Mohon tunggu...
Win Ruhdi Bathin
Win Ruhdi Bathin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani kopi

saya seorang penulis, belajar menulis.....suka memoto, bukan fotografer...tinggal di pedalaman Aceh sana. orang gunung (Gayo). Kini coba "bergelut" dengan kopi arabika gayo olahan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Zaini Bukan Profesor

15 Agustus 2023   14:06 Diperbarui: 15 Agustus 2023   14:28 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zaini Bukan Profesor..

10 orang siswi SMK -PP, sedang melakukan Merdeka Belajar di Kebun Zaini , Blang Gele Takengon . 

SMK-PP Negeri Saree, dengan nama lengkap Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian Negeri Saree adalah sebuah Sekolah Menengah Kejuruan milik Provinsi Aceh yang berlokasi di Wilayah Saree Sukadamai, Lembah Seulawah, Aceh Besar, Aceh, Indonesia. 

Sekolah ini mulai dibangun pada tahun 1967. Kesepuluh siswa ini akan praktek selama tiga bulan disana. Selama tiga bulan , siswa 8mi mendapat 540 jam belajar. Dengan materi 29 - 35 materi, semua tentang kopi Arabica. 

Dari pembibitan hingga pasar dunia. Zaini tidak bergelar Profesor, Doktor, Insinyur. Hanya warga biasa yang belajar ilmu kopi secara otodidak dan ilmu pengalaman. Namun, banyak sekolah resmi pertanian di Aceh memintanya mendidik siswa dan mahasiswa mereka bersama Zaini.

 Sebagian tawaran mendidik siswa ini terpaksa ditolak Zaini, karena keterbatasan tempat di kebunnya. Lahannya yang 5 rante, selain intuk kebun kopi, rumah pribadinya. 

Selebihnya dibangun Zaini fasilitas tempat untuk belajar dan praktek bertani kopi. Zaini yang memiliki kemampuan keuangan terbatas untuk sarana dan prasarana belajar, pernah menawarkan tanahnya untuk fibangun sarana publik belajar. 

Lewat aspirasi Dprk, Csr perusahaan dan dinas terkait. Tapi tak satupun dari lembaga itu bisa membantu Padahal Zaini berani bertanggunghawab untuk semua sarana itu dengan menghibahkan tanahnya.

 Zaini yang mengajar dan mendidik generasi berikutnya mahir bertani modern, ternyata tidak didukung instansi manapun. Akhirnya Zaini mengelola sendiri, dengan dana pribadinya yang seadanya dan terbatas.

 Pertanyaannya adalah jika orang sekelas Zaini yang mengabdikan dirinya mendidik orang lain tidak mendapat bantuan. Lalu kemana perginya dana dana daerah Csr dan aspirasi wakil rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun