Mohon tunggu...
Win Ruhdi Bathin
Win Ruhdi Bathin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani kopi

saya seorang penulis, belajar menulis.....suka memoto, bukan fotografer...tinggal di pedalaman Aceh sana. orang gunung (Gayo). Kini coba "bergelut" dengan kopi arabika gayo olahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Temuan Aksara Gayo Harus Ditindaklanjuti

26 Oktober 2017   10:20 Diperbarui: 26 Oktober 2017   10:32 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr.Joni, ahli filsafat gayo (dokpri)

Ketut Wiradnyana
Temuan Aksara Gayo Harus Ditindaklanjuti

Pakar prasejarah Sumatra, Ketut Wiradnyana mengatakan temuan aksara Gayo  harus ditindaklanjuti. Menurut Ketut Wiradnyana dari Balai Arkeologi Medan, temuan tersebut ditindaklanjuti dengan penelitian yang lebih khusus dan mendalam "Dinas yang terkait dengan temuan ini, seperti dinas kebudayaan harus mulai melakukan dengan mengumpulkan bukti -bukti yang terkait temuan ini", kata Ketut (Rabu, 25/10/2017)

Dikatakan ,  aksara Gayo yang telah diseminarkan ini perlu diteliti agar diketahui apakah aksara ini baru dibuat atau memang merupakan warisan budaya Gayo yang sudah ada sejak dahulu. "Perlu diketahui  apakah teks aksara Gayo ditulis atau disimpan pada daun, kayu atau pada batu. Ini yang harus dicari seperti di tempat lain yang tertulis di daun lontar dll", jelas Ketut.

Dr.Ketut Wiradnyana, pakar prasejarah sumatra (dokpri)
Dr.Ketut Wiradnyana, pakar prasejarah sumatra (dokpri)
Karena menyangkut penelitian, diperlukan waktu dan biaya , untuk itulah dinas terkait harus terlibat karena menyangkut khasanah kekayaan budaya.Selain itu, tambah Ketut  , temuan aksara Gayo harus ditindaklanjuti dengan ilmu Filologi.

Ketut Wiradnyana , peneliti senior di Balar Medan akan kembali melakukan penelitian prasejarah di Gayo pada bulan November nanti.
"Penelitian nanti masih melakukan penggalian di Mendale dan di Loyang Putri Pukes. Di Loyang Pukes pernah ditemukan batu kapak", papar Ketut yang dijuluki Aman Met atau Bapak Mayat.

Sependapat dengan Aman Met, Dr. Joni, pakar Peri Mestike Gayo (filsafat Gayo) mengatakan bahwa penemuan aksara Gayo harus diikuti dengan penelitian ilmu Filologi . Pemangku kepentingan dari dinas terkait harus meneliti dengan melibatkan para ahli yang terkait.

Dr.Joni, ahli filsafat gayo (dokpri)
Dr.Joni, ahli filsafat gayo (dokpri)
(Win Ruhdi Bathin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun