keyakinan yang dianut oleh umat hindu yang mendasari segala aspek kehidupannya. Panca Sraddha terdiri dari:

 1. Widdhi Sraddha Widdhi Sraddha adalah keyakinan terhadap adanya Tuhan atau Brahman. Sepintas, Weda mengajarkan Tuhan dengan banyak nama. Walaupun disebut dengen ribuan nama, sesungguhnya Ida Sang Hyang Widhi Wasa adalah Maha Esa. 

2. Atma Sraddha Atma Sraddha adalah keyakinan akan adanya atma yang menghidupkan seluruh makhluk. Tuhan dalam hal ini diyakini menghidupkan seluruh makhluk yang disebut dengan Atman. Atman yang menghidupkan jiwa manusia disebut dengan Jiwatman. Apabila atman meninggalkan badan ini manusia pun dikatakan mati, jadi mati adalah terpisahnya atman dengan badan jasmaninya. Dalam keadaan ditinggal atman, badan akan hancur kembali kepada asalnya atau kembali ke unsur Panca Maha Butha. 

3. Karmaphala Sraddha Karmaphala Sraddha adalah keyakinan terhadap adanya hukum sebab akibat dari apa yang kita perbuat. Adapun segala gerak dan aktivitas yang dilakukan ini, baik yang disengaja ataupun tidak, yang disadari maupun di luar kesadaran dalam ajaran Agama Hindu disebut "Karma". Karma phala itu namanya hasil perbuatan baik buruk. Jadi, pahala dari perbuatan bisa baik bisa pula buruk tergantung dari perbuatan itu sendiri. Perbuatan baik berpahala baik, perbuatan buruk berpahala buruk atau dosa. Perbuatan baik disebut subha karma, sedangkan perbuatan buruk disebut asubha karma.

 4. Punarbhawa Sraddha Punarbhawa adalah percaya akan adanya lahir kembali atau lahir berulang-ulang. Dalam kelahiran tersebut, akan menikmati kesenangan dan penderitaan hidup, atau yang disebut dengan samsara. Menurut pandangan Hindu, atma yang masih terbungkus dengan sarira atma masih dipengaruhi oleh unsur maya. Dengan pengaruh unsur tersebut menyebabkan atman tersebut masih awidya sehingga masih terpengaruh hukum alam.

 5. Moksa Sraddha Moksa adalah keyakinan terhadap kebebasan tertinggi yang akan dicapai atma yaitu bersatu dengan Brahman atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Adapun yang dimaksud dengan "Kebebasan atau Kelepasan" dalam arti kata Moksa itu adalah bebasnya atau terlepasnya Atma dari segala ikatan, bebas atau terlepas dari belenggu ikatan maya, bebas dari ikatan hukum karma dan Samsara atau Punarbhawa sehingga atma dapat kembali dengan asalnya, yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta dapat pula mencapai kebenaran tertinggi. 

Sraddha mengandung makna yang sangat luas, yakni keyakinan atau keimanan. Oleh karenanya, ajaran agama inilah yang akan menuntun dan memmbimbing manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Mempelajari tentang Tuhan atau Brahma Vidya hanya memberikan sekilas gambaran bagaimana kita bisa percaya akan adanya kuasa Tuhan. Sehingga ini menimbulkan adanya istilah penyebutan nama-nama untuk Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun