Mohon tunggu...
Winda Am
Winda Am Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Faktor yang Mempengaruhi Ibu Tidak Memberikan ASI Eksklusif pada Bayi

20 Juni 2017   06:32 Diperbarui: 20 Juni 2017   08:06 11746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskusi kelompok terfokus / focus group disscution (FGD) (Patilima H, 2005). Metode pengumpulan data ini digunakan untuk mengali data dan informasi mengeai penghambat ibu dalam pemberian ASI Ekslusif.

  • HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan digambarkan hasil penelitian kualitatif terhadap faktor-faktor penghambat ibu dalam pemberian ASI, Dari hasil wawancara dengan informan menjelaskan bahwa faktor pemicu dalam penelitian ini adalah pengetahuan si ibu tentang ASI Eksklusif masih bervariasi. Sebagian besar menyatakan mereka tahu tentang ASI Eksklusif, namun ada beberapa ibu yang memang belum paham betul apa yang dimaksud dengan ASI Eksklusif. Ada yang menyatakan bahwa ASI Eksklusif diberikan selama enam bulan tanpa diberikan makanan tambahan lain. Namun ada juga ibu yang menyatakan bahwa ASI Eksklusif adalah ASI diberikan kepada bayi dan tidak masalah kalau diberikan makanan padat lainnya. Dari hasil penelitian terbukti bahwa masih banyak ibu yang belum memahami betul tentang ASI Eksklusif dan manfaatnya. Ada juga ibu yang paham tentang ASI Eksklusif namun dalam praktiknya mereka tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. (Nk. Aryastami Oktober 2012).

Pelaksanaan FGD dihadiri oleh 12 orang terdiri dari; dua orang pembimbing penelitian, seorang peneliti, tiga orang pembantu peneliti, dan enam orang informan. Kelas FGD secara melingkar dengan bahan diskusi berupa pertanyaan penelitian yaitu; faktor pertanyaan tentang pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan promosi PASI.

Hasil diskusi ini dapat digambarkan bahwa lima diantara enam informan merasa bahwa factor umur,pendidikan,dan pekerjaan tidak mengganggu untuk memberikan ASI esklusif, tetapi belum mengetahui secara benar tentang apa itu ASI Esklusif, sedangkan satu informan diantaranya telah mengetahui karena didukung oleh keluarga (mertua) untuk menyusui bayinya, Pernyataan informan ini memberikan keterangan bahwa informasi petugas kesehatan tentang pemberian ASI esklusif belum diterima baik,atau informasi petugas kesehatan melalui penyuluhan masyarakat tidak sampai menyentuh ke calon para ibu yang akan menyusui bayinya secara benar. Fakta ini mencerminkan bahwa upaya penyuluhan dan pendidikan kesehatan yang dilakukan petugas perlu ditingkatkan lagi.

Satu informan merasakan menyusui bayi secara esklusif tidak mengganggu pekerjaan rumah sehari-hari dan bisa membagi waktu untuk menyusui secara baik. Proses perubahan tingkah laku dan proses belajar ini menurut (Notoatmodjo, 2003) dapat dikategorikan adanya peranan anggota keluarga dalam pengambilan keputusan,peran keluarga untuk tetap menyusui bayinya.

ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat Gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi, terkait itu ada suatu hal yang perlu disayangkan, yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi, akibatnya program pemberian ASI Esklusif tidak berlangsung secara maksimal, karena pemahaman Ibu yang masih setengah-setengah Mereka berfikir bahwa ASI yang diberikannya kepada bayi belum cukup memenuhi kebutuhan bayi.

Ada keyakinan / kekeliruan konsep bahwa susu formula itu diperlukan oleh para ibu yang persediaan air susunya tidak mencukupi kebutuhan anak, sehingga dibutuhkan susu tambahan lantaran dianggap lebih menguntungkan dan membantu mereka dengan adanya susu formula, mereka tidak perlu memberikan ASI kepada bayi mereka . Aktifitas menyusui bayi tentunya tak semudah yang dibayangkan. Saat menyusui, ibu sering menemui berbagai kendala sesuai dengan (Prasetyono.DS, 2009), sebenarnya kendala tersebut mungkin tidak terjadi andaikata ibu memperoleh informasi yang memadai, factor kendala ketika menyusui dibedakan menjadi 2 yakni : faktor Internal dan faktor Eksternal.

  • Faktor Internal.

Faktor Internal sangat mempengaruhi keberhasilan menyusui bayi diantaranya ialah kurangnya pengetahuan yang terkait penyusuan, karena tidak mempunyai pengetahuan yang memadai, ibu tidak mengerti tentang cara menyusui yang tepat, manfaat ASI, berbagai dampak yang akan ditemui bila ibu tidak menyusui bayinya dengan benar,dsbnya.

  • Faktor Eksternal.

Faktor eksternal terkait segala sesuatu yang tidak akan terjadi bila faktor Internal dapat dipenuhi oleh ibu, misalnya ASI belum keluar pada hari-hari pertama setelah kelahiran bayi, sehingga ibu berfikir untuk memberikan susu formula (prelactal feeding) kepada bayi, sebenarnya hal tersebut tidak perlu terjadi bila ibu-ibu dapat menjalankan manajemen laktasi dengan baik / berhasil.

KESIMPULAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun