Mohon tunggu...
Wina Sulistiana
Wina Sulistiana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

cinta dan selalu ingin tahu tentang filsafat, psikologi, dan pengembangan diri

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Hidup Hanya Sebatas Bertahan: Paradigma Survival

26 Februari 2024   07:00 Diperbarui: 26 Februari 2024   07:27 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan ketika hal buruk terjadi dan terasa seperti sebuah kegagalan, hal ini bisa dijadikan pembelajaran yang kemudian akan membentuk identitas dan menjadikan seorang survival lebih dewasa dan sehat dalam menjalani kehidupan. Ini bukan tentang ketidakmampuan mengatasi masa-masa sulit, ini tentang tumbuh dari masa-masa sulit tersebut. Jadi nikmati rasa sakitnya, belajar dari kesalahan-kesalahan, dan jadilah manusia yang lebih baik.

Ketika sudah terbiasa bersyukur atas apa yang terjadi setiap hari, survival akan mulai menyadari betapa pentingnya hal-hal kecil yang sebelumnya luput akan perhatian. Hal ini sama alaminya dengan bernapas, sesuatu yang biasanya secara otomatis dilakukan, namun kini survival dapat lebih menghargai dan mensyukurinya.

Survival tidak lagi melihat rasa sakit dari masalah yang dialami sebagai hal yang buruk. Dengan bersyukur, survival dapat mengontrol responnya terhadap apa yang terjadi dengan lebih tenang, tidak marah atau frustrasi. Jadi, pengalaman yang tadinya sangat buruk dan menakutkan bisa dilihat sebagai pelajaran yang dapat mendorong kearah kedewasaan dan kebijaksanaan.

Selain itu, kemampuan menerima segala sesuatunya juga sangat penting. Perlu disadari bahwa segala sesuatu terjadi karena suatu alasan. Baik tantangan, kegagalan, penderitaan, dan kebahagian terjadi karena suatu alasan. Termasuk semua individu yang hidup, ada untuk menjadi pribadi yang mereka inginkan. 

Begitu mulai menghargai berbagai hal, menerima dan menjalani kehidupan dengan tangan terbuka, survival akan menjadi pribadi lebih kuat, lebih bijaksana, dan pada akhirnya lebih bahagia. Perspektif baru ini membebaskan para survival untuk benar-benar dapat menjalani dan menikmati setiap momen, alih-alih hanya bertahan hidup.

Ini tentunya memberikan survival kekuatan untuk mengendalikan hidup dan melihatnya sebagai perjalanan luar biasa di mana mereka dapat memutuskan bahwa tidak ada yang dapat menghentikan mereka menjalani kehidupan yang mereka inginkan.

Meski tidak mudah mengubah kepercayaan atau perspektif lama menjadi perspektif baru yang berbeda dari sebelumnya, percayalah hal ini akan terbayarkan dengan ketenangan dan kebahagian dalam menjalani hidup. 

Jadi apakah Anda juga termasuk dalam survival paradigma? Then let's LIVE your life. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun