Struktur sosial adalah pola perilaku dari setiap individu masyarakat yang tersusun dari sebuah sistem.Struktur sosial menurut Raymond Firth sebenarnya merupakan hubungan ideal antara bagian – bagian masyarakat yang didalamnya terdapat dinamik kehidupan individu yang kongkret dari suatu angkatan ke angkatan berikutnya dan menyebabkan suatu proses perubahan yang dapat berlangsung lambat tetapi dapat juga cepat. Struktur sosial sebagaimana yang dikemukakan oleh Raymond Firth pada dasarnya sangat terbatas pada suatu sektor hidup tertentu diantaranya adalah sistem kekerabatan. Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Pengertian kekerabatan itu sendiri yaitu suatu kelompok sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan.
Misalnya saja sistem kekerabatan masyarakat suku Jawa. Sistem kekerabatan masyarakat Jawa di dasarkan pada garis keturunan dari ke dua belah pihak ayah dan ibu. Sistem kekerabatan di Jawa antara lain Seorang ego mempunyai dua orang kakek dan dua orang nenek, Suku Jawa mengenal keluarga luas (kindred),Hak dan kedudukan anak laki-laki dan perempuan sama dimata hukum. dan di Jawa perkawinan yang dilarang antara lain: perkawinan dengan saudara sekandung (incest taboo), perkawinan pancer lanang (perkawinan antara anak-anak dari dua orang tua yang bersaudara laki-laki dan Kawin lari.
Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, di Jawa istilah-istilah kekerabatan untuk menyebut seseorang didalam kelompok kerabatnya adalah menyebut orang tua laki-laki dengan sebutan Bapak atau Rama. Menyebut orang tua perempuan dengan Simbok atau Biyung. dan kalau menyebut kakak laki-laki dengan Kamas, Mas, Kakang Mas, Kakang, Kang. sedangkan kalau menyebut kakak perempuan dengan Mbak Yu, Mbak, Yu.Menyebut adik laki-laki dengan Adhi, Dhimas, Dik, Le. sedangkan sebutan untuk adik perempuan dengan Adhi, Dhi Ajeng, Ndhuk, Dhenok.
Selamat membaca dan terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H