Mohon tunggu...
Winda Afriliani
Winda Afriliani Mohon Tunggu... -

saya winda.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Janganlah Kau Sombong, Kawan

6 November 2013   18:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:31 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


"Iya tapi kan gak sebanyak Mas xxxxx"


"Sombong banget"

Tut tut tut... Langsung kututup telpon tanpa aba-aba.


Entah kenapa aku langsung sebel kalo denger orang-orang yang menyombongkan apa yang dimilikinya baik itu harta ayahnya ataupun hasil jerih payahnya sendiri. Bukan, bukannya aku iri. Aku hanya merasa tak sepantasnya lah mereka menyombongkannya, seharusnya mereka sadar jika harta yang dimilikinya saat ini hanyalah titipan Allah SWT. Yang kaya bukanlah kamu, tapi Allah SWT.


Seharusnya kau merasa was-was saat diberi itu semua oleh Allah SWT. Was-was kau akan khilaf menggunakannya untuk hal-hal yang Allah benci. Was-was kau akan jadi lupa beramal atau bersedekah. Was-was kau akan berubah jadi manusia sombong.


Seharusnya kau tidak menganggap itu semua milikmu. Ingat di sebagian hartamu, ada hak mereka-mereka yang membutuhkan. Allah menitipkannya lewat mu. Janganlah kau lupa bersedekah apalagi jika kau jadi sombong. Berhati-hatilah kawan, jangan sampai Allah menjadi murka.


Marilah kita berkaca pada Nabi Sulaiman AS, tak perlu diragukan lagi betapa kayanya Beliau. Namun Beliau

terkenal bukan karena kekayaannya itu, melainkam karena kemuliaan dihatinya. Beliau adalah orang yang tidak berat melepas dunia. Hingga Beliau tercatat sebagai orang yang berkualitas sepanjang jaman. Lalu, mengapa kau sombong? Tak bisakah kau meneladani Beliau?


Marilah kita biasakan diri merasa dititipi bukan memiliki. Apa yang kau pegang erat saat ini hanyalah titipan yang harus kamu pertanggungjawabkan.


Analogi aja nih ya, contoh kita punya banyak uang tabungan, kemudian kita jatuh sakit lalu uang tabungan kita habis digunakan untuk berobat, lalu kenapa kita harus bersedih dan mengeluh. Padahal kan mungkin aja uang itu memang udah Allah SWT persiapkan untuk pengobatan kita.


Satu lagi nih, kita punya motor kemudian hilang atau terjual untuk suatu keperluan, langsunglah kita bersedih padahal waktu kita lahir kita kan gak sama motor masih bisa hidup sampai sekarang. Barangkali motor tersebut sudah habis masa titipnya sama kita, mungkin ada orang lain yang membutuhkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun