Mohon tunggu...
Lyfe

Mari Kita Tambah Wawasan dengan Mengetahui Budaya di Desa Jambesari

1 April 2017   20:39 Diperbarui: 1 April 2017   20:46 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Desa Jambesari adalah salah satu daerah di Kecamatan Jambesari Darus Sholah tepatnya di Kabupaten Bondowoso. Budaya yang mentradisi didaerah ini yaitu Kentrung.

Kentrung merupakan kesenian tradisional sastra lisan yang mewujudkan sarana komunikasi rakyat melalui simbol-simbol. Simbol di­gambarkan lewat penokohan dan kehidupan masyarakat. Selain itu, juga tentang po­litik, ekonomi, idiologi, sosi­al, budaya dan keamanan. Salah satu masyarakat didaerah ini mengatakan bahwa komunikasi yang disampaikan merupakan ung­kapan melalui kritik dan pe­san moral dikemas halus de­ngan bahasa kentrung. Menurut dia, kentrung merupakan sastra lisan atau teater lisan yang diwariskan dalam bentuk lisan di lingku­ngan masyarakat. Pertunjuk­an Kentrung dimainkan oleh dalang dan panjak yang mendongeng tanpa menggu­nakan wayang. Musik yang mengiringi kendang dan tamburin serta instrumen lain se­perti jidor, terbang, templeng dan gong.

Kesederhanaan tampilan dengan menggunakan baha­sa Indonesia dan dialek da­erah yang mudah dimengerti sehingga ceritanya mudah di­terima masyarakat, khusus­nya masyarakat menengah ke bawah.

Pengertian kata kentrung dibedakan menjadi dua yak­ni berdasarkan penyingkatan dua kata dan bunyi yang di­keluarkan oleh instrumen. Ada yang mengatakan bah­wa perkataan Kentrung bera­sal dari kata Ngre’ken (meng­hitung) dan Ngantung (ber­angan-angan). Maksudnya mengatur jalannya dengan berangan-angan. Ada juga yang mengatakan berasal dari kata Kluntrang-Kluntrung yang artinya pergi dan me­ngembara kesana kemari.

Dari dua pengertian yang lebih mendekati cocok ada­lah pengertian didasarkan bunyi instrumen musik ken­trung, berwujud rebana/ter­bang yang berbunyi trung. Mengenai pengertian ken­trung bisa bermacam-ma­cam tergantung dari penafsi­ran dalangnya.

Sepanjang pementa-sanya Kentrung hanya diisi oleh seorang dalang yang merangkap sebagai penabuh gendang dan ditemani oleh penyenggak. Personel me­megang instrumen jidor, ketipung/kempling/timplung, dan kendang.

Kentrung pada zaman du­lu pemainnya hanya duduk mendengarkan ki dalang berceritera dan terkadang pe­main lainnya nembang, pa­rikan dan berpantun. Dalam perkembangannya pemain kentrung sudah bisa berek­spresi memerankan tokoh seperti pemain ludruk dan kesenian ketoprak.

Kentrung sering dimanfa­atkan masyarakat dalam ha­jatan dan pesta. Misalnya khitanan, perkawinan, tingkepan, boyongan rumah, ulang tahun istansi. Tetapi dalam perkembangannya kentrung bisa untuk dialok interaktif dalam seminar di perguruan tinggi dan sekolah-sekolah tertentu.

Kentrung juga sering di­gunakan acara yang bernu­ansa religius dengan cerita tentang Nabi Muhammad, Nabi Musa, dan Nabi Yusuf, zaman Walisongo dan Ma­taram Islam (Babad Tanah Jawa). Kisah lainnya tentang Syeh Subakir, Ahmad Muhamad, Kiai Dullah, Amir Ma­gang, Sabar-subur, Marmaya Marmadi Ngentrung, Ajisoko dan cerita panji.

Selain itu mengenai nilai-nilai tasawuf dengan mengu­pas berbagai topik seperti purwaning dumadi, keutaman, kasampurnan urip, dan sangkan paraning dumadi.

Pengatur
 Kentrung mempunyai be­berapa unsur yang setiap pertunjukan yaitu:

  • Dalang, adalah pemba­wa cerita yang sekaligus menjadi pengatur jalan ce­rita. Dalang Kentrung hampir sama dengan dalang wa­yang, kesamaan tersebut dalam hal mengubah karak­ter suara sesuai dengan la­kon yang sedang berdialog.
  • Cerita, merupakan un­sur kedua dalam pertunjukan kentrung. Cerita yang biasa diangkat oleh dalang adalah cerita kerajaan, legenda, Wali, Nabi, dsb.
  • Instrumen pengiring merupakan hal yang penting dalam membawakan sebuah cerita, karena dengan Instru­men masyarakat tertarik mendengarkan cerita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun