Mohon tunggu...
Winda Ari Anggraini
Winda Ari Anggraini Mohon Tunggu... Guru - A novice writer

Terus belajar untuk menantang semua ketidakmungkinan. Jika ada pertanyaan tentang kuliah di Birmingham/ Pendidikan/ Bahasa Inggris/ Beasiswa, silahkan menghubungi: http://pg.bham.ac.uk/mentor/w-anggraini/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Cadbury: Bukan Sekadar Pabrik Cokelat

27 Februari 2017   03:10 Diperbarui: 27 Februari 2017   20:00 3672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah sekian lama berdiam diri, hari ini saya memutuskan mengikuti acara Global Buddies, sebuah organisasi tempat berkumpulnya mahasiswa dari berbagai negara. Sebenarnya organisasi ini memiliki acara rutin tiap minggunya, namun karena bentrok dengan jadwal kuliah, saya baru bisa mengikuti salah satu kegiatannya hari ini, yakni mengunjungi pabrik coklat.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Cadbury, sebuah merk coklat ternama buatan asli dari Birmingham, tepatnya di Bournville. Coklat ini terkeal sangat enak dan populer diantara merk lainnya. Saya pribadi merekomendasikan coklat ini, dengan beragam rasa dan bentuknya. Kami berkumpul di pelataran museum kampus jam 11 siang untuk kemudian bersama-sama naik bus menuju pabrik yang dimaksud. Sebelum berangkat, saya menemukan banyak teman baru yang sangat ramah dan suka mengobrol dari Rusia, Ukraina, dan British. Mereka bertiga adalah volunteer yang bertugas mengorganisir acara hari ini. Karena kegiatan ini adalah bagian dari tempat mencari teman, maka selain mengunjungi dan mengeksplorasi Cadbury, kami juga diberi tugas untuk mengenal sebanyak mungkin dari mahasiswa yang datang. Meski kebanyakan mahasiswa yang hadir adalah postgraduate, panitia nya sendiri adalah anak-anak undergraduate.

Sesampai disana, kami langsung menuju entrance untuk Main Exhibition Tour. Jadi ada beberapa pilihan tur yang ditawarkan tergantung jenis tiket yang dibeli. Karena kami datang dalam jumlah besar, maka tiket yang dibayarkan pun jauh lebih murah. Jika pada dasarnya 1 adult harus bayar sekitar 12-16 pounds, dengan datang keroyokan kami hanya membayar 9 pounds, itu pun sudah termasuk ongkos bus dan beragam coklat gratis yang didapat pada saat masuk. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Main exhibition tour dimulai dengan sebuah ruangan temaram, dengan musik ala suku aztec. Sesuai namanya zona ini disebut dengan Aztec Jungle untuk mengenalkan asal mula tanaman coklat. Selain temaram, disini benar-benar seperti hutan pedalaman dengan berbagai fitur yang mendukung, seperti ukiran-ukiran suku Aztec, danau, patung, dan juga pohon-pohon coklat. Sebagai penduduk negara tropis, saya sebenarnya biasa saja melihat pohon coklat yang bisa ditemukan di belakang rumah, tanaman ayah saya. 

Namun uniknya beberapa teman saya, sempat terkesima, yang membuat saya tersenyum sendiri. Kemudian kami menyusuri lorong gelap, menuju ruang lainnya yang didesain berbeda, Journey to Europe. Dimana diceritakan perjalanan coklat hingga sampai ke Eropa. Selain setting ala Eropa yang kental, ada juga dua tour guide yang berpakaian ala Victoria zaman dahulu kala menjelaskan proses perjalanan coklat hingga menuju Bull Street. 

Kemudian kami disuguhkan dialog antara Bapak Cadbury yang tiba-tiba muncul (tentu saja dalam bentuk gambar bergerak atau hologram kah?) dengan anak-anaknya tentang bagaimana awalnya ide mengolah coklat ini muncul diruangan Cadbury Story. Tidak sampai disitu, dijelaskan pula pabrik yang awalnya berada di tengah kota kemudian dipindahkan di satu kawasan desa yang sekarang dikenal bernama Bournville.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
JIka awalnya pembuatan coklat ini benar-benar mempekerjakan buruhnya dengan seadanya, hingga menimbulkan beragam masalah sosial, ide untuk memakmurkan pekerja muncul. HIngga timbulah beragam fasilitas untuk pekerja, pemukiman, gereja, pusat olahraga dan lainnya. Semua kebutuhan diakomodasi demi keberlangsungan perusahaan sekaligus kesejahteraan para pekerja. 

Cerita kemudian dilanjutkan diruangan lainnya bernama Making Chocolate Story, dimana disajikan sebuah video dari awalnya coklat ditanam di Ghana, dirawat untuk memperoleh kualitas nomor satu lalu dibawa ke UK. Penjelasan juga disertai dengan suara-suara yang menandakan kami sedang berada di pabrik sungguhan, tidak lupa kursi yang berguncang saat coklat dimasukkan kedalam mesin tertentu.

Setelah melewati Manufacturing dan Packaging yang hanya boleh dilihat, kami masuk ke dunia Cadabra. Disini, kami diminta naik kereta-keretaan yang akan membawa berkeliling ke dunia coklat. Sepanjang perjalanan, saya merasa dibawa masuk ke dunia dongeng dengan berbagai jenis coklat yang bisa bicara. Tentu saja semua adalah kombinasi animasi dan permainan warna yang sangat indah. Saya mengerti kenapa ada banyak orang tua membawa anak-anaknya kemari. It's totally fun

p-20170226-122355-58b33390107f61d514ae02cb.jpg
p-20170226-122355-58b33390107f61d514ae02cb.jpg
Setelah turun, kami melanjutkan perjalanan ke Chocolate Making dimana dipertunjukkan pembuatan coklat didalam ruang kaca. Saya terkagum-kagum melihat bagaimana coklat dibentuk dengan sangat hati-hati menggunakan tangan dan cetakan menjadi sepatu, bola, telur, teko, dan coklat besar bertuliskan pernikahan seseorang. Disini khusus untuk coklat handmade diproses. Oh ya, lagi-lagi kami disuguhkan coklat gratis dengan dua pilihan, terserah ingin mengambil fudge, crunch, marshmallow, dan lain-lain. 

Saya lupa menyebutkan bahwa sebelum ini, kami juga diberi coklat bungkusan, dua hingga tiga macam rasa. Kami melewati Advertising Avenue menghadirkan iklan-iklan Cadbury dari zaman dulu hingga sekarang sekaligus maskot-maskot coklat yang ditemukan sepanjang sejarah. Menariknya pabrik ini sudah berdiri ratusan tahun lamanya dengan terus meningkat kualitas produknya. 

Zona berikutnya adalah Purple Planet yang berisi permainan interaktif menggunakan komputer. Seperti museum di negara ini yang selalu menyediakan ruangan serupa, perusahaan ini juga ingin menarik minat pengunjungnya yang sudah terlanjur digital. Sebelum keluar tentu saja bagian paling penting ialah toko coklat. Saya baru menemukan kenyataan bahwa harga coklat disini lumayan lebih murah dibandingkan saya harus membeli di toko lainnya...hhhh tentu saya harus kembali kemari sebelum pulang ke Indonesia demi oleh-oleh yang jumlahnya banyak.

Outdoor Zone

Selepas dari tur pertama, kami memutuskan bersantap siang di restoran yang juga bagian dari perusahaan ini. Selain terdapat satu pojok makanan berat, cakes dan coklat panas menjadi andalan. Saya mencoba hot chocolate nya yang menurut saya lebih enak dari pada kedai kopi ternama lainnya. Kami kemudian melanjutkan tur dan perbincangan menuju Outdoor Zone. Ada banyak pilihan, hanya saja karena keterbatasan waktu, kami langsung menuju ke 4D Chocolate Adventure. Tidak diduga, ternyata bagian ini menjadi highlight dari semua zona yang telah dimasuki. Meski antrinya sangat panjang, kami akhirnya mendapatkan kesempatan masuk lift spesial menuju ruangan. 

Dari lift saja sudah didesain seperti mengajak kami keruangan lain dari belahan dunia. Jika pernah menonton film agen anak-anak yang saya lupa judulnya, adegan demi adegan disini cukup mirip. Setelah dibuat pusing oleh lift yang berguncang-guncang, kami disambut layar monitor besar yang mengucapkan selamat datang dan sebuah maskot coklat yang membacakan berita. 

Lalu pintu terbuka, sebuah bioskop kecil akan segera dimulai. Setelah memakai kacamata, perjalanan ke negeri dongeng selanjutnya pun dimulai. Semua yang dialami unik dan terasa nyata. Beberapa anak kecil menjerit saat kursi yang kami duduki berguncang hebat saat pesawat yang kami kunjungi jatuh dan masuk ke lubang coklat. It's awesome.

Cadbury Experience
Cadbury Experience
Serasa mengalami getaran seperti naik roller coaster dengan durasi singkat, saya mengalami kekuatan adrenalin yang serupa. Well, saya sangat tidak suka roller coaster sebenarnya. Tapi pengalaman tadi menarik untuk dikenang. Setelah mengunjungi museum disebelahnya, kami menunggu bus dan mengobrol didepan pabrik. Mungkin ini yang disebut dengan belajar sambil bermain ala majalah anak-anak. This place is highly recommended bagi penggila coklat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun