Mohon tunggu...
Winda Hafiza
Winda Hafiza Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"Leadership Camp" Nasional Generasi Baru Indonesia 4.0 sebagai Ajang Persiapan Menghadapi Revolusi Industri

31 Desember 2018   11:15 Diperbarui: 31 Desember 2018   12:54 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

oleh : Winda Hafiza

Revolusi Industri 4.0 menjadi topik pembahasan paling menarik dalam rangkaian acara Leadership Camp Generasi Baru Indonesia (GenBi) yang digelar pada tanggal 7-11 Desember di Bogor 2018 kemarin. Materi ini disampaikan dengan sangat ringan namun mudah dipahami oleh Bapak Mirza Adityaswara selalu Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia yang hadir saat malam pembukaan acara Leadership Camp 4.0.

Dalam penyampaiannya tentang era Revolusi Industri 4.0, sejatinya menuntut negara-negara berkembang seperti Indonesia memiliki kesiapan untuk menghadapi globalisasi. Karena proses globalisasi tidak bisa dibendung melainkan diterima dengan segala kesiapan. 

Indonesia sudah memasuki era Industri 4.0 yang ditandai dengan serba digitalisasi dan otomasi. Misalnya dalam industri makanan dan minuman, berdasarkan data yang rilis oleh Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) pada April 2018, dari 6.875 industri makanan dan minuman skala menengah besar, sudah 20% yang menuju industri 4.0, meski belum di seluruh rantai nilai produksi.

Sumber : Kementrian Perindsutrian
Sumber : Kementrian Perindsutrian
Sehingga dengan perubahan pesat yang akan kita hadapi dari tahun ke tahun masyarakat perlu mengetahui arti penting keberadaan teknologi yang mengambil bagian penting dari revolusi industri. Pak Mirza memaparkan salah satu contoh nyata di masyarakat tentang bagaimana transportasi online menjelma menjadi transportasi yang lebih digemari dibanding transportasi konvensional. 

Meski banyak terjadi pergesekan diawal kemunculannya, seiring dengan berjalannya waktu masyarakat perlahan beradaptasi dengan perubahan dan mulai memahami arti penting teknologi.

Pengguna aplikasi transportasi online mau tidak mau harus mulai memahami sistem kerja aplikasinya. Bersiap dengan perubahan sistem operasi di HP dan mulai mencoba memahami sistem kerja google maps yang dulu asing. Tapi setelah belajar, masyarakat akhirnya terbiasa dan menikmati semua kemudahan berkat pengetahuannya tentang teknologi.

Teknologi di era revolusi industri merobahkan sekat-sekat yang selama ini menghalangi laju informasi dalam masyarakat. Pak Mirza menegaskan, sebagai pemuda dan pemudi yang terdidik, anggota GenBi harus selektif dalam menerima setiap informasi yang datang. Memfilter serta mengklarifikasi kebenaran akan suatu informasi menjadi sangat penting karena banyaknya hoax yang tersebar. Bahkan Bank Indonesia pun tak luput dari hoax yang seolah menjadi bagian dari informasi itu sendiri. 

Sebagai persiapan diri dalam menghadapi revolusi industri, GenBi diminta mampu meningkatkan kualitas diri sebagai pemuda dan pemudi yang selanjutnya akan memimpin Indonesia. Keahlian dalam menguasai bahasa Inggris sebagai bahasa internasional harus ditingkatkan agar kita bisa berkomunikasi di ranah internasional dengan lebih baik. 

Selain itu pengetahuan dalam teknologi juga perlu diperhatikan, melihat kenyataan bahwa lapangan kerja lebih membutuhkan mereka yang punya keahlian dalam bidang teknologi. Contohnya saat toko-toko konvensional beralih ke toko online, mereka bisa memangkas pengeluaran dengan mempekerjakan lebih sedikit karyawan. 

Mereka tak lagi butuh beberapa orang untuk mengurusi toko, dan pada akhirnya pegawai yang dipertahankan adalah mereka yang mahir di bidang online marketing dan punya pengetahuan tentang jaringan maupun seorang analisis sistem penjualan.

Sejalan dengan yang disampaikan Pak Mirza, bahwa Indonesia  bisa saja mewujudkan prediksi masuk dalam 5 besar perekonomian terbesar di dunia.Tapi ini bisa kita wujudkan hanya dengan meningkatkan kualitas SDM, mau belajar dan berkontribusi nyata. "Kalau hanya debat di sosial media tapi kurang belajar dan kurang kerja, The Big 5 yang diprediksi untuk perekonomian Indonesia hanya akan jadi mimpi belaka" sambungnya. 

Oleh karena itu, pemerintah harus bisa mendorong semua lapisan masyarakat lebih peduli dan memahami era Industri 4.0. Dengan memberi pemahaman yang lebih, masyarakat dengan sendirinya akan terdorong untuk bersiap menghadapi sekaligus merespons perubahan-perubahan yang telah disampaikan sebelumnya. 

Dan yang menjadi sangat penting adalah mendorong sektor pendidikan nasional dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, menyesuaikan kurikulum pendidikan dengan tantangan dan kebutuhan pada era sekarang ini. Kurikulum yang membuka akses bagi generasi milenial mendapatkan ilmu dan pelatihan untuk menjadi pekerja yang kompetitif dan produktif.

Bahkan Presiden Joko Widodo sudah meresmikan sebuah roadmap atau peta jalan mengenai strategi Indonesia dalam implementasi memasuki Industri 4.0 di Jakarta Convention Center. Peluncuran ini termasuk pada rangkaian acara Indonesia Industrial Summit 2018 yang diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.  

Dalam acara ini juga hadir sinergi lintas Kementerian seperti Menteri Perindustrian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, Menteri Komunikasi dan Informatika, serta Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.  Tidak hanya itu, hadir juga pelaku industri diantaranya PT SIEMENS Indonesia, Barry Callebaut, PT GE Indonesia, PT Chandra Asri Petrochemical, Tbk., PT Pan Brothers, PT Sri Rejeki Isman (Sritex), IBM Indonesia, PT Astra Otoparts, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Cisco Systems Indonesia, dan PT Samsung Electronics Indonesia.

Dalam kegiatan ini Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Ngakan Timur Antara menyampaikan, bahwa kinerja sektor perindustrian terus menunjukkan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan ekonomi nasional. Berdasarkan nilai tambah manufaktur (Manufacturing Value Added), posisi Indonesia di dunia melesat dari peringkat ke-11 pada tahun 2015 menjadi peringkat ke-9 tahun 2016 yang melampaui Inggris dan Kanada.

Sumber : Kementrian Perindsutrian
Sumber : Kementrian Perindsutrian
Berikut 10 Strategi dapat membantu eksekutif senior menavigasi ketidakpastian dalam beberapa tahun ke depan secara sistematis dan menguntungkan yang pertama yaitu perbaikan alur aliran barang dan material. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa mereka sedang menyusun strategi sumber material secara nasional, yang diharapkan dapat mengurangi impor bahan baku maupun komponen dan memacu sumber daya alam kita agar bernilai tambah tinggi. 

Yang kedua yaitu mendesain ulang zona Industri dengan melihat secara geografis, aspek transportasi, infrastruktur, dan lainnya sehingga komprehensif antar lintas sektor. 

Selanjut peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dimana Indonesia akan merombak kurikulum pendidikan dengan lebih menekankan pada Science, Technology, Engineering, the Arts, dan Mathematics (STEAM), serta meningkatkan kualitas sekolah kejuruan.

Dalam pemberdayaan UMKM yang mendominasi 70% pelaku usaha Indonesia Menteri Perindustrian menyatakan pemerintah berkomitmen untuk mendukung pelaku usaha UMKM dengan membangun platform e-commerce, yang juga bisa dimanfaatkan petani dan pengrajin serta membangun sentra-sentra teknologi dalam rangka meningkatkan akses UMKM terhadap akuisisi teknologi dan memberikan dukungan mentoring untuk mendorong inovasi.

Yang kelima yaitu insentif untuk investasi teknologi dimana Indonesia akan meluncurkan dana investasi negara untuk dukungan pendanaan tambahan bagi kegiatan investasi dan inovasi di bidang teknologi canggih. 

Selanjutnya dalam pembentukan ekosistem inovasi pemerintah dikatakan segera mengembangkan cetak biru pusat inovasi nasional, mempersiapkan percontohan pusat inovasi dan mengoptimalkan regulasi terkait, termasuk di antaranya yaitu perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan insentif fiskal untuk mempercepat kolaborasi lintas sektor diantara pelaku usaha swasta atau BUMN dengan universitas.

Dalam strategi untuk menarik minat investor, Airlangga menyatakan bahwa Indonesia akan aktif melibatkan perusahaan manufaktur global, memilih 100 perusahaan manufaktur teratas dunia sebagai kandidat utama dan menawarkan insentif yang menarik, dan berdialog dengan pemerintah asing untuk kolaborasi tingkat nasional

Strategi ke delapan yaitu harmonisasi aturan dan kebijakan merupakan langkah yang dapat mendukung daya saing industri dan memastikan koordinasi pembuat kebijakan yang erat antara kementerian dan lembaga terkait dengan pemerintah daerah.

Selanjutnya dalam pembangunan infrastruktur digital nasional indonesia akan melakukan percepatan pembangunan infrastruktur digital, termasuk internet dengan kecepatan tinggi dan meningkatkan kemampuan digital melalui kerja sama antara pemerintah dengan publik dan swasta untuk dapat berinvestasi di teknologi digital seperti cloud, data center, security management dan infrastruktur broadband.

Terakhir untuk mengakomodasi standar keberlanjutan, Indonesia akan membangun kemampuan industri nasional, seperti yang berbasis teknologi bersih, tenaga listrik, biokimia, dan energi terbarukan. 

Dengan adanya Making Indonesia 4.0 diharapkan menjadi acuan yang jelas dalam menghadapi segala perubahan yang akan terjadi di Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun