Mohon tunggu...
Winda Ari Anggraini
Winda Ari Anggraini Mohon Tunggu... Guru - A novice writer

Terus belajar untuk menantang semua ketidakmungkinan. Jika ada pertanyaan tentang kuliah di Birmingham/ Pendidikan/ Bahasa Inggris/ Beasiswa, silahkan menghubungi: http://pg.bham.ac.uk/mentor/w-anggraini/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menyepi dan Menenangkan Diri di Edensor

10 Januari 2017   05:00 Diperbarui: 10 Januari 2017   08:29 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi sudah sejak lama semua Duke and Duchess of Devonshire tinggal di tengah Peak District, masuk bagian Derbyshire Setelah tinggal disini beberapa bulan, saya baru tahu ada banyak sekali kota, county, atau desa. Ya mirip-mirip di Indonesia lah. Inggris tidak hanya London atau kota-kota besar saja.. Ada banyak county yang biasanya berakhiran -shire (awalnya saya dengan polosnya bilang "shayer", karena saya ingat film the Lord of the Ring. Hehe kemudian seorang nenek membetulkan ucapan saya menjadi "sheer"). Intinya Derby dan Derbyshire, atau Oxford dan Oxfordshire adalah dua tempat yang berbeda. Ok, saya masih banyak belajar tentang hal tersebut.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Setelah bolak-balik menyusuri taman-taman di luar pekarangan yang terkunci, saya memutuskan balik ke sebuah kota kecil tempat banyak orang berhenti sebelum saya pagi tadi. Karena bus datang sejam sekali, saya duduk di bawah salah satu pohon di dekat parkiran. Kemudian saya mengobrol dengan satpam penjaga parkir lalu seorang ibu lainnya yang juga sedang menunggu bus. Hari ini saya senang sekali bisa mengobrol dengan siapa saja. 

Saya tanpa sengaja berkomentar tentang banyaknya kesempatan berbincang yang saya dapatkan dengan datang kemari, sang ibu lalu menjawab mungkin memang ada beberapa daerah di Inggris dimana orang-orangnya suka berbicara. Saya ikut tertawa. Kami mengobrol tentang banyak hal. Dari pertanyaan konyol saya tentang kenapa stable di sebelah rumah tersebut tidak ada kudanya hingga hal-hal seputar Jane Austen, lagi. Saya bersyukur pernah membaca dan mengingat cerita buku tersebut dengan baik. Ternyata ada juga manfaatnya, hehe, dan bisa nyambung dengan semua orang yang datang kemari karena cerita tersebut.

Dari kedua tempat yang sangat berkesan tadi, saya singgah ke Bakewell. Sebuah kota kecil yang mirip Costwold, apik dan teratur. Turun dari bus, saya langsung menuju tempat pembuatan puding terkenal, yang membuat tempat ini ramai dikunjungi turis. Saya menanyakan mana puding yang dimaksud dan sangat populer tersebut lalu memesan satu untuk dinikmati. Dari sana, saya berjalan-jalan berkeliling kota tersebut.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Saya kemudian melihat sebuah sungai dengan jembatan dipenuhi gembok. Sepertinya saya pernah melihat hal seperti ini di berbagai tempat di TV, tentang pasangan yang mengunci hatinya di tempat-tempat indah. Jadi karena baru pertama melihat secara langsung, saya membaca satu-satu gembok berwarna ungu, pink dan lain-lain tersebut. Terakhir saya sempat mampir ke toko buku.

Di sana saya juga mengobrol sangat lama dengan pemilik, awalnya saya hanya bertanya, "Why all the covers of these fictions are women?" Kaget dengan pertanyaan saya yang sepertinya tidak biasa, sang pemilik langsung berpikir sejenak lalu mengelilingi semua rak dan bergumam. Setelah itu obrolan tak terelakkan kembali soal buku, pengarang, budaya, dan sebagainya. 

Dia terlihat sangat bersemangat saat saya menunjukkan ketertarikan dengan buku-bukunya tentu saja. Dia memberikan penjelasan gratis tentang banyak penulis yang baru akan saya baca bukunya, asssssa sangat menyenangkan. Setelah sadar bahwa diluar sudah gelap, saya lalu pamit, diakhiri ucapannya, "good luck for your research."

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Entah karena mood saya yang sedang bagus setelah submission tugas, atau memang mengunjungi tempat impian ditambah adanya matahari, pengalaman hari ini terasa sangat berbeda dari semua perjalanan keliling Inggris sebelumnya. I won't forget the breeze, the chat, and the happiness. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun