Mohon tunggu...
Rina Winda
Rina Winda Mohon Tunggu... -

"Kebahagiaan adalah sebuah masalah", kata Mark Manson Pecinta kaum kusam

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Cinta Terlarang, Kebebasan pun Punya Batasan

6 Maret 2019   16:08 Diperbarui: 6 Maret 2019   16:24 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada banyak hal yang tidak dapat aku ucapkan dengan kata-kata

Itulah alasan kenapa aku harus mengeluarkan air mata

Kesal, kecewa, marah

Jeritan pilu di hatisaat kita bersama

Bukan karena sikap dan perbuatan penyebabnya 

Tapi, karena persamaan yang tak dapat disatukan 

Hanya karena jarak yang tidak tampak

Tidak ada sedikit pun rasa penyesalan yang menjelma 

Hanya sebuah rasa bersalah dengan sebuah sikap ketidakpekaan

Aku ingin selalu melihatmu tertawa dan tetap di sampingku

Kusadari itu adalah sebuah keegoisan yang tidak akan pernah menjadi nyata

Tapi aku belum siap untuk sebuah perpisahan 

Kau terlalu baik untuk semuanya

Buat perasaan, perbuatan, perhatian, juga rasa sayangmu

Terkadang terdengar jeritan hati "Kenapa harus ada batasan?"

Kemudian kusadari kebebasan pun punya batasan 

Hanya rasa bersalah yang timbul di benak ini

Rasanya aku tak berguna, menjadi beban untukmu 

Selalu membuatmu risau, membuatmu marah, membuatmu kecewa dan bahkan membuatmu menangis

Terkadang ingin menyerah saja kepada suratan 

Jauhi saja aku, lupakan, kembalilah kekehidupan sebelum kamu mengenalku

Sebelum rasa menghancurkan semua harapanmu

Mari pulang karena sudah terlalu jauh kita berjalan dengan sebuah ketidakpastian

Berbaliklah kekehidupan sebelum kita memulai semua ini

Lupakan, lupakan semua yang terjadi

Mari kita kubur ilusi-ilusi yang kita rajut yang  membuat kita sakit

Terima kasih buat semua kebaikanmu 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun