- Pembentukan Identitas Kolektif: Kelompok-kelompok teroris sering kali membangun identitas kolektif yang eksklusif, membedakan antara "kita" sebagai umat yang benar dan "mereka" sebagai musuh. Hal ini membuat mereka merasa bahwa serangan terhadap "musuh" adalah jihad yang sah.
 3. Motivasi di Balik Gerakan Teroris Berbasis Jihad
Ada beberapa faktor motivasional yang mendorong kelompok teroris untuk menggunakan makna jihad yang menyimpang:
- Ideologi Politik: Bagi banyak kelompok teroris, tindakan kekerasan adalah bagian dari strategi politik untuk mendapatkan kekuasaan atau mengukuhkan pengaruh di wilayah tertentu. Mereka percaya bahwa jihad dalam bentuk kekerasan akan memberi mereka dukungan atau legitimasi dari masyarakat yang mereka kendalikan.
- Ketidakpuasan Sosial dan Politik: Beberapa individu bergabung dengan kelompok teroris karena merasa kecewa dengan ketidakadilan sosial atau tekanan politik yang terjadi di negara mereka. Mereka melihat aksi terorisme sebagai "jalan keluar" dari situasi yang mereka anggap tidak adil.
- Indoktrinasi dan Brainwashing: Sebagian besar anggota kelompok teroris direkrut melalui indoktrinasi sistematis dan proses brainwashing, yang membuat mereka percaya bahwa tindakan mereka adalah bentuk "perjuangan suci." Hal ini sangat efektif untuk merekrut pemuda yang rentan dan memiliki pemahaman agama yang minim.
- Kebutuhan Ekonomi: Beberapa individu terlibat dalam kelompok teroris karena tekanan ekonomi. Mereka mungkin merasa bahwa bergabung dengan kelompok tersebut dapat membantu mereka dan keluarga dari kesulitan finansial.
 4. Dampak dari Penyalahgunaan Makna Jihad oleh Teroris
Penyalahgunaan makna jihad oleh kelompok teroris memiliki dampak yang signifikan di dunia modern. Dampak tersebut bukan hanya dirasakan oleh umat Muslim, tetapi juga oleh masyarakat global secara luas.
 a. Dampak Sosial
Distorsi jihad menyebabkan masyarakat luas, terutama di negara-negara Barat, mengalami ketakutan terhadap Islam atau Islamofobia. Orang-orang cenderung mengasosiasikan Islam dengan kekerasan dan terorisme, sehingga memunculkan prasangka buruk terhadap umat Muslim. Akibatnya, umat Muslim di berbagai belahan dunia sering kali menghadapi diskriminasi, penindasan, bahkan tindak kekerasan.