Pandemi COVID-19 ini seperti mimpi.
Awal tahun 2020 masih bisa haha hihi bercanda tentang virus corona yang mulai merebak di Kota Wuhan, China, Desember 2019 lalu. Masih yakin kalau virus tersebut tidak akan sampai ke Indonesia.
Namun semua berubah pada 2 Maret 2020, saat Presiden Joko Widodo menyatakan ada dua kasus positif terinfeksi COVID-19 di Depok yang diduga tertular dari warga negara Jepang yang terbang dari Malaysia. Lalu, setelah itu jumlah kasus baru terus muncul dan meningkat dengan cepat tak terbendung hingga hari ini.
Semua mulai panik dan kelabakan berbondong-bondong ke apotek membeli hand sanitizer dan masker dengan jumlah tak wajar.
Saya juga menjadi saksi betapa banyak orang yang memborong bahan pangan, mulai dari daging ayam, beras, gula, sampai bahan pokok lainnya.
Ini semua buah dari kekhawatiran di masyarakat sehingga menimbulkan respon tindakan belanja secara masif sebagai upaya penyelamatan diri, tanggapan dramatis hingga perlu menghamburkan uang dengan harapan dapat melindungi diri mereka sendiri.
Maraknya orang yang memburu suatu barang memengaruhi sisi permintaan. Sebagaimana hukum permintaan dan penawaran dalam ekonomi berlaku yakni jika terjadi permintaan tinggi karena jumlah barang yang sedikit, maka harga barang akan semakin mahal.
Sebagai gantinya saya membuat sendiri masker dari kain, saya jahit sendiri dengan melihat tutorial yang tersebar di youtube. Sedangkan hand sanitizer saya racik sendiri dari bahan daun kemangi, lidah buaya dan kulit jeruk yang sudah dihaluskan. Memanfaatkan bahan alami selagi fungsinya sama dan bisa menghemat uang.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona Achmad Yurianto mengatakan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir lebih efektif daripada hand sanitizer, jadi saya dan keluarga lebih sering cuci tangan daripada menggunakan hand sanitizer.
Dampak wabah  COVID-19 betul-betul mengerikan. Bukan cuma merenggut ribuan nyawa, tapi juga membuat gonjang-ganjing ekonomi dunia. Di Indonesia, gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sudah di depan mata. Tak terelakkan lagi, pasti terjadi.
Pandemi corona dan imbauan #dirumahaja dari pemerintah telah membawa efek. Aktivitas pelaku usaha terdampak. Pusat perbelanjaan atau mall, bisnis perhotelan dan pariwisata, maskapai penerbangan, hingga UMKM dan pedagang kecil sepi. Orderan ojek dan taksi online tak seramai biasanya.